RUMAH KAKEK pt 2

369 97 9
                                    

-Lee Heesung

Perasaan yang sedang mengintipmu dari jendela.

Ah sudahlah Mungkin karna ku lelah jadi perasaan Aneh menghampiriku.

Aku lelah kemudian tertidur namun beberapa menit seseorang mengetuk kaca jendela.

Apa yang kakek lakukan? Menakutiku?

Aku tak peduli suara itu Intinya aku lelah hari ini dan mau tidur, Mau tidur saja sulit heh!

Tok..tok..

"Kakek aku lelah, jangan buat ribut tengah malam" aku berbicara pada Kakekku. Namun nihil tak ada jawaban, dan ku ingat kakekku berada dikamar atas.

Aku membuka mataku segera mengecek Jendela yang diketuk tadi. Aku bahkan membukanya dan mengulurkan kepalaku keluar mengecek apakah ada orang yang menjahiliku malam ini.

Aku menatap sekeliling halaman samping rumah, satu arah yang menarik perhatianku ternyata kakekku punya tetangga juga namun rumahnya agak berjauhan bisa dibilang sekitar 50 meter dari sini. Aku tahu ada rumah karna mendapati cahaya lampu yang bisa ku lihat dari sini.

"Ternyata bukan cuma rumahnya Disini" kataku.

"Ya ampun!" Aku terkejut disaat anak remaja memunculkan kepalanya dari bawah jendela.

Dia tertawa dan ketahuilah wajah anak ini sangat tampan.

"Kau membuatku terkejut! Apa yang kau lakukan hah?!" Aku sedikit membentak padanya tapi dia tertawa dan aku juga tertawa.

"Syutt!!! Kakekku nanti akan terbangun" jari telunjukku ku tempelkan di bibirku memberi kode untuk diam.

"Apa kamu orang baru disini? Aku baru melihatmu" tanya anak remaja itu padaku.

"Ya, Aku baru pertama kali kesini. Dulu waktu masih kecil aku sangat takut kerumah ini Ibuku juga sering melarang tapi entahlah" Aku mengambil kursi dan menopang dagu dijendela. Tinggi jendela itu sampai dileher Anak remaja yang tak ku ketahui namanya ini.

"Kenapa kau takut? Aku dari dulu tinggal di bawah lantai"

"Bahwa lantai? Bagaimana bisa?"

"Nanti kau akan tau. Kau sangat beruntung kakekmu seperti sangat menyayangimu" dia membuatku tersenyum.

"Karna aku adalah cucu tunggalnya"

"Nee, Aku tahu itu. Aku iri padamu kakek j menyayangimu"

"Hei, jangan berkata seperti itu kakek u juga menyayangimu"

"Kakek mana yang tega membunuh Cucunya sendiri?" Apa dia mulai gila?

"Hah? Itu Mustahil!"
Hahahhahahahhahhahaha.

"Heesung a! Aku adalah Lee Hee Yeong"

Mataku terbuka dan aku segera terbangun. Nafasku tidak teratur jantungku berdegup kencang.

Sial! Aku mengalami mimpi buruk!

"Heesung kau kenapa?" Kakekku datang lalu membuka tirai jendela, Matahari sudah menyorot.

"Tidak apa-apa kek, aku hanya meng.. mengalami mimpi buruk" nafasku teratur kembali saat aku menjernihkan pikiranku.

"Heum.... Bangunlah Kakek sudah memasak untukmu" aku menurutinya keluar dan makan.

"Jika ada sesuatu katakan pada kakek" aku menggeleng.

"Kakek tidak makan?"

"Aku sudah makan, Maaf tidak menunggumu"

"Tidak apa-apa"
Makananku kuhabiskan dan segera saja aku mandi dan mengganti pakaian.

"Heesungku sudah besar" ujar kakekku.

***

Malam hari aku sudah tidak bisa tertidur apa lagi mimpiku semalam yang sangat diluar nalar.

Wajah yang ku temui sangat mirip di foto ini wajahnya tampan sama denganku. Namanya juga kakak adik tidak mungkin dia tampan aku jelek.

"Apa maksudmu semalam Hyung? Aku ingin bisa melihatmu aku ingin bertemu denganmu Hyung" kataku malam ini namun aku mengecilkan suaraku agar tidak terdengar kakek.

"Heesung!" Aku terhenyak kemudian mengadah ke atas.

"Hyung?" Dia tersenyum.

"Apa ini? Aku melihatmu tanpa mimpi? Kau tidak akan menyakitikukan?" Jujur aku juga ketakutan.

"Mengapa aku menakuti adikku?" Serasa lega tapi tetap saja takut.

"Hyung? Aku adalah anak yang penakut"

"Aku tahu adikku penakut"

Yang kulihat bukanlah bayangan tembus pandang namun tubuh yang seperti dirimu hanya saja kakinya tidak menyentuh lantai.

"Kemana kau selama ini? Mengapa kau pergi ke hutan? Ayah mencarimu" ucapku hampir berteriak tapi kutahan agar kakekku tidak mendengar.

"Orang bodoh mana yang aku pergi kehutan menyesatkan diri sendiri? Tidak ada"

"Kau memang sangat disayangi kakek, Tapi aku dibencinya" wajahnya datar.

"Tolonglah kamu pergi kedapur dan lihat Lantai yang ditandai silang"

Aku berlari kedapur memang Tanda itu pernah ku temui saat makan tadi pagi.

Aku mendapatinya tanda tersebut, Aku mengorek-ngorek ternyata bisa dibuka sepeti ada sebuah kotak rahasia

"Apa ini?"

Aku membukanya Tulang belulang yang sudah kering dan pisau berkarat dibagian tulang leher.

Pantas saja Hyung berkata bahwa Aku Anak yang beruntung.

_____________
Huaahhh bagaimana Readers?
Aku udah nggak tau lagi mau nulis fiksi apa? Aku harus nulis karya ku sendiri tanpa menjiplak.
Okeh aku akan berusaha buat cerita horor lagi. Ini tidak horor Guys!
Vote komen

ENHYPEN STORY NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang