18 - You Are Mine

1.2K 267 224
                                    

Goyeolga - «Flashback»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Goyeolga - «Flashback»

Masih terlukis jelas dalam benak Virdia Lee-senyum manis Yeonjun tatkala menolongnya yang tersesat di penjuru Goyeolga. Tiga tahun yang lalu, saat kunjungan pertama atas dasar kerjasama resmi kebutuhan pangan antar Negri dengan Kerajaan Yurimyeong dilakukan.

Satu bulan dia habiskan di sana. Tanpa sadar diliputi rasa nyaman, setiap kali Yeonjun datang menyapa dan ada di sisinya hampir setiap pagi.

"Selamat pagi, Yang Mulia. Apa yang ingin anda lihat hari ini? Ah, apa merendamkan kedua kaki di air sungai yang jernih? Tuan Putri pasti tidak pernah melakukan itu, 'kan? Aku bisa menunjukkan caranya pada Yang Mulia," tutur Yeonjun pada suatu pagi. Entahlah apakah pemuda itu terlahir dengan kepribadian penuh gula atau dia memang tengah berusaha menggoda sang Putri.

"Kau menggodaku, ya?" Lihat saja. Bahkan Virdia pun merasa demikian.

Yeonjun melompat duduk ke sampingnya. Rasa segan itu sudah hilang tepat dimulai sejak Virdia memberikan kelonggaran itu sendiri. Gadis itu berterus terang mengatakan ingin menghilangkan status bangsawannya selama berada di Goyeolga sehingga bisa mudah dekat dan Yeonjun tidak terlalu kaku juga saat bersamanya.

"Tidak. Siapa bilang?" sanggah Yeonjun, memasang raut lucu. "Aku tidak menggoda Putri. Lancang sekali aku kalau memang iya."

Virdia tertawa, memukul pelan punggung lelaki itu. "Kau terlalu banyak bergurau, Yeonjun-ssi." Dia menggeleng pelan. "Tidak apa. Aku suka diperlakukan begitu," akunya begitu polos. Bahkan gadis itu sudah sempat dengan jujur mengungkap fakta; bahwa hatinya serasa ingin berlari dari tempat setiap kali dia melihat senyum Yeonjun.

"Kehormatanku, Yang Mulia?" tanya Yeonjun tiba-tiba, mengeluarkan sebuah kalung emas yang selama sebulan belakangan dia usahakan untuk dapatkan. "Mungkin tidak seberapa dengan perhiasan yang Tuan Putri biasa pakai, tapi ini semua hasil jerih payahku. Kalau kau bersedia memakainya, maka kau akan menjadi milikku. Kalau tidak, aku akan menyerah sekarang dan pergi sepenuhnya dari hidupmu, Yang Mulia." Yeonjun berucap serius, membuat senyum Virdia seketika sirna.

Hari itu adalah sisa tiga hari menjelang kepulangan keluarga Kerajaan Yurimyeong ke Negri mereka dan kerjasama bahan pangan diselesaikan sepenuhnya. Choi Yeonjun barangkali hanya ingin bersikap realistis. Mencintai seorang Tuan Putri keturunan bangsawan murni bukanlah hal yang layak dia lakukan. Hal itu jelas-jelas sudah menjadi larangan mutlak silsilah keluarga bangsawan selama berabad-abad lamanya.

Alangkah baiknya, jika kami selesai sejak awal. Begitulah pikir Yeonjun. Tanpa ada maksud menyakiti hati siapa pun.

Lebih baik sekarang, daripada nanti.

Alih-alih tegak dan spontan beranjak pergi. Virdia buru-buru membalikkan badan, duduk membelakangi Yeonjun. "Pakaikan padaku."

Yeonjun seketika terbelalak. "Virdia-"

[✓] ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang