OVEN

253 69 4
                                    

-Park Jeongsong

Seperti biasa hari ini aku dan adikku membantu ibu dan ayahku memanggang kue. Mungkin sudah setengah hari aku membantu mereka terlalu banyak pesanan hingga kami sangat lelah. Tepat tengah malam, aku sudah menyerah untuk membantu Orangtuaku bahkan adikku sudah ketiduran disofa.

"Jeongsong, pergilah tidak dengan adikmu. Besok pagi bangun cepat dan bantulah Ibu" kata Ibuku dan aku menurut, kantukku benar-benar tak bisa ditahan.

Aku dan Ceongsang pergi kekamar untuk beristirahat.
Keesokkannya kami bangun dan kembali kedapur membantu ibuku sedangkan ayahku hari ini tak bisa membantu karena sibuk pekerjaan lain.

Saat ibuku pergi keluar membeli tepung, Aku dan Ceongsang tak sengaja menginjak sebuah cairan berwarna merah darah. Apa ibu mencampur pewarna pada roti panggang?

Saat Itu Ceongsang pergi kemeja makan dan mendapati Daging yang sudah dimasak .sebuah daging panggang yang empuk.

Dia lapar dan langsung memakannya sedangkan aku sibuk dengan cairan seperti darah ini. Saat ku cium tak berbau darah.

Lalu ibuku datang dan aku pura-pura tak memperhatikan noda tersebut.

"Jeongsong kamu sudah makan? Ibu membeli daging sapi dipasar, ini pertama kalinya Ibu membeli daging itu upah kalian bekerja" Ibuku tersenyum senang, seraya mengelus rambut Ceongsang yang tengah makam daging itu. Aku hanya tertawa dan mengangguk.

Dan seperti biasa kami membantunya lagi sampai larut malam.
Sudah tiga hari kami bekerjasama dan selalu saja Ibuku memanggang daging sapi dan cairan berwarna merah itu juga sudah tidak ada.

Aku heran kenapa ibuku membeli daging sudah hampir tiap hari. Daging sapi bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk keluarga kami yang kurang mampu sedangkan yang aku tahu daging sapi sangatlah mahal untuk sekarang ini.

Hingga saat malam tiba aku pura-pura pergi tidur bersama Ceongsang, Kami sudha merencanakan sesuatu.
Saat semuanya sudah sepi kami akan bergegas ke dapur mencari tahu apa yang akan terjadi.

Dan tengah malam pun tiba, orangtua kami masih belum tertidur aku mendengar suara mereka tertawa didapur dan kami mengintip dibalik tembok pembatas antara ruang tamu dan dapur.

Aku melihat seseorang yang tergeletak dilantai mengeluarkan begitu banyak cairan darah, Orang itu sudah tak bisa bergerak dan aku melihat ayah dan ibuku memotong-motong bagian tubuhnya dari kepala,Tangan,kaki,dan bagian perutnya dikeluarkan isinya. Adikku hampir muntah tapi aku langsung menutup mulutnya agar tidak ketahuan.

Aku pun sama menahan agar tidak berteriak dan muntah.
Setelah orang itu dimutilasi, Kemudian dagingnya dimasukan keoven besar yang biasanya Ibuku pakai memanggang Roti.

Dan bau dagingnya benar-benar harum setelah kami tahu apa yang terjadi kami kembali kekamar seperti orang yang tidak tahu apa-apa.

Keesokan paginya kami berdua bangun dan pergi kedapur, Betapa terkejutnya Ibuku berada disana pagi sekali dan menunjukkan daging itu padaku dan Ceongsang.
Ayahku pun ada disana, ini masih sangat pagi.

"Hem anakku, aku tahu kalian lapar pagi ini? Semalam kalian begadang bukan?" Kata Ibuku, aku langsung menelan ludah.

Ceongsang langsung bersembunyi dibelakangku. Dan aku menggeleng.

"Tidak Ibu, kami tidak begadang semalam aku dan Ceongsang segera tidur" tapi ibuku hanya tertawa.
Saat itu aku melihat Ayahku membuka Oven besar.

"Sayang daging itu kurang untuk kumakan, Bagaimana jika dagingnya kita tambah?" Ayahku tertawa geli.

Kemudian kedua orangtuaku menangkap kami berdua, dan memasukan kami keoven. Kami berteriak bahkan sudah mencoba melarikan diri hasilnya tidak ada. Ayahku mengunci pintu oven dengan sebuah lakban dan memakunya.

Saat kami berteriak dan Oven itu dinyalakan.
Benar-benar panas sampai kulit kami melepuh dan tubuh kami terbakar.

_______________

Yang kami makan selama ini adalah daging manusia bukan daging sapi.
Tapi enak juga.

Park Jeongsong-박 전송

End.

Vote!

ENHYPEN STORY NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang