Thirty Three

26.4K 881 5
                                    

Hay My Readers and My dark Readers! ;)

----

Aku terbangun dari tidurku. Sepertinya aku tertidur. Kepalaku rasanya pusing sekali. Apa ini pengaruh dari tangisanku tadi pagi? Btw, kenapa aku tidurnya duduk? Dan kenapa aku tidur di lekukan leher seseorang?

Aku mengangkat kepalaku yang terasa sangat pusing ini. Astaga, aku tidur di pangkuan Bagas? Dan tanganku, ih sangat menijijikkan.

Aku berusaha keluar dari pelukan Bagas ini. Tetapi, aku tidak mau mengganggu tidurnya. Sepertinya dia sangat kelelahan.

"Udah bangun Vy?" Mampus, aku telat!

"Hmm." Aku berdehem. Ya Tuhan, cepat sadarkan Bagas. Aku ingin pergi dari peukan dan pangkuannya ini.

"Minta maaf ya. Janji, kamu jangan pergi dariku lagi." Dia mengangkat jari kelingkingnya. Aku mengangguk dan mengaitkan jari kelingkingku di kelingking Bagas.

Please god, i want with Bagas for today, next week, next month, next year, and forever!

**

Hari demi hari kujalani seperti biasa. Yang berbeda, hanya Bagas yang selalu menguntiliku. Dia menggangguku? Tidak sama sekali. Aku malah berharap, jika ini akan terjadi selamanya.

Melihat kegembiraanku kembali, Chelsea sangat bahagia. Aku ingat sekali ketika aku pertama masuk dengan senyum yang ceria, dia memelukku, menciumi setiap inchi di wajahku, dan menraktirku makan di kantin.

Chelsea dan Ryan kini terlihat sangat dekat. Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka berdua. Tapi aku bahagia, akhirnya Chelsea gak ngenes lagi :v

"Party barbeque di rumahku!" Teriak Chelsea di depan kelas. Semua murid menyambutnya dengan ceria. Dasar Chelsea!

"Spesial for Shilvy and Bagas." Chelsea memberiku dan Bagas sebuah undangan. Dan betapa terkejutnya aku. Di saat ulang tahunnya yang ke-17  besok, Chelsea akan bertunangan. And you know? Dia bertunangan dengan Ryan! That's so amazing!

Malam hari pun menjemput. Aku sejak pukul 6 hingga sekarang pukul 9, masih berkutat saja dengan buku yang berada di depanku. Oh Tuhan, kenapa rumus fisika ini sejak tadi tidak masuk kedalam otakku?

"Ngapain? Mulai tadi belajar terus?" Suara Bagas mengagetkanku. Sejak kapan dia ada disini? Kenapa aku tidak mendengar pintu di buka dan pintu di tutup sama sekali. Ah, rupanya aku rada error.

"Ini nih." Aku menyodorkan buku fisikaku kearah Bagas. Bagas tersenyum lalu merangkulku.

"Ini itu caranya gini, gini, gini—" Aku tak mendengarkannya. Aku sedang asyik melihat wajahnya. Terima kasih Tuhan. Terima Kasih karna kau telah memberiku kesempatan untuk bersamanya kembali.

Love is not going as smoothly as the motorway. Just follow the plot, and feel the happiness.

-THE END-

-----

wah, udah selesai nih. Gimana? Absurd ya? Sorry deh ;)
Kalian mau end sampai disini apa mau ada epilognya nih?
Gue kayaknya gak bikin sequelnya deh. Baca cerita gue yang lain yaa..

Girl Problematic (Ini ceritanya udah gue publish. Tapi baru satu chapt sih. Baca aja ya. Gue bakal lanjutin chaptnya kalo readersnya udah lumayan banyak.)

She and Football (Yang ini itu masih coming soon =D Kenapa gue bikin cerita rentang football? Karna gue suka banget sama yang namanya football. Btw, do'ain kakak gue yang ikut seleksi U-15 ya;) Tunggu aja cerita yang ini, pasti gue akan publish dalam waktu dekat. Ditunggu vommentsnya!)

Thank you my readers. Jangan bosen ya baca cerita karanganku. Goodbye. I love you!

My Arrogant BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang