17

50 2 4
                                    

Ara p.o.v

20 menit perjalanan, akhirnya kita pun sampai di tempat acara. Ketika aku mau masuk ke hotelnya, Kak Loly justru menarikku ke jalan yang beda. Ternyata, tanpa sepengetahuanku, acara dilaksanakan di glass house yang ada di hotel itu. Sampai disana, ada banyak tamu yang sudah berdatangan.

"Wow.." aku terkagum-kagum melihat hasil akhirnya.

"Nihhh diaaa si cantikk yang udah 17... Padahal rasanya kayak baru kemarin, aku ketemu sama kamu masih kecil bangettt." Om Raffi muncul dari mana.

"Hehehe makaasih om... Tante Gigi sama Rafathar ada?" tanyaku.

"Ada ada, lagi main sama Gempi sama Kiano." kata Om Raffi menunjuk ke arah mereka.

"Oke, acara bisa mulai ya.." kata bunda menghampiri MC untuk kasih tau.

Semua pun mencar untuk menyambut tamu-tamu yang hadir sedangkan aku pun mencari teman-temanku.

"Hellloooo!!!" aku menepuk pundak Aisyah.

"Ehh nona dateng jugaaa!! Cantik banget kamu!!" kata Reyna.

"Makasih beb.. Thank you yaa pada bisa dateng.." aku bilang ke teman-temanku.

Di acara ini semuanya pun bersilahturahmi, makan-makan, ngobrol, seru-seruan bersama. Selang waktu berapa lama, MC pun naik ke atas panggung mengumumkan kalau acara tiup lilin akan segera dimulai.

"Go, Ra!" Dinda sedikit mendorongku.

Aku dan keluarga inti pun naik ke panggung, aku pikir karena panggung terlalu besar, aku ajak keluarga besarku untuk ikut naik.

"Oma, Mama Mia, Eyang, Kak Lina, Bang Indi, Bang Billy, Queen, semua yuk, naik sini, biar rame." ucapku lewat mic.

Satu per satu dari mereka pun naik ke panggung dan rangkaian tiup lilin pun dimulai. Setelah selesai, aku memotong kue dan pertama menyuapin bunda, pipi, kakak-kakak. adik-adik baru keluarga besar.

"Boleh, Mas Anang, Bunda Ashanty, Kak Loly, dan Jiel kasih ucapan untuk Adhara." Kak Jey, MC acaraku berkata.

"Dari Mas Anang dulu, silahkan." lanjut Kak Jey.

"Untuk Adhara, ulang tahun ke-17 ini, harus semakin dewasa, jadi pribadi yang lebih baik lagi, sekolah yang pinter, karir nyanyinya, bisnisnya dikembangkan lagi. Jagaiin terus adik-adiknya, kan banyak. Sama kakak-kakaknya juga, saling jaga. Sayang sama keluarga selalu, ibadahnya makin kuat, selalu jadi kebanggaan orang tua, berguna bagi bangsa dan negara." ujar pipi.

Sekarang giliran bunda..

"Adhara. Dia sama aku udah dari umur 7-8 tahun. Dia anaknya sama seperti kakak-kakaknya, baik, gak pernah yang namanya lawan orang tua, penyayang, pekerja keras, dia anak yang kuat, dewasa jauh sebelum waktunya. Walaupun sempet jadi anak bungsu, dan masih dianggep sebagai anak bungsu, Adhara mandiri banget. Sayang sama kakak-kakaknya, keempat adiknya, semua orang tuanya. Pokoknya Adhara ini menurut aku anak yang luar biasa banget. Buat Adhara, bunda cuman mau Adhara sukses, jadi orang yang lebih baik, jadi versi terbaik Adhara, dan yang paling paling penting, bunda cuman pengen melihat Adhara bahagia. Selalu jadi kebanggaan bunda, pipi, kakak-kakak, dan adik-adik ya sayang.. Bunda loves you more than anything, dek.." kata bunda yang sempat menangis sehingga membuatku juga ikut menitikan air mata.

Lanjut Kakak Loly dan Kakak Jiel yang juga sukses membuat suasana jadi penuh haru. Aku pun langsung memeluk dan mencium mereka satu per satu dan berterima kasih. Bersyukur sekali aku memiliki mereka. Tidak ada yang lebih indah dari ini.

Saatnya aku memberi kejutan untuk pipi. Aku sudah menyiapkan kue dan kado-kado untuk pipi. Juga teman-temannya semua yang sudah menunggu di depan untuk masuk.

THE HERMANSYAH A7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang