19

65 2 4
                                    

Ara p.o.v

Ketika menyalakan TV, pas saluran yang nyala adalah berita dan disitu munculah infotainment-infotainment yang memberitakan tidak ada sosoknya mimi yang menghadiri acaraku kemarin. Tau ini merupakan topik yang sensitif, Bang Indi langsung mengganti channel TV.

"Kak Loly! Kak Loly! Mau nonton jam berapa?" Arsya bertanya gak sabar.

"Jam 8, dek.. Sabar ya, sambil nunggu kita main game dulu." ujar Kak Loly menjawab pertanyaan adek.

Ping

Handphoneku berbunyi dan ternyata ada pesan dari mimi. Ketika aku buka pesannya, harapanku akan sapaan dari mimi langsung hanyut dalam sekejap. Buru-buru aku menjawab dan jawaban darinya kembali membuat aku membaca pesannya berulang-ulang.

"Kalian main aja, aku mau mandi dulu. Lengket banget abis berenang." aku bilang tanpa basa basi.

Aku tau mereka semua heran dengan aku yang tiba-tiba agak celetus tapi aku butuh sendiri. Aku harus sendiri, aku tidak mau mereka khawatir hanya karena aku tidak bisa kuat. Terutama bunda, pipi, dan kakak-kakak. Merepotkan mereka adalah hal terakhir yang ingin aku lakukan.

Aku berlari ke atas, menutup kamar, masuk kamar mandi dan mengunicnya. Sekilas aku melihat handphone ku, dan ada pesan lagi dari mimi.

Semua emosi aku rasakan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua emosi aku rasakan saat ini. Kesal, sedih, kecewa, sakit, merasa tak berguna, merasa aku hanya sampah dihadapan mimi. Terlalu emosi sehingga aku melempar handphoneku alhasil layarnya pecah. Aku menyalakan air dan menangis. Ingin sekali aku berteriak sekencang mungkin. Sedikit beban terangkat ketika menangis, aku mandi dan cuci muka berkali-kali sehingga nanti tidak terlihat muka merah ku.

Author's p.o.v

"Kak Loly, Kak Lala mana? Ini udah jam 8 lewat Arsy mau nonton sekarang!" rengek Arsy.

"Iya Kak Arsy, harus sabar ya.." ujar Kak Jiel pada adiknya.

"Loh, Lala belom turun? Bunda udah kelar beres-beres, udah mandi belom turun?" bunda bertanya saat keluar dari kamar.

"Tau tuh, ketiduran jangan-jangan di atas. Dia emang mandinya lama cuman gak pernah selama ini. Aku naik deh, panggilin dia. Filmnya mulai aja. Harusnya dia gak peduli kalo mulai duluan." kata Kak Loly.

Kak Loly mengetuk kamar adiknya berberapa kali namun tak ada jawaban membuatnya khawatir apalagi masih terdengar suara air yang masih menyala.

"Dek!! Lu ngapain?! Ketiduran ya? Ish sayang air woiii, bayar air mahaal!" teriak Kak Loly masuk ke kamar Lala dan mengetuk pintu kamar mandi.


Ara p.o.v

"Dek!! Lu ngapain?! Ketiduran ya? Ish sayang air woiii, bayar air mahaal!" aku dengar suara Kak Loly.

Buru-buru aku mencuci muka sekali lagi dan mematikan air dan langsung ganti baju.

"Bentar Kak!!" aku bilang.

THE HERMANSYAH A7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang