25

51 2 2
                                    

Author p.o.v

Pagi hari di kediaman Keluarga Hermansyah alias Istana Cinere sudah ramai. Ada keluarga besar yang mulai berdatangan dan juga karyawan. Bunda Ashanty yang lagi repot mempresiapkan perayaan lebaran tahun ini, Pipi Anang yang sedang bermain bersama Arsy dan Arsya. Tiga anak remaja yang belum terlihat batang hidungnya masih tertidur dalam kamar masing-masing.

"Jiel, semalem pulang jam berapa?" bunda sewot apalagi melihat putranya yang masih memakai baju tidur dan rambut acakan.

"Jam 12 kurang bunda..." Jiel buru menjawab pertanyaan bundanya.

"Kakak sama Lala belom bangun juga? Suteng, tolong bangunin kakak sama Lala, mau sungkeman." bunda tau, anak-anaknya ini sulit dibangunin. Harus dirinya atau suteng yang membangunkan kalau mau dibangunin cepat.

Suteng meninggalkan pekerjaannya untuk membangunkan dua gadis Hermansyah.

"Jiel!! Tidur lagi ni anak, bangun!!! Ganti baju." bunda melempar bantal ke Jiel yang tertidur lagi di sofa.

Ara p.o.v

"Dek, bangun. Baju udah suteng gantung, mandi. Udah ditungguin buat sungkeman." suara suteng aku dengar sambil membuka tirai-tirai dalam kamar.

"Teng!! Silauuuu!!!" aku mengejamkan mata kembali.

"Bangun, adek.." suteng menarik selimutku.

"Ihhh berisik, iyaaa teng... Sedih deh, Theo kemaren malem banget langsung ke Malaysia lebaranan disana. Gak bareng deh.." aku mengeluh.

"Kasiaan, dek... Siap-siap sana, kan nanti bisa teleponan. Suteng bangunin kakak dulu." tawa suteng lalu ke kamar kakak.

Aku mengambil handphone mencabut charger yang menempel. Aku senyum sendiri melihat pesan dari Theo mengabari kalau dia udah sampe. Aku kemudian menjawabnya juga memberinya salam.

Langsung aku siap-siap dan turun ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung aku siap-siap dan turun ke bawah. Sudah ramai sekali rumahku, rasanya senang. Ya, semua keluarga sangat suka dengan keramaian dan gak suka dengan yang namanya sunyi senyap.

"Hey, dua anak gadisku akhirnya turun juga.. Yuk, sungkeman dulu." bunda berkata.

Sungkeman berawal dari pipi sungkeman ke eyang dan oma kemudian bunda ke pipi, Kak Loly, Kak Jiel dan sampailah giliranku.

"Pipi, maafin Lala kalau ada salah. I love you." aku bilang dan dicium keningku dan dipeluk ayah.

"Bunda, maafin Lala kalau ada salah, sering nakal. I love you bundanya adek.." lanjut aku ke bunda.

Sama seperti pipi, bunda memelukku lebih lama dan mencium keningku.

"Iya Lala, i love you so much more, adek.. Sukses, bahagia, sehat terus ya. Doa bunda selalu ada buat kamu." katanya.

Rangkaian sungkeman selesai, semua mengambil makanan yang ada dan berkumpul di ruang tengah. Suasana tentunya penuh kegembiraan.

"Kalian ke mimi?" pipi menghampiri aku, Kak Loly, dan Kak Jiel.

THE HERMANSYAH A7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang