Masalah bermula saat Pangeran Taehyun diculik tepat di hari besar perayaan ulang tahunnya yang ke-20. Ia lalu dibawa ke tempat terjauh dari Kerajaan dan dipaksa melakukan hal-hal terlarang, sangat menyiksa fisik dan mental Taehyun.
Namun, siapa sang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kau sudah gila? Kau masih di bawah umur."
Soya menunduk kala Yeonjun bertanya dengan sedemikian histeris. Pemuda itu hanya tidak menyangka bahwa hadiah yang adiknya minta saat ini adalah hal yang sama sekali tidak ia duga.
"Aku mau mendaftar di One Night with Terry, dan menyewa pemuda itu."
Memangnya siapa yang akan tenang dengan permintaan tidak wajar yang baru saja meluncur dengan bebas dari gadis yang baru berulang tahun di usianya yang ke-19?!
Soya menunduk makin dalam, di depannya sudah ada Oppa dan sang ayah. "Soya ingin sekali itu. Soya 'kan sudah mau menginjak usia dewasa. Masa tidak boleh? Anggap saja ini sebagai pemanasan untuk Soya." Gadis itu memasang puppy eyesnya. Memelas pada sang ayah. Ia tahu biasanya sang ayah pasti luluh dengan tatapan memohon itu.
"Soya, kau tidak bisa melakukan ini. Sadarlah, kau benar-benar akan meniduri seorang pemuda?! Itu ide gila, Soya. Sebagai kakakmu, aku menentangnya!" cerocos Yeonjun kesal. Ia hanya tidak habis pikir dengan tingkah adiknya kali ini. Ia tahu benar adik baik-baiknya tidak akan pernah menuntut macam-macam. Lalu, apa ini?
"Bergaul dengan siapa kau selama ini? Pasti seseorang sudah meracuni pikiranmu." Yeonjun berucap lagi, namun ia masih terlihat berusaha meredam emosinya.
Sang ayah akhirnya bersuara setelah lama tenggelam dalam pikiran kalutnya. "Yeonjun, sudahlah. Ayo kita sama-sama memikirkan jalan keluarnya tanpa harus terus memarahinya."
"Ayah jangan terlalu memanjakannya, Yah. Justru karena dia perempuan, kita harus-"
"Aku tidak akan melakukan apapun," sergah Soya, mencicit pelan seperti anak ayam.
Kedua pria disana langsung menatap tertuju padanya. Soya melanjutkan, "Pemuda itu sangat tampan, Soya hanya bermimpi bisa melihatnya secara langsung, dan barangkali menghabiskan beberapa waktu bersamanya." Soya membasahi bibirnya sendiri akibat gugup. "Soya janji tidak akan lakukan hal terlarang apapun di atas ranjang, Yah. Boleh, ya..." Soya menyentuh lengan kekar sang ayah. Kembali memasang raut memelas.
"Tidak bisa, Yah. Bagaimana jika pemuda itu yang agresif?" sambung Yeonjun.
Soya menoleh padanya, matanya menyorot tidak suka. "Tidak bisa, Oppa. Itu ada di surat perjanjian, bahwa yang menyewa yang paling berhak mengatur segala situasi di dalam kamar. Terry hanya akan menuruti segala permintaan." Lalu ia menatap pada wajah ayahnya. "Dan permintaan Soya adalah untuk duduk di sampingnya dalam waktu panjang dan menghabiskan waktu berbincang yang berarti. Itu saja."
"Baiklah. Tapi-"
"Tidak bisa, Yah. Nanti terjadi hal-hal tidak diinginkan bagaimana?!" sergah Yeonjun lagi, begitu bersikeras.
"Tunggu dulu, ayah belum selesai bicara." Sang ayah mengatupkan rahang, sebelum melanjutkan, "Ayah harus berbicara dulu dengan Tuan Lay tentang keamanan ini semua. Baru setelah yakin, ayah akan langsung membayarkan semua biaya untukmu menyewa pemuda itu. Bagaimana?"