Twenty Third

20.3K 911 7
                                    

Malam ini Papa dan Mama akan pergi ke suatu acara. Aku dan Ryo tidak diperbolehkan ikut, karna kata Papa, acaranya bosenin. Yaudah aku nurut aja. Sekarang aku sedang menonton movie di TV kamar. Ryo sedang mengerjakan tugas di kamarnya bersama Mama.

Tepat pada pukul 19.00, jam yang berada di ruang tamu berdenting dengan kerasnya. Dan bunyi itu menandakan bahwa Mama dan Papa harus berangkat ke acara tersebut.

"Kak." Ucap Ryo sambil mengetuk pintu kamarku.

"Apa?" Ucapku setengah berteriak.

"Mama sama Papa mau berangkat, cepat turun." Ucapnya. Aku mem-pause movie yang sedang kutonton, dan berjalan menuju sofa, mungkin.

"Sayang, papa sama mama berangkat dulu." Papa mencium pipiku sekilas. Mama pun begitu.

"Jangan tidur malam! Ryo, jaga kakakmu." Ucap Mama sebelum menutup pintu rumah. Mama tadi bilang apa? Ryo yang jaga aku? Kebalik kali--'

"Kak, lihat TMR yuk, aku belum pernah lihat." Ucap Ryo sambil menarik-narik lenganku.

"Iya ayo." Ucapku. Lalu aku dan Ryo berjalan menuju kamarku. Kalian tahu TMR kan? TMR itu singkatan dari The Maze Runner.

Ini baru setengah film, tapi kenapa aku sudah merasa ngantuk? Aku menengok ke arah sebelahku, dan ternyata Ryo sudah terlelap. Aku mematikan TVku dan berjalan menuju balkon. Pintu balkonnya sangat terbuka, dan itu membuatku kedinginan. Ketika aku ingin menutup pintu, ada seseorang berdiri di sana (Dihadapanku maksudnya:3).

"Haaaaaampft.." Aku memukul-mukul lengan orang yang sedang membekap mulutku. Siapa sih malam-malam gak ada kerjaan kayak gini?

"Hay Vy." Orang itu baru melepaskan tangannya. Aku mendongak dan menatap benci orang yang ada di hadapanku ini.

"Ada apa sih?" Jawabku ketus.

"You're alone?"

"So, that's so important?"

"Kamu kenapa sih Vy kok jadi berubah gini?"

"Aku berubah? Bukannya kamu?!"

"Aku berubah gimana?"

"Aah, kelamaan deh. To the point aja ya. Aku lagi ngantuk!"

Dia meraih tanganku, lalu menggenggamnya erat. Suer, baru pertama kali dia melakukan seperti ini. Apa maksudnya coba?!

"Maafin aku Vy. Kamu kenapa sih? Apa salahku? Ceritakan semuanya."

"Salahmu? Kamu tanya salahmu? Salahmu itu banyak! Sangat banyak. Kenapa sih kamu ini gak pernah peka. Kenapa kamu selalu kayak gini? Kamu itu selalu menganggap dirimu benar, dan kamu selalu menganggap diriku itu salah. Maunya kamu itu apa hah?" Aku berteriak di hadapannya. Aku tak peduli dengan air mata yang kini telah membasahi pipiku. Sekarang aku lega, semua yang ada di pikiranku mulai berkurang.

"Kak Shil--" Itu suara Ryo? Astaga aku membangunkan Ryo? Dengan segera aku menghempaskan tanganku dari cekalannya dan menghapus air mata yang tersisa di pipiku.

"Kak Bagas? Ada apa malam-malam kok kesini? Terus kenapa Kak Shilvy nangis?" Kini Ryo tengah berdiri diantara aku dan Bagas.

Aku tersenyum masam. "Urus aja ya nih orang Yo. Kakak ngantuk!" Aku pergi meninggalkan mereka berdua. Aku ngantuk, dan aku muak melihat muka Bagas itu terlalu lama. Apalagi jika melihat mata hazelnya itu. Apa aku sanggup marah melihat mata hazel itu? Apa aku sanggup? Jawabannya adalah tidak. Maka dari itu, lebih baik aku menghindar.

***

Hari ini aku tidak punya semangat sekolah. Dari jam pertama, hingga jam keempat tadi, aku tidak memperdulikan ocehan guru, aku hanya fokus melamun dan aku tidak tahu melamunkan apa.

My Arrogant BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang