Chapter 17 - Tersesat

1.7K 141 5
                                    

Sekarang hari sudah larut malam dan Alesa sudah sangat ketakutan, banyak suara - suara aneh yang mulai ia dengar.

"Tolong, ada yang denger gue ga?!!"

Dia terus berteriak meminta pertolongan, tapi nihil tidak ada satupun orang di hutan ini.

"Please gue mohon, tolongin gue!"

Alesa sudah menangis sesegukan sambil berjalan mencari jalan dengan bermodal handphone nya sebagai senter.

Sialnya handphone nya mati karna baterai nya habis, Alesa mulai panik dan berjalan sembarang arah.

Karna gelap dia terjatuh dan menabrak rimbun nya rumput tajam.

"Aw...ck..Sialan!" Alesa berusaha berdiri lagi mencari pertolongan.

Sementara di sisi lain Ardan terus mencari keberadaan Alesa.

Dia ingat ketika di pos 3 Ardan sempat melihat tanda bendera yang sedikit berantakan apa mungkin itu ulah Alesa.

"Dan ko bengong, ayo cari lagi" ucap Reyhan yang mengagetkan lamunan Ardan.

"Gue inget sesuatu. Gua pergi dulu!" ucap Ardan.

Dia langsung pergi berlari di gelap nya malam dengan hp sebagai senter.

Ardan menyusuri pos 3 dan melihat jalanan yang bercabang, mungkin Alesa tersesat di hutan dalam. Ardan langsung lari tanpa memperdulikan apapun.

Alesa terus berjalan di kegelapan, bayangan tentang Ayahnya dan kakak nya terus berputar di kepala nya. Alesa takut gelap dan dia trauma akan kegelapan.

Lagi - lagi dia terjatuh dan parah nya terluka karna tangan nya terkena bambu runcing yang cukup tajam.

Tak hanya itu bahkan keningnya juga memar dan berdarah akibat terjatuh tadi.

"Tolong!!" Teriaknya melengking keras, berharap ada seseorang yang mendengar nya.

"Siapapun Tolong Caca!"

Alesa menangis tidak kuat lagi berjalan, bahkan sekarang dia sudah duduk lemas.

"Tolong Ayah jangan bunuh ka Adera, tolong!!" Racau nya tidak jelas.

Alesa seperti melihat bayangan kakak nya yang tergeletak penuh darah di hadapan nya.

Sepertinya trauma nya kambuh, dia takut kegelapan.

"Tolong!" Teriaknya serak suara nya sudah habis dia keluarkan.

Alesa berharap semoga ada seseorang yang menolongnya dan Alesa janji jika orang itu
laki - laki maka dia tidak akan melupakan jasanya dan berusaha untuk mencintainya.

Tapi jika itu perempuan Alesa akan menganggap nya sebagai keluarga nya sendiri.

Alesa yakin dia akan mati disini, tidak akan ada seseorang yang menolong nya di hutan ini.

Andai saja Alesa punya Doraemon pasti hidupnya tidak akan seperti ini, tidak akan ada orang yang membenci nya.

Selama ini Alesa menyembunyikan rasa kesepian nya dibalik topeng sombong seorang Alesa.

"Tolong, please" ucapnya sekali lagi.

Ardan bisa mendengar seseorang seperti meminta tolong dan suara itu seperti Alesa, dia yakin itu Alesa.

"Alesaaa lo dimana?!!" Teriak Ardan melengking di hutan ini.

Bahkan Ardan tidak takut jika bertemu dengan hewan buas.

Samar - samar Alesa mendengar seseorang memanggil namanya, apa itu hanya khayalan atau pendengaran Alesa yang salah?

"Alesa jawab gue lo dimana?!" Teriak Ardan sungguh Ardan khawatir sekarang dengan cewek itu.

Alesa benar - benar mendengar suara itu, dan suara itu adalah suara Ardan, Alesa sangat yakin itu.

"Tolong" teriak Alesa dengan sisa suaranya ia berteriak.

"Alesa!!"

Ardan langsung berlari dan betapa terkejutnya Ardan melihat Alesa dalam kondisi yang sangat buruk.

Bahkan tangan sampai sikutnya berdarah, bajunya juga robek, mengenaskan.

Ardan langsung berlari memeluk Alesa
Yang menangis tersendu - sendu.

Cewek itu juga memeluk Ardan erat seakan - akan Ardan tidak boleh pergi dari nya.

"Ardan, gue takut" ucapnya memeluk erat Ardan.

"Gausah takut, ada gue sekarang"

Ardan mencoba menenangkan Alesa yang terus menangis di pelukan Ardan.

"Tolong Ka Adera, dia kesakitan Dan, di sini gelap gue takut Ayah bunuh gue"

Ardan mencerna perkataan Alesa. Apa mungkin Alesa memiliki trauma, siapa Adera dan kenapa dia memanggil Ayah nya dengan sebutan pembunuh.

"Lo tenang ya, ada gue disini, maafin gue Sa, gua gagal ngejaga lo" ucap Ardan yang memeluk Alesa erat.

Ardan melihat tangan kanan Alesa yang banyak darah serta bajunya yang sobek.

Ardan tau itu pasti sakit, tapi Alesa terus menangis meminta tolong tanpa memperdulikan kondisi nya.

Ardan melepaskan hoodie yang dia pakai, lalu memakaikan nya kepada Alesa, dia harus membawa Alesa pergi dari sini.

"Kita pulang yah?" Tanya Ardan lembut.

Alesa menatap Ardan intens, dia tersenyum melihat Ardan lalu memeluk nya lagi.

Sekarang Ardan hanya memakai kaus putih tipis dan penampilan nya yang sangat berantakan, bahkan kaca mata nya tadi jatuh saat Ardan berlari.

"Sa ayo pulang!" ajak Ardan sekali lagi, tapi Alesa tidak lagi terisak bahkan dia sudah tidak lagi berbicara meminta tolong.

"Sa, bangun!!"

Ardan menepuk pipi Alesa pelan, tapi Alesa tetap tertidur.

Alesa pingsan dan Ardan segera menggendong nya, membawa nya keluar dari hutan ini.

🌵🌵🌵

Ardan kembali ke tenda dengan Alesa yang di gendong nya, semua orang menatap Ardan dengan tatapan yang sulit di Artikan.

"Caca, astaga lo kenapa!?" Tanya Cindy khawatir.

Bukan nya menjawab Ardan malah pergi membawa Alesa ke salah satu Alumni yang bernama Andri.

"Dri gue pinjem mobil lo. Nanti gue beliin yang baru!" ucap Ardan kepada Andri.

"Lo mau kemana, camping nya blum selesai?"

"Lo mau jadi salah satu Alasan orang mati?" Tanya Ardan.

Andri langsung memberikan kuncinya ke tangan Ardan yang sedang kesusahan menggendong Alesa.

"Hati - hati lo, kalau gamau jadi salah satu Alesan orang mati!!" Teriak Andri yang di acuhkan oleh Ardan.

Semua orang menatap mereka berdua Aneh, tapi dengan cepat Andri menyuruh mereka untuk berhenti menatap mereka.

"Bubar kalian!!"

Cindy, Reyhan dan Arya yang melihat Alesa seperti itu ikut khawatir, tadinya mereka ingin menyusul tapi Alumni itu tidak memperbolehkan nya.

Stefany yang melihat itu tertawa bahagia dalam hati nya, karna dia telah berhasil membuat Alesa seperti itu, ini adalah hari yang menyenangkan dan semoga saja Alesa tidak selamat.

~°°°~

Selamat malam.

Ga bosen - bosen bilang :

Kasih bintang dan Comment yang banyak. Yuk bisa yuk sampe ending🥰🥺🧡🌵

Salam

©Xyznebula

My Geeky Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang