24 - Your Real Rival

981 253 249
                                    

Sebelum semuanya, kisah pelik sudah lebih dulu terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum semuanya, kisah pelik sudah lebih dulu terjadi.

Itu adalah tanah Nhoraekza yang kini sudah terpecah menjadi tiga kerajaan utama; Gongmyeong yang dipimpin Raja Kang, Yurimyeong dibawah pimpinan seorang Ratu, dan Sejunmyeong di bawah pemerintahan Raja Kim. Tiga Kerajaan ini tumbuh dan berkembang dengan pemerintahan juga sistem masing-masing di waktu yang bersamaan.

Gongmyeong dipimpin oleh Raja Kang Myeongdu dan Ratu Kang Myuura, melahirkan putra semata wayang sang penerus tahta Pangeran Kang Taehyun yang paling dicintai. Yurimyeong dibawah pemerintahan Ratu Ryeonsa Lee (pasca wafatnya Raja Lee Yoonjae 7 tahun silam dengan penyakit tuanya). Terakhir, Kerajaan Sejunmyeong yang sebenarnya memiliki 3 orang putra mahkota—Kim Jungyu, Kim Seogyu dan Kim Beomgyu—yang seolah keberuntungan tak berpihak pada keluarga yang satu ini, Jungyu dan Seogyu harus terlahir tunanetra dan tunarungu, sehingga hanya Kim Beomgyulah satu-satunya harapan mereka—satu nama yang tercatat sebagai penerus tahta berdarah bangsawan murni.

Naas, Pangeran Beomgyu tak selamat pula dalam penculikan yang dilakukan Tuan Lay satu tahun silam.

Membuat Sejunmyeong terbenam masa berkabung dan kehampaan keluarga kerajaan tanpa secercah pun harapan.

Tiga Kerajaan berusaha untuk maju. Tanpa tahu, masa lalu tak semudah itu berakhir, tanpa sadar sesuatu yang telah tumbuh dan dipersiapkan telah menunggu di bawah permukaan.

Tanah Nhoraekza, masih menghendaki seorang raja keturunan terdahulu yang seharusnya masih memiliki penerus.

Setidaknya sebelum semuanya tahu bahwa yang memulai semuanya ini adalah mendiang ayahanda dari Kang Myeongdu, ayah Taehyun. Yang berusaha melenyapkan pasangan yang membentuk keluarga kecil berstatus tinggi—Park Joondae dan Park Areum.

"ARGH! INI MUSTAHIL!" geram Raja Kang, meremat kuat gulungan kertas salinan berisikan pesan peringatan serta sederet penjelasan itu. "Bukankah ayahku sudah membunuh mereka?! Putra dan putri mahkota Park sialan itu!"

Itu akan selalu menjadi yang terburuk ... saat kau sudah menempatkan tahta di atas segalanya.

"SIALAN!!!"

***

"Maafkan aku."

Yeonjun tercenung di tempat, melamati gelagat menjanggal itu di hadapannya. "Ahjussi ini kenapa, uh? Kelelahan?" katanya dengan ringan. "Ayo, masuk dan istirahat. Kubilang di luar dingin. Kau itu baru saja sampai."

Soobin yang baru sadar sikap anehnya kontan membuang napas. Benar. Dirinya hanya terlalu panik. "Baiklah." Dia pun menyusul Yeonjun masuk.

Saat di dalam, duduk bersila di tengah ruangan tanpa tertarik melakukan apa pun, membuat situasi di sana kian terasa canggung. Terlebih, ini memang masih terlalu pagi untuk mereka bisa membuka konversasi berat seperti rencana atau melakukan aktifitas tertentu.

[✓] ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang