09 - Take Him Back

1K 291 60
                                    

Semalam, Yeonjun ternyata membawa pulang serbuk teh dan banyak bahan makanan pemberian para petani yang dia bantu seharian kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam, Yeonjun ternyata membawa pulang serbuk teh dan banyak bahan makanan pemberian para petani yang dia bantu seharian kemarin. Maka, pagi ini Soya sedang menggunakan teh itu sebagai minuman penyegar teman sarapan. Mereka sudah punya jagung dan ubi untuk direbus pula sebagai asupan utama pagi ini.

Taehyun datang saat Soya sedang melarutkan gula itu di dalam gelas.

Terkesiap kala berbalik mendapat sosok itu sudah hadir di belakangnya. "Ah! Selamat pagi, Yang Mulia," ucapnya spontan, membungkuk dalam.

Taehyun hanya melengos, mendekati teh hangat yang sudah jadi itu. "Mana untukku?"

"Ini, Yang Mulia," balas Soya pelan masih menunduk sopan saat menyodorkan teh itu ke hadapan Taehyun. "Anda ingin meminumnya langsung di si-eh? Y-Yang Mulia?" Soya terbelalak melihat Taehyun langsung meneguk habis teh itu, padahal seingat Soya airnya belum mendingin benar.

Taehyun meletakkan gelas kosongnya kembali ke meja, mengelap mulut pakai punggung tangan, kemudian mendekatkan wajah ke Soya, sedikit merendahkan tubuhnya sehingga mata mereka bertemu sejajar. "Berhenti memanggilku begitu kalau kau takut Yeonjun menyadari identitasku. Dan juga, kau berhutang penjelasan denganku soal semuanya. Apa kau memang sebodoh ini, Nona Choi?" katanya dingin dengan suara rendah, mengintimidasi.

Soya sudah lupa untuk bernapas, bahkan satu tangannya yang masih menggenggam sendok kini sudah bergemetar hebat. "M-ma-maafkan ak-"

"Kalian, sedang apa?"

Taehyun langsung memundurkan dirinya begitu mendengar suara Yeonjun muncul di belakangnya.

"T-tidak ada," jawab Soya cepat, wajahnya sudah pucat sekali akibat panik yang menyerangnya tadi.

Yeonjun menatap curiga, menatap bergantian Soya dan Taehyun penuh selidik. Dua orang di sana memang aneh sekali. "Aku mau pergi ke ladang itu lagi, sekalian melihat situasi juga. Soal kemajuan usaha Tuan Lay mencari kita."

"Oh, o-oke. Oppa, berhati-hatilah."

"Hm. Kalian berdua, di rumah saja dan jangan macam-macam," ucap Yeonjun seraya melirik Taehyun yang terus diam dengan tatapan angkuh. "Aku pergi sekarang." Lelaki itu berbalik, melangkah ke pintu keluar.

Soya baru bisa menghela napas lega. "Ahh, untunglah dia pergi."

"Sebenarnya kau tidak boleh merasa lega."

Soya menoleh ke Taehyun, otomatis menunduk lagi. "Ap-apa maksudnya?"

"Dia tidak terlihat bodoh sepertimu. Entah kenapa, aku merasa dia sudah tahu semuanya," kata Taehyun berlalu pergi dari sana, meninggalkan Soya yang masih terpelongo kosong memandangi kepergian Taehyun dari dapur itu.

***

Tok! Tok!

Padahal Soya sedang fokus-fokusnya memijat bahu Taehyun sebab diperintah oleh pangeran itu. Gadis itu serius sekali sampai-sampai raut wajahnya seolah ikut memijat, dalam pikirannya bertubrukan pro dan kontra-apakah dia harus memijat yang kuat agar pegal di badan Pangeran Taehyun bisa cepat pergi, atau dia harus pelan-pelan agar tubuh berharga bagai berlian itu aman saja tanpa bisa retak. Tiba-tiba saja terdengar ada yang secara formal mengetuk pintu dengan sopan.

[✓] ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang