Alesa diam memandang Danau yang sudah sangat sepi, dia masih bersama dengan Ardan mencoba menenangkan fikiran nya.
Sebenarnya hari sudah malam tapi Alesa tidak berniat pulang, dia tidak ingin bertemu lagi dengan Ayah nya.
"Udah jangan nangis, lo jelek kalau nangis" ucap Ardan mencoba membuat Alesa tertawa.
"Dimata lo gue kan ga pernah terlihat cantik" ucap nya dengan senyum yang di paksakan.
"Hmm..kalo ada Clea pasti dia akan bilang
'Aunty sangat cengeng sekali uncle, lebih baik Uncle cari pacar baru saja" ucap Ardan menirukan suara Clea.Alesa tertawa dia tersenyum karna ucapan Ardan, meskipun hati nya masih terasa sakit.
"Hmm..Itu mungkin akal - akalan lo, mana mungkin Clea bicara gitu"
"Clea sama Cleo itu bermulut pedas, mereka turunan dari kedua orang tua nya" jelas nya kepada Alesa.
"Pantas mereka kaya gitu"
"Ini udah malem, lo gamau pulang?" Tanya Ardan menatap Alesa.
Alesa menggelengkan kepala nya, dia bingung sekarang harus pergi kemana. Di rumah nya masih ada Ayah nya dan Alesa benci akan hal itu
"Mau cerita sama gue?" Tanya nya lagi.
"Hmm"
"Kenapa Lo bisa benci sama Ayah lo?" Tanya nya lagi.
"Gue sayang sama dia, tapi rasa benci gue lebih besar ketimbang rasa sayang"
Alesa menghembuskan nafas nya kasar. Dia teringat kejadian lima tahun lalu ketika semuanya masih berjalan baik - baik saja.
Flashback on...
Saat itu Alesa senang sekali karna Ayah nya memenangkan tender perusahaan terbesar, Ayah mengajak Alesa dan Adera makan di sebuah Restoran bersama - sama.
Setelah itu mereka pergi ke sebuah Apartemen, Apartemen itu masih baru pemberian dari Ayah untuk Adera dan juga Alesa.
Adera putra Mauren, kakak Alesa yang sudah berusia 17 tahun dan sangat menyayangi nya, mereka bagaikan lem dan prangko tidak dapat terpisahkan.
Mereka selalu berkumpul di apartemen, Alasan nya Apartemen Ayah nya sangat dekat dengan perusahaan Ayah. Jadi mereka bisa bertemu dengan Ayah kapan pun mereka mau, tapi suatu hari Alesa pergi bersama mamah nya ke supermarket. Adera tidak ikut dia di Apartemen bersama sang Ayah menunggu Alesa dan juga mamah nya.
Saat Alesa kembali bersama mamah nya, dia melihat Adera yang tergeletak dengan darah yang mengalir deras di kepala nya. Parah nya lagi Alesa melihat Ayah nya yang memegang pistol di tangan nya.
Alesa tidak menyangka Ayah akan melakukan hal itu kepada Adera, kakak yang sangat dia sayangi.
Tidak ingin ada kesalahpahaman Akhirnya polisi menyelidiki kasus tersebut, tapi tidak ada bukti bahwa Ayah nya dalang dari semua itu.
Semua rekaman Cctv hilang, saat di jam itu. Tapi Alesa berfikir bahwa Ayah nya yang sudah membunuh Adera, karna dia terus menangis meminta maaf bahkan pria itu tidak henti - henti nya meminta maaf kepada Alesa dan mamah nya.
Di saat pemakaman Adera bahkan pria itu tidak hadir dan Alesa benci semua kenyataan itu, dari sikap nya Alesa bisa menebak bahwa dia yang sudah membunuh kakak nya. Hingga saat ini Ayah nya dan juga Alesa tidak saling bicara, bahkan Alesa membenci nya.
Alesa selalu menanyakan kenapa Ayah nya tega membunuh Adera, tapi setiap Alesa bertanya pria itu malah mengunci nya di ruangan gelap bahkan tidak memperdulikan nya, maka dari itu Alesa takut kegelapan.
Dan sekarang dia menampar Alesa membuktikan bahwa memang dia
benar - benar salah.Dia jarang sekali di rumah, dia sibuk dengan pekerjaan nya dan sikap nya yang selalu bermain dengan perempuan,tidak memperdulikan perasaan mamah nya.
"Gue benci sama Ayah, di saat semua cewek bilang kalau cinta pertama mereka Adalah Ayah nya, tapi menurut gue, Ayah adalah patah hati pertama gue!" Ucap nya dengan Air mata yang sudah mengalir membanjiri muka nya.
Ardan tidak percaya dengan apa yang Alesa ceritakan, dia tidak menyangka, tidak ada seorang Ayah yang tega membunuh Anak nya sendiri. Pasti ada kesalah pahaman.
"Jangan nangis, Adera juga pasti sedih liat lo nangis kaya gini" Ardan menarik Alesa mendekap nya dalam pelukan.
"Gue cuma kangen sama ka Adera, dia janji sama gue bahwa dia ga akan tinggalin gue!"
Air mata nya terus mengalir. Alesa terisak di pelukan Ardan, sumpah demi apapun Ardan tidak menyangka Alesa akan menangis dan menceritakan semua nya.
Pantas saja dia memiliki trauma, ternyata Ayah nya di balik semua itu, Hati Ardan sakit mendengar cerita Alesa.
Meskipun kadang cewek ini selalu membuat nya kesal tapi dia mempunyai sisi kelemahan nya.
"Ardan g-gue ga- gamau pulang" ucap nya yang masih berada di pelukan Ardan.
"Iya gue ngerti, lo tenang ya, sekarang lo ikut gue, jangan nangis"
Ardan menenangkan Alesa, mencoba menenangkan nya lagi.
Dia juga bingung harus membawa Alesa kemana, sementara hari sudah malam, mungkin mamah Alesa pasti khawatir dengan nya.
~••••~
SELAMAT MALAM MINGGU PEMBACA SETIA MGB..
SEMOGA MALAM INI CERITA MGB BISA MENGHIBUR KALIAN YA.
TUNGGU TERUS KELANJUTAN NYA DI CHAPTER BERIKUTNYA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG BANYAK YA..
SEE U
MAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH VOTE DAN COMMENT SAYANG BANGET SAMA KALIAN.
SALAM MANIS🥰❤️
AUTHOR
KAMU SEDANG MEMBACA
My Geeky Boyfriend [COMPLETED]
Roman pour Adolescents#1NANGISSAMPEKELUARINGUS #1MENGSEDIH #1MENGGALAU #1MEMBAPERSAMPELAPER #1COGAN Coverby : Me (@xyznebula)✨ Cerita ini berawal dari Ardan Cowok culun yang tidak sengaja menumpahkan Saus di baju milik Alesa yang notabe nya Cewek cantik primadona incaran...