4

86 1 0
                                    

Ara p.o.v

"Kak Jiel!! Arsy, Arsya!" teriakku sampai di rumah.

"Belom pulang kak, tadi Kak Jiel pergi jemput adik-adik." kata Bibi Sri.

"Oh yaudah, aku naik dulu ya bi, mau mandi dulu. Kalo udah sampe panggil aku ya." aku jawab lalu ke kamarku yang letaknya ada di lantai dua.

Aku lalu mandi, membereskan barang-barang alias unpacking, lalu beristirahat di tempat tidurku. Tak lama, ada yang mengetuk pintu kamarku.

"Kakak!!" aku dengar teriakan kedua adikku, Arsy dan Arsya.

"Adek!! Sini abis dari mana aja? Kok kakak pulang gak ada?" aku berkata mengajak kedua adikku untuk naik ke tempat tidur.

"Iya kak! Tadi Kak Jiel jemput Arsy sama adek terus diajak ke mall! Bener kata Kak Lala, gak berasa seminggu." kata Arsy tertawa.

"Hahaha gitu dong cantik, kakak janji kan? Nanti kalo bunda atau siapapun pergi lagi Kak Arsy gak boleh nangis lagi ya." aku bilang.

"Nih, kakak beliin mainan buat Kak Arsy sama adek. Dijaga ya, ini jarang ada. Ini tinggal dua terakhir." aku menyerahkan kedua mainan yang kubeli dari Afrika kemarin ke adik-adikku.

Arsy dan Arsya kemudian langsung melompat memelukku. Senangnya punya dua adik kecil yang bisa kusayang dan manjakan. Mereka pun turun ke bawah untuk kembali bermain setelah sebentar bersantai bersamaku.

Aku pun membuka laptop untuk mengerjakan tugas-tugas dan mengejar materi yang ketinggalan karena aku absen sekolah seminggu kemarin. Besok aku harus kembali sekolah. Aku masih sekolah SMA kelas dua dan walaupun aku sering absen akibat kerjaan dan banyak acara di luar sekolah, aku tetap bersekolah di salah satu sekolah di Jakarta supaya aku tetap mendapatkan pengalaman dan karena bunda dan pipi mau aku untuk tetap mendapatkan pendidikan yang sama seperti yang lain.

"Dek, kok gak turun?" kudengar Kak Jiel masuk ke kamarku.

"Eh kak, iya aku abis selesaiin tugas sekolah sama kejar materi. Besok aku masuk lagi abis absen." aku bilang menutup laptopku.

"Oh.. besok kakak anter deh, kan deket sama kampus." katanya.

"Oke kak.. Oh, ini kak, aku beliin oleh-oleh dari Afrika." aku berdiri untuk memberikan oleh-oleh yang aku beli buat Kak Jiel.

"Aduh dek, gak usah repot.. Makasih ya dek.." kak Jiel memelukku.

"Sama-sama kak, bunda sama pipi udah pulang?" aku tanya.

"Udah tuh, bunda lagi bad mood ya?" kata kak Jiel.

"Iya kak, dari kemarin pas di telepon Mama Mia cuman mulai bener bener kesel marah karena desek-desekan wartawan di bandara jadinya aku kecakar kecil." aku menjelaskan.

"Hah? Kamu gak papa? Dicakar dimana?" kata Kak Jiel agak panik.

"Gak papa kak.. Kecakar bukan dicakar. Udah di kasih plester juga kok sama bunda tadi." aku menjelaskan.

Memang bunda, pipi, dan kedua kakakku sangat protektif dan mengemong aku dari dulu karena aku merupakan anak bungsu sebelum adik-adik lahir. Aku pikir setelah adik-adik lahir mereka akan lebih luwes dan tidak begitu protektif lagi terhadap aku tapi aku benar-benar salah. Yang ada mereka  berempat semakin jadi protektif dan mengemong aku entah kenapa.

"Yaampun dek..  Yaudah yuk turun, bentar lagi  mau makan malam." ucap kak Jiel dan aku mengikutinya di belakang.

Ternyata ketika aku dan kak Jiel turun, bunda masih terlihat agak kesal dengan situasi.

"Dek, masa Millen malah pergi ke Bali dek.." kata bunda memijat batang hidungnya.

"Serius bun? Suruh pulang aja bun, bunda kan paling deket pasti dia mau." aku mengusulkan.

"Iya kak tapi dia juga tau yang paling marah itu bunda, kalo bunda yang panggil pasti dia gak mau." bunda berkata selagi mengetik di handphonenya.

"Bunda minta tolong Mama Mia aja. Nanti suruh kesini semua. Besok sore." lanjutnya.

Makanan pun sudah terhidang tapi entah kenapa aku tidak merasa lapar. Semuanya langsung lahap memakan makanan yang tersedia tetapi aku belum makan sedikitpun.

"Kak Lala kok gak makan?" tanya Arsy.

"Iya dek.. Kakak belom laper.." aku menjawab adikku.

"Lala makan, kamu gak kangen makanan Indo?" kata pipi sambil makan dengan lahapnya.

"Belom laper pi, nanti aja." aku jawab singkat.

"Ayo kak, makan. Dikit aja asal gak kosong perutnya." bunda bilang sambil memberikan piring.

"Gak bun, kenyang.." aku menyodorkan piring kembali.

"Kenapa sih? Lagi diet? Gak usah diet-dietan Adhara.. Pokoknya makan. Bunda suapin ya." bunda kemudian mengisi piringku dengan nasi dan berbagai macam lauk.

Aku pun tidak bisa lagi menolak untuk makan dan kemudian, disuapin bunda. Walau sudah 16 tahun, aku masih suka dan tidak keberatan untuk memanja dan dimanja oleh bunda, pipi, maupun kakak-kakak.

"Besok sekolah, La?" tanya pipi.

"Iya pi, besok aku mulai sekolah lagi. Pagi nanti ikut Kak Jiel sekalian kakak ke kampus." aku menjawab.

"Oh ok, Pak Ito besok harus jemput Aurel jam 3 sama sekalian Millen ya? Nanti Ara pulang nya gimana?" pipi lanjut.

"Nanti sama Jiel lagi aja pi. Besok Jiel kelar kampus jam 2 jemput adek jam 2:30. Kampus aku kan juga deket sama sekolah adek." Kak Jiel berkata sambil menepuk kepalaku.

Setelah selesai makan, kita semua pun pindah ke ruangan tengah untuk bersantai walaupun semuanya melakukan hal masing-masing, tapi kebersamaan kita membuat suasana jadi amat nyaman.

Ada Arsy dan Arsya yang sedang bermain game di tablet, ada pipi yang sedang lesehan sambil bekerja di laptopnya, ada Kak Jiel yang sedang bermain PS, bunda yang sedang tiduran di sofa menggunakan handphone, dan team kita yang sedang ngobrol-ngobrol kecil.

"Ce, besok pesen makanan aja ya buat malem. Pada kesini soalnya ketemu Millen disini." kata bunda.

"Oke bun!" kata cece yang langsung menelpon salah satu restoran memesan makanan.

Karena sudah waktunya jam tidur, Arsy dan Arsya pun berpamitan kepada kita dan masuk ke kamar masing-masing.

"Yang, besok anak-anak gimana? Si kecil-kecil?" bunda berkata bingung.

"Di rumah aja lah, emang kenapa? Mau disuruh kemana?" pipi juga tak kalah bingung.

"Kan besok yang mau ngomong gak pantes lah yang kalo ada anak-anak.." bunda berkata.

"Yaudah kalo gitu nanti anak-anak suruh pada pergi aja." pipi berkata santai.

"Iya bun, nanti pulang sekolah aku sama Kak Jiel bisa ajak adik-adik sama sepupu yang lain jalan-jalan dulu kemana gitu." aku berusul.

"Oke, makasih ya dek." Bunda tersenyum.

"Udah pada tidur sana. Besok kan pagi sekolah. Nanti gak bisa bangun loh." kata bunda sambil berdiri untuk bersiap tidur juga.

"Goodnight bunda, goodnight pi, goodnight Kak Jiel." aku berpamitan lalu naik ke kamar.

Aku langsung masuk ke kamar mandi untuk bersiap tidur lalu memikirkan apa yang akan terjadi di sekolah besok. Tak lama, aku pun tertidur masuk ke alam mimpi.

THE HERMANSYAH A7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang