5. Salam Kenal

347 48 6
                                    

Hye Yoon Pov.

Seperti biasa pada pagi hari aku memasuki kelas 2A untuk mengecek kehadiran murid - muridku. Aku memanggil nama mereka satu persatu.

" Kim Sena!"

" Ada!"

Mataku menatap kearah murid perempuan yang menyahut saat aku memanggil namanya. Seperti biasa dia terlihat malas - malasan saat menjawab panggilanku, gadis itu bahkan tidak melihat kearahku.

Untuk beberapa saat aku menatapnya dari tempat aku berdiri. Dari sini terlihat sangat jelas wajah cantiknya, sekarang aku tidak penasaran lagi dari mana dia mendapatkan wajah rupawan dan juga kakinya yang panjang.

" Bu Guru!"

Ketua kelas yang duduk paling depan memanggiku, membuat aku tersadar dari lamunanku.

" Anda baik - baik saja Bu?" Tanya ketua kelas itu dengan cemas.

Mataku berkedip beberapa kali ketika Kim Sena menoleh kearahku, mata kami bertemu. Aku terbatuk sebelum beralih menatap si Ketua Kelas.

" Tidak apa - apa, terimakasih telah mencemaskanku Ketua Kelas!" aku tersenyum manis kepada murid pria yang terkenal akan kebaikannya itu.

Si Ketua kelas tersenyum malu,  sepertinya dia mencemaskanku karena kemarin aku izin tidak mengajar dengan alasan tidak enak badan. Pada kenyataanya aku tidak masuk karena harus menghilangkan sembab pada mataku. Malam itu, setelah mengertahui siapa ayah kandung Kim Sena, aku menangis semalaman.

" Selamat belajar, dan jangan nakal kepada guru - guru yang lain!" Ujarku kepada semua murid 2A setelah aku selesai melakukan absensi.

" Baik Bu!" Mereka menjawab dengan serentak.

Aku keluar kelas bersamaan dengan masuknya guru matematika Pak Jung. Aku menyapa Pak Jung sekilas, kemudian berjalan menuju ruang guru.

" Bu Guru!"

Langkahku berhenti ketika ada yang memanggilku, aku berbalik dan melihat Kim Sena berjalan kearahku.

" Kenapa kau diluar? Bukankah Pak Jung telah memulai pelajarannya?" Aku bertanya pada gadis itu dengan nada sedikit mengomel.

Kim Sena tidak peduli dengan omelanku, dan sekarang dia telah berdiri didepanku. " Karena Bu Guru saya dimarahi oleh Ayah!" Ujarnya kemudian.

" Eoh?" Aku menatapnya heran, karena ini tiba - tiba.

" Ayah tidak pernah memarahi saya sebelumnya, tetapi karena telpon dari Bu Guru ayah memarahi saya saat dirumah!" Keluh gadis itu.

Ayah!?

Hatiku begitu sakit setiap kali Kim Sena menyebut kata Ayah dari mulutnya. Setiap kali ia menyebut kata itu, wajah dari orang yang dia panggil Ayah itu terlintas dibenakku.

" Kau pantas dimarahi Kim Sena, sikapmu sangat buruk!" Ujarku, lalu dengan santai aku berbalik dan kembali berjalan menuju ruang guru.

" Ayah memarahi saya hampir setiap hari" Perkataan gadis itu kembali menghentikan langkahku. " Ayah.. setiap kali dia bertemu dengan saya dia akan memarahi atau menegur saya, itu semua karena Bu Guru!"

Aku berbalik menatapnya karena suara gadis itu mulai bergetar, dan benar saja mata Kim Sena sudah berkaca - kaca.

" Jangan nakal Sena-ya, bersikap baik kepada gurumu.... belajarlah dengan benar.., ayah selalu berkata seperti itu setelah Bu guru menelponnya!" Lanjut Kim Sena, air matanya jatuh. " Ayah sekarang membenci saya!"

Aku menghela nafas pelan, melihat gadis ini menangis seperti ini membuat hati kecilku terenyuh, aku merasa kasihan padanya, aku tidak menyangka gadis pemberontak ini akan menangis seperti ini.

HADIR KEMBALI ( HYEYOON )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang