PROLOG

447 9 0
                                    

*saat umur Adhara baru 5 tahun*

"Kak, mimi sama pipi kenapa? Kok berantem sih?" Aku tanya ke kakakku yang paling sulung, Aurel ketika aku dengar mimi dan pipi berantem di kamar. "Jiel, itu adek diajak main dulu." Kak Aurel bilang sambil coba mendengar apa yang terjadi di balik pintu. Ketika Kak Azriel, kakak laki-laki ku mau mengajakku pergi, aku dan kedua kakakku mendengar kata-kata yang membuat kedua kakakku diam di tempat. "Aku sudah gak kuat, kita lebih baik cerai." Aku dengar pipi berkata dengan suara pecah seperti ingin menangis. "Apa artinya cerai kak?" Aku tanya kak Jiel. Semuanya terdiam. Kak Aurel hanya menggandeng tanganku dengan Kak Jiel di belakang dan menuju ke ruang tamu.

20 menit kemudian mimi dan pipi keluar dan duduk di depan kita."Kakak, Jiel, Ara... mimi sama pipi bakal pisah.." Kata pipi. "Artinya apa pi?" Aku tanya polos. "Artinya mimi sama pipi gak bakal tinggal bareng lagi.." Kata mimi. "Kenapa? Karena mimi selingkuhin pipi ya? Sama si Om Raul itu?" Aku dengar Kak Aurel bilang. "Kakak...." Pipi bilang. "Kakak, Jiel, sama Ara mau tinggal sama siapa? Mimi atau pipi?" Lanjut pipi. "Kakak sih pipi aja." Kak Aurel bilang. "Jiel juga. Sama pipi." Kata Kak Azriel. "Adhara? Mau ikut sama mimi atau pipi?" Mimi bertanya. "Aku gak mau pisah sama kakak-kakak sama pipi." Aku bilang. "Oke." Mimi dan pipi berkata singkat.

THE HERMANSYAH A7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang