08 - Starting Confuse

1.1K 293 146
                                    

Malam itu berlalu dengan baik, terlebih oleh karena alasan ketakutan Taehyun semalam, maka Yeonjun sudah memutuskan untuk tidur di luar saja sejak awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu berlalu dengan baik, terlebih oleh karena alasan ketakutan Taehyun semalam, maka Yeonjun sudah memutuskan untuk tidur di luar saja sejak awal. Tidak ada sofa atau lain semacamnya, pemuda itu malah nekat saja memutuskan tidur di lantai. Soya bahkan sampai merelakan satu-satunya bantal yang ada untuk mengalasi kepala kakaknya.

Ah, beginilah derita pergi dari rumah tanpa rencana yang matang.

Alhasil, pagi itu Yeonjun terbangun dengan keadaan sakit di badan dan agak masuk angin.

"Yeonjun Oppa?" panggil Soya, menunggui di sisinya. Ternyata dia sudah memangku kepala Yeonjun dari tadi. "Kulit Oppa dingin sekali. Kenapa tidak minta alas dari kamar Terry, sih?"

"Dia tidak menyukaiku," jawab Yeonjun jujur. Mulai duduk dan meregangkan otot lehernya. "Sudahlah, aku tak apa."

"Yang benar?"

Yeonjun mengangguk. "Lain kali, mau kabur itu pakai rencana. Jangan mendadak."

"Tidak sempat. Namanya juga kabur, bukan piknik."

"Apa rencanamu setelah ini, hm? Menunggu nasib buruk saat pasukan Tuan Lay menangkap kita nanti? Atau menikahi Terry dan tinggal di sini selamanya?"

Soya bergidik, memukul pelan lengan Yeonjun. "Yak! Oppa! Opsi pertama seram sekali."

Yeonjun tambah membulatkan mata syok. "Jadi, rencanamu adalah opsi kedua?"

"Tidak juga. Ah, tidak tahulah!" Soya tegak agak kesal. Memikirkan soal rencana selalu membuat stres tapi kalau tidak dipikirkan rasanya malah tambah membuat stres. Maunya apa? "Terry belum bangun?"

"Kau lihat pintunya masih ditutup begitu." Yeonjun ikut tegak akhirnya, berjalan menyusul Soya yang sudah berjalan ke kamar Taehyun itu. "Kurasa ide bagus juga berkencan dan membuat dia menyukaimu. Barangkali bisa menghapus ketakutan dan pikiran kotornya terhadap laki-laki."

Soya membesarkan mata, tercengo pada Yeonjun.

"Aku bicara fakta. Dia sampai mengira kalau aku salah satu orang yang menginginkan itu."

"Sudah, ah! Membahasnya!" Soya memukul lengannya lagi. "Oppa 'kan laki-laki."

"Tuh. Kau yang membahasnya lagi."

"Aku 'kan hanya menjelaskan."

Pintu tiba-tiba dibuka, memperlihatkan pemuda dengan surai acak-acakan dan wajah bantal. "Kalian berisik sekali."

Soya reflek menunduk sopan. "Selamat pagi."

Taehyun melirik, agak tak tertarik. "Hm. Pagi." Kemudian berjalan melengos melewati kakak adik itu begitu saja. "Omong-omong, aku haus," katanya, duduk di satu-satunya kursi yang ada di ruang tengah rumah itu.

[✓] ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang