22. Kebenaran

884 50 39
                                    

Rowoon Pov..

Flashback - 13 tahun yang lalu

'Hyeyoon-ah, setelah kuliah aku akan menjemputmu, tunggu digerbang depan ok!' bunyi pesanku kepada gadis yang sudah hampir dua minggu ini menjadi kekasihku.

'Ok!' Balasan singkat darinya benar - benar membuatku bahagia, bahkan mampu membuatku tersenyum seperti orang gila.

" Apa yang membuatmu tersenyum?" suara nyaring Prof Choi mengagetkanku.

Aku menatap pria setengah baya yang warna rambut dikepalanya sudah hampir memutih semua. Prof Choi menatap kearah ponsel yang masih ada ditanganku, lalu ia berkata dengan nada kesal," Apakah kau sedang mengirim pesan kepada kekasihmu, saat kau sedang konsultasi denganku?"

Aku tersenyum kecil, lalu menyimpan ponselku kedalam kantong celana jeansku. " Maaf Prof!" ujarku.

" Wah.., kau benar - benar Kim Seokwoo!" Prof Choi geleng - geleng kepala. Lalu ia kembali membaca makalah penelitianku, mencoret beberapa bagian, lalu mengembalikan makalah itu kepadaku. "Revisi lagi, senin depan serahkan lagi kepadaku!"

" Baik Prof!" aku menerima makalah itu dengan senyum yang sangat lebar, karena itu berarti konsultasi hari ini telah selesai. Aku bisa bertemu Hyeyoon lebih cepat.

" Hoho, kau masih tersenyum di saat makalahmu masih perlu direvisi?" Prof Choi menatapku heran.

Aku mengatup bibirku rapat - rapat, setelah membungkuk kepadanya aku langsung bergegas keluar dari ruangannya. Di luar ruangan aku bertemu dengan Young Dae yang akan masuk kedalam ruangan Prof Choi.

" Bagaimana?" Young Dae menanyakan hasil dari makalahku.

" Revisi lagi!" jawabku singkat, kemudian aku menepuk pundaknya, dan berkata," Aku duluan." aku bergegas pergi meninggalkannya.

" Yaa, kau tidak menungguku?" seru Young Dae kaget.

" Maaf, aku ada urusan penting!" jawabku tanpa berbalik kearahnya.

" Kau pengkhianat Kim Seokwoo!" seru Young Dae lagi.

Sejujurnya aku terkejut mendengar perkataanya itu, namun aku memilih untuk tidak meresponnya. Aku yakin maksud dari ' pengkhianat ' yang diserukan Young Dae hanya gurauan. Dia seharusnya belum mengetahui tentang hubunganku dengan Hyeyoon.
Aku pasti akan memberitahunya, hanya saja aku harus mencari waktu yang tepat agar dia tidak merasa di khianati dan terluka.

Aku bergegas menuju parkiran, masuk kedalam mobil dan menghidupkan mesin mobilku. Dengan perasaan yang bahagia aku melajukan mobilku menuju gerbang kampus.

Walaupun aku dan Hyeyoon sama - sama di falkultas kedokteran, namun untuk angkatan tahun pertama dan tahun keempat berada digedung yang berbeda. Selain itu, karena hubungan ini masih dirahasiakan, jadi aku dan Hyeyoon sepakat untuk tidak sering bertemu di kampus. Aku selalu menunggu gadis itu digerbang depan setiap kami akan bertemu.

Saat - saat seperti ini sangat menyenangkan, aku selalu merasa berdebar - debar setiap akan bertemu dengan Hyeyoon. Ditambah lagi, sudah berhari - hari aku tidak bertemu dengannya. Aku benar - benar merindukannya.

Ponsel yang ada di kantong celanaku berbunyi, aku menghentikan laju mobilku. Aku pikir itu panggilan dari Hyeyoon. Namun saat aku membaca nama yang tertera dilayar ponselku membuat aku terkejut. Lee Soo Hee.

Aku hanya menatap layar ponselku yang terus menampilkan nama itu. Kemudian panggilan itu berhenti, dan sebuah pesan masuk keponselku. Tentu saja pengirimnya adalah Lee Soo Hee.

' Seokwoo - ya, maafkan aku karena mengganggumu. Aku sekarang di Korea, bisakah kita bertemu? Ada yang harus aku sampaikan padamu!'

Aku hanya terpaku menatap pesan itu. Aku tidak berniat membalas pesannya dan juga tidak ingin bertemu dengannya. Jadi aku tutup ponselku dan aku lempar ke jok samping. Aku baru akan menjalankan mobilku saat ponsel itu kembali berbunyi. Dengan malas aku melirik kearah ponselku. Panggilan dari Ibu.

HADIR KEMBALI ( HYEYOON )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang