Ara p.o.v
"Pada mau naik hot air balloon?" tanya Bang Billy.
"Mau dong! Aku, Kak Loly, Kak Jiel fix ikut." aku bilang.
"Great, jadi yang ikut oma, ayah, ibu, pipi, tante, Indi, Loly, Jiel, Lala sama sepupu-sepupu lain ya.. Bunda gak ikut bun?" Bang Billy mendata untuk reserve tempat.
"Bunda gak deh bil, jagaiin anak-anak aja.. Arsy sama Arsya kalo naik gituan gak bisa diem bunda yang ngeri. Si Iqbaal kan masih kecil juga nanti rewel bisa dititipin dulu sama bunda." kata bunda.
"Oke bunda.. Kalo gitu kita harus jalan sekarang ke tempatnya." ucap Bang Billy.
"Bunda, pergi dulu ya.." aku pamit.
"Iya adek, have fun.." bunda tersenyum.
Berangkatlah kita ke tempat naik hot air balloon. Di tempat itu kita akan melakukan berberapa aktifitas. Sebelum naik hot air balloon, kita akan melakukan dirt biking terlebih dahulu.
"Adek mau sendiri atau dibonceng?" tanya pipi.
"Naik sendiri dong pii.. Heheheeh." aku ketawa.
"Kiraiin mau dibonceng.." canda pipi.
Dirt biking memakan waktu sekitar dua jam dan itu seru banget. Bahkan oma juga ikut tapi dibonceng oleh Bang Billy. Lanjut, kita naik hot air balloon dan pemandangannya sangat indah. Pipi dan Kak Jiel kegirangan foto-foto pemandangan dan juga kita. Sampai dibawah, ada tradisi yang dilakukan yaitu membuka botol isi apple cider dan bersulang bersama. Orang yang menjaga menawarkan kita untuk mengempeskan balon udara dan tentu saja tawarannya kita terima.
"Owww!!" aku dengar suara Kak Loly.
"Kakak, kenapa?" aku berlari ke arahnya melihat kakak seperti kesakitan memegang kakinya.
"Keseleo kayaknya dek, aduh.. Kesrimpet tadi." Kakak bilang.
"Bang Indi!! Bang Billy!! Tolong, kakak keseleo!!" aku berteriak ke mereka yang sudah jalan agak jauh.
Dalam sekejap mereka berdua diikuti dengan pipi dan Kak Jiel yang juga mendengar teriakanku berlari ke arah kita.
"Kakak bawa ke rumah sakit aja yuk." kata Kak Jiel.
"Engga gak usah dek, gak parah-parah amat kok." jawab Kak Aurel.
"Gak usah ke rumah sakit sih, cuman ini bakal bengkak banget, Rel." bilang Bang Billy yang memeriksa kaki kakak.
"Balik hotel dulu deh, diistirahatin, malem kan mau pergi makan.. Bisa jalan kak?" ucap pipi.
Kak Loly pun berusaha berdiri dibantu Bang Billy dan Bang Indi. Ketika berdiri, Kak Loly hilang keseimbangannya karena kesakitan.
"Aku gendong aja ya.. Kalo dipaksa jalan malah makin parah." tawar Bang Indi.
"Iya Rel, udah digendong aja bener tuh bocah kali-kali pinter." kata Bang Billy.
"Yaudah, Bang Indi gak papa ngegendong aku?" tanya Kak Aurel.
"Ya gak papa lah, Loly.. Saudara sendiri..." tawa Bang Indi.
"Udah sini naik, yang lain udah pada nungguin di bus." lanjutnya.
Kak Jiel dan Bang Billy membantu Kak Loly untuk digendong belakang.
"Sini kak, tas nya aku bawaiin aja." aku mengambil tas yang dipegang Kak Loly.
"Pipi wes malah foto-foto yo pi.." Kak Jiel heran.
"Hahahaha kan mengabadikan moment, Jiel.. Saudara bantu saudara." jawab pipi kemudian kembali mengambil foto.
Tiba di bus, semuanya bingung kenapa Kak Loly digendong cuman setelah diberi penjelasan, mereka pun mengerti dan membantunya sebisa mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HERMANSYAH A7
FanfictionCERITA INI MERUPAKAN KHAYALAN PENULIS TERINSIPRASI DARI KELUARGA THE HERMANSYAH A6. Adhara Andira Nur Hermansyah, akrab dipanggil Ara atau Dhara dengan keluarga dan teman-temannya, remaja yang berusia 17 tahun ini merupakan anak bungsu Anang Herman...