Ara p.o.v
"Kakak!!" kudengar suara Arsya membuka pintu kamar agak kencang sehingga membuatku yang sedang melakukan berberapa endorsean kaget.
"Adek suka bikin kakak kaget yaa.." aku mengelitiki Arsya.
"Kakkk!! Udaah kak!! Gelii!!" berontak Arsya sambil tertawa kencang.
"Kenapa dek?" aku kemudian bertanya.
"Ayo ayo main saljuu!!" kata Arsya sambil loncat-loncat.
"Kan masih lama adek main saljunya, Desember." aku berkata mengetahui bahwa Desember nanti kita akan berlibur ke Jepang.
"Bukan kakakk... Kan mau main salju sama Kak Putra hari ini." kata adikku.
"Ohh... Lah, itu hari ini, dek?? Oh no, kakak lupa." aku baru sadar hari ini adalah hari di mana kita akan bermain salju bersama Putra di salah satu mal.
"Kakak lupa?" Arsya bertanya polos.
"Hehehe iya dek.. Yuk kita kebawah. Kakak pas udah siap." aku mengggandeng Arsya untuk turun ke lantai bawah bersama.
Di bawah, semuanya sudah lagi bersiap-siap untuk pergi. Sambil menunggu mereka siap-siap, aku mencari Kak Jiel dan Bang Indi yang tak terlihat di ruang tengah.
"Kakak Jiel!! Bang Indii!" aku memanggil setelah menemukan mereka di kamar Bang Indi sedang bermain.
"Berisik adekk!!!" teriak Kak Jiel balik.
"Ayo, mau pergi." aku bilang.
"Maless!! Adek aja, kakak gak ikut." Kak Jiel berkata terlihat sangat fokus.
"Kak! Ayo, mau ke tempat main salju sama si Putra itu. Cepetan kak! Aku panggilin bunda nih." aku mengancam.
"Bentar!! Ih adek cupu ah." Kak Jiel akhirnya berdiri dan bersiap untuk pergi.
Aku tertawa dengan reaksinya. Tinggal sebut nama bunda, semua langsung gerak. Aku pun bersantai di tempat tidur sambil menunggu kakak. Bang Indi sudah ada di depan bersama yang lain.
"Kak, gak ajak Kak Nia?" aku tanya kakak.
"Mungkin ketemu di sana dek, atau abis itu kakak pergi sama dia." Kak Jiel bilang.
Kak Jiel siap dan kita keluar kamar dan ternyata semua sudah ada di mobil tinggal menunggu kita berdua.
"Dek, kakak mau bawa mobil, kamu mau ikut kakak atau sama bunda pipi?" Kak Jiel bilang ketika kita turun keluar untuk ke mobil.
"Ikut kakak aja." aku jawab dengan niatan mengobrol dengan kakak tentang pacar barunya.
"Okee, bilang dulu." Kak Jiel diikuti aku menuju ke mobil yang ditumpangi bunda dan pipi.
"Jiel bawa mobil ya. Aku ikutin dari belakang aja. Ke Transmart kan?" Kak Jiel berkata.
"Yes, Transmart. Kak Ara ikut Jiel?" pipi bertanya.
"Iya pi." aku jawab.
"Woi, aku ikut mobil sana juga dong, nyium bau-bau gosip aku." Kak Aurel yang ternyata duduk di belakang mobil berdiri dan keluar.
"Yaudah, yuk udah telat. Ketemu disana ya. Hati-hati ya Jiel, bawa mobilnya. Adeknya dijaga ya." pesan bunda.
Kita bertiga masuk ke mobil dan jalan mengikuti mobil bunda yang ada di depan. Kak Aurel memasang lagu dan kita bertiga bernyanyi-nyanyi gak jelas.
"Kak Jiel, jadi udah official nih? Punya pacar?" aku membuka topik pembicaraan.
"Hah? Lu lagi deket sama cewe, Yel?" Kak Loly mem-pause lagu yang sedang berputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HERMANSYAH A7
Fiksi PenggemarCERITA INI MERUPAKAN KHAYALAN PENULIS TERINSIPRASI DARI KELUARGA THE HERMANSYAH A6. Adhara Andira Nur Hermansyah, akrab dipanggil Ara atau Dhara dengan keluarga dan teman-temannya, remaja yang berusia 17 tahun ini merupakan anak bungsu Anang Herman...