Ara p.o.v
"Ara, bangun sayang.." aku dengar bunda mengelus kepalaku.
"Bentar maaa.. 5 menit lagii.." aku ngeyel menarik selimut supaya lebih dekat padaku.
"Ayo sayang, udah harus berangkat.. Nanti tidur lagi ya di mobil. Bunda udah siapin bajunya, adek siap-siap, sarapannya di mobil aja mau?" bunda dengan pelan menarik selimut.
"Oke mommy... Aku minum jus aja bun." aku akhirnya bangun dan bersiap untuk ke kamar mandi.
"Gak, bunda bikinin adek roti sama alpukat aja ya. Boleh sama jus, tapi harus makan juga. Hari ini kan banyak aktifitas adek." Bunda berjalan keluar.
Aku masuk ke kamar mandi, melakukan rutinitas dan hari ini aku memakai kaos The Hermansyah Foundation, aku pasangkan dengan celana jeans, dan sepatu sneakers. Setelah selesai, aku naik ke kamarku untuk mengambil baju yang akan kubawa buat acara ulang tahun Thalia nanti.
"Kia, tolong masukkin mobil ya. Thank you." aku meminta tolong Kia untuk memasukkan baju ke mobil.
"Ini dek, makanan sama jusnya, udah dibuatin sama bunda. Bunda lagi di kamar Kak Jiel." Bibi Sri menyerahkan sebuah botol isi jus dan tempat makan.
"Aurel mana? Jangan-jangan belom bangun lagi tu anak." bunda bertanya ketika keluar dari kamar Kak Jiel.
"Adek coba naik." aku langsung berinisiatif, tau bahwa kakakku itu masih tertidur pulas.
"Kak!!! Bangun!!!! Ayo ah, untung aku yang naik, bunda udah nungguin. Ntar marah loh ayo kakk!" aku loncat-loncat di tempat tidurnya supaya Kak Aurel bangun.
"Dek, sabar dek!!! Ini udah bangun, udah bangun!!" Kak Loly balas teriak.
Buru-buru Kak Aurel bersiap dan setelah selesai kita langsung jalan ke tempat tinggal Putra, si penjual cilok yang baru berumur 9 tahun itu.
Perjalanannya cukup jauh sehingga memakan waktu 1,5 jam untuk sampai ke daerah tempat tinggal Putra. Ketika sampai, kita pun masih harus naik motor untuk bisa ke rumahnya.
"Bunda, ini Putra. Terus ada kakaknya, adiknya yang paling kecil. Adiknya satu lagi ada di dalem." kata Mba Emma.
"Putra, ini ada yang mau ketemu sama Putra." lanjut Mba Emma memperkenalkan kami.
Kita pun bersalaman dan masuk ke rumah mereka setelah diperbolehkan. Aku merasa kasian karena anak umur 9 tahun yang harusnya bersekolah, bermain, dan menjadi seorang anak terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga.
"Kakaknya udah nikah? Nikah umur berapa?" tanya bunda.
"Udah, umur 15." jawab kakaknya polos.
"Yaampun... Kak.. Seumuran Ara.." bunda kemudian melihat ke arah kita.
"Jadi hari-hari kalian ngapain aja?" Kak Loly bertanya.
"Kakak dirumah, ngurusin adik yang masih bayi. Putra sekolah terus jualan cilok, Reinaldy dirumah doang." ujar Putra.
"Kalian kalo nonton, biasa nonton apa?" aku gantian bertanya.
"Ya palingan nonton infotainment gitu-gitu aja." celetus kakaknya.
"Ashanty tau gak? Ashanty?" canda Pak Haris.
"Ris, berisik banget sih lu." bunda jawab.
"Tau, tapi gak pernah liat orangnya. Sama keluarga A6. Tau tapi gak pernah liat orang-orangnya." Putra bilang.
![](https://img.wattpad.com/cover/244735933-288-k69570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HERMANSYAH A7
FanficCERITA INI MERUPAKAN KHAYALAN PENULIS TERINSIPRASI DARI KELUARGA THE HERMANSYAH A6. Adhara Andira Nur Hermansyah, akrab dipanggil Ara atau Dhara dengan keluarga dan teman-temannya, remaja yang berusia 17 tahun ini merupakan anak bungsu Anang Herman...