23 - Rebel Against It

1K 253 239
                                    

Bruk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

Buku tebal itu terlepas dari tangan Choi Soya begitu saja.

Tulisan judul "Labirin Cermin" terpampang jelas di atasnya. Taehyun pun langsung tahu siapa yang baru saja menjatuhkan buku dan masih tegak di sana. Reflek melepas pelukan dengan Virdia dan memandang gelisah.

"Kau boleh pergi, Putri. Terima kasih sudah datang ke kamarku." Taehyun berucap, dan Virdia langsung paham perubahan nada bicara itu.

Gadis bernama Choi Soya. Dia ada di sini, batinnya sekilas, kemudian spontan mundur seraya mengelap asal seluruh pipi basahnya. "Tentu. Istirahatlah dengan baik, Pangeran."

"Kau juga."

"Aku permisi," pamit Virdia dan hanya direspon sekali anggukan oleh Taehyun. Perempuan itu pun benar-benar keluar dari sana.

Sempat sekilas menoleh ke Soya yang hanya diam di posisi sambil terus menunduk.

Taehyun menyusul tak lama kemudian, menggamit lembut tangan Soya, membawa si gadis masuk. Tak lupa menutup kembali pintu kamarnya. "Sejak kapan kau berdiri di sana?"

"Sejak awal," jawab Soya pelan. Enggan mengangkat kepalanya.

"Hei, lihat aku," pinta Taehyun, setengah memohon. "Pernikahan itu, kami berdua tidak menyetujuinya. Kami tengah berusaha agar itu tidak terjadi. Kau percaya padaku, 'kan? Kenapa kau seperti ini? Kau marah padaku?" tanya Taehyun, memegang kedua tangan Soya yang lebih kecil, dan menatap separuh memelas.

Soya hanya menghela napas panjang. Entahlah, dia pun tidak tahu mengapa tiba-tiba bersikap seperti ini. Kepalanya hanya mendadak kosong setelah melihat realita yang barusan dipampangkan jelas ke hadapannya. Perintah, serta semua komando persiapan pernikahan kerajaan—semuanya seperti memberikan tamparan telak pada diri Soya, secara tidak langsung.

"Aku ... tidak mungkin marah pada Yang Mulia. Aku tidak punya hak untuk itu," kata Soya sekenanya. Perih di dadanya kembali lagi.

Soya sudah menduga ini; barangkali pernyataan cinta semalam, ditambah dengan ciuman hangat itu—membuatnya memupuk harapan yang melambung tinggi. Seketika lupa akan segalanya. Lupa akan siapa dirinya.

Termasuk lupa, dengan perbedaan di antaranya.

Soya kira, dengan mereka saling menyatakan cinta dan memulai sebuah kisah yang lebih istimewa maka semua kekhawatiran otomatis sirna. Nyatanya tidak semudah itu. Nyatanya, takdir ini berlaku lebih kejam dan cepat dari yang bisa kita duga-duga.

"Kau punya. Kau pantas marah padaku, jika serangkaian rencana pernikahan sialan ini menyakiti hatimu. Maafkan aku. Aku pasti akan mencari cara agar kita tetap bersama, oke? Kau percaya padaku, 'kan, Soya?"

Soya?

Choi Soya tersenyum miris. Bahkan panggilan Taehyun padanya kini sudah berubah. Tanpa embel-embel Nona, atau terlalu lengkap seperti Choi Soya. Kalau begini, bagaimana Soya tidak memupuk lebih banyak harapan?

[✓] ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang