19 - Stupidity

1K 253 206
                                    

Soya pasti pingsan jika melihat ini, sebab terlalu mengerikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soya pasti pingsan jika melihat ini, sebab terlalu mengerikan.

Kedua tangan Yeonjun diikat kuat pada satu tiang dengan tali tambang yang dapat menggores kulit dengan mudah. Tubuhnya sudah membungkuk, memejam berusaha mengatasi rasa sakit. Untuk kesekian kali, lelaki itu menyemburkan muntah darah. Hukuman cambuk untuk seorang yang baru terluka panah memang tak dapat ditolenrasi akal sehat manusia mana pun. Ternyata dugaan bahwa para bangsawan itu berdarah dingin dan tidak memiliki hati—itu benar adanya.

Meski bagi Choi Yeonjun, pengecualian untuk Putri Virdia.

"Berhenti!" seru seorang pria dengan lantang, dan kegiatan mencambuk sontak dihentikan.

Choi Soobin pelakunya. Kedudukannya sebagai butler dan pemimpin prajurit utama istana sudah membuatnya mendapat tunduk atas dasar sebagai tangan kanan para bangsawan Kang.

"Sudah cukup hukumannya. Ini perintah Pangeran Taehyun," tambah Soobin, membuat prajurit yang bertugas mencambuk itu sepenuhnya paham. Lantas mundur, dan meninggalkan tali cambuknya. "Lepaskan dia. Aku akan membawanya ke penjara bawah tanah untuk ditahan."

Prajurit yang lain reflek maju dengan patuh. Melepaskan Choi Yeonjun dari ikatan secara asal sampai pemuda itu sontak ambruk ke lantai—kehilangan seluruh tenaganya.

Soobin menghampirinya, merengkuh tubuhnya. "Hey, kau masih bisa bertahan, 'kan?" tanyanya agak cemas. "Maafkan aku. Setelah semua perintah ini, kita memang tidak memiliki daya apapun guna berontak," jelasnya merasa buruk. Seketika ingat dengan nasibnya nyaris dihukum mati setelah penculikan pangeran.

"Ck, kenapa Ahjussi cerewet sekali, uh?" Yeonjun bertanya pelan, serupa lirihan. "Bukan salah Ahjussi, sekarang bantu saja aku pergi ke penjara seperti yang kau bilang," lanjutnya seraya terbatuk-batuk, enggan membuka matanya.

Soobin yang iba melihatnya pun reflek membawa Yeonjun ke punggungnya. "Kau terluka parah. Biar aku gendong saja."

***

Soya duduk di bawah lantai, tepat di samping ranjang tidur pangeran. Memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya pada kedua tangan, menunduk dalam. Meredam tangislah yang tengah dia lakukan.

Ini adalah keputusan paling benar. Begitulah batinnya terus menyematkan kalimat penenang untuk dirinya sendiri.

Bahwa, keputusannya untuk menetap di kamar pangeran akan membuat segala sesuatu akan berangsur-angsur baik-baik saja. Tanpa harus ada nyawa yang lenyap. Tanpa harus ada yang berkorban untuknya. Tanpa harus merasakan kehilangan.

Sungguh, Soya tidak sanggup. Apalagi kalau itu harus Choi Yeonjun.

"Dia selamat," kata Taehyun berjalan mendekati Soya. Dirinya baru saja selesai berbicara dengan Choi Soobin yang berhasil mengantar Yeonjun ke penjara bawah istana dan tabib dipanggil untuk mengobati luka-luka yang didapat dari hukuman itu. "Kau tidak perlu menangisinya terus. Aku tidak suka melihatmu begini."

[✓] ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang