Astaga, kenapa Elang juga ada disini? Rasanya seperti jatuh tertimpa tangga. Sial banget!
"Loh Vy, kamu kok disini?" Tanyanya.
"Emang kenapa? Masalah?" Jawabku cuek.
"Gak papa, masuk bareng yuk." Ucap Elang menggandeng lengan kananku.
"Yaudah, Mama masuk dulu ya Elang." Ucap wanita separuh baya itu menatap sinis kearahku.
"Ayo Vy."
Entah kenapa, aku bisa nurut di gandeng sama dia kayak gini. Aish, aku kerasukan kali ya? Tapi gak papa deh, aku mau balas dendam dulu. Enak aja dia main gandeng cewek, ya aku juga bisa kan gandeng cowok. Ya gak?
"Vy, itu kan Bagas? Kita kesana yuk."
Tanpa ada persetujuanku, Elang langsung menyeretku agar mengikutinya. Dan aku? Hanya bisa pasrah.
"Hay, eh ada Lilly?" Ucap Elang. 3 orang yang sedang mengobrol, mengalihkan pandangannya menuju arahku dan Elang.
"Loh kak Vy? Katanya mau pergi?" Tanya Ryo. Aku menatap Ryo dengan pandangan malas. Ternyata dia tak ada niat untuk mencegahku berlari.
"Kamu siapa? Adiknya Shilvy? Oh pasti kamu Ryo kan?" Ucap Elang. Awalnya Ryo mengernyit, namun tak lama kemudian, dia mengangguk.
"Ngapain loe kesini?" Suara Bagas mengalihkan pandanganku.
"Ini kan acara reu---"
"Gue yang ngajak." Ucapku memotong ucapan Elang.
"Beneran kak Vy yang ngajak? Tumben punya temen cowok?" Tanya Ryo.
"Masalah?" Ucapku sewot.
"Yaudah, Lang, kita kesana yuk." Ucapku merajuk.
"Ehm, ayo." Akhirnya aku terbebas dari tatapan sinis Bagas. Dan aku sangat bersyukur!
"Vy, kamu sama Bagas kenapa sih?" Tanya Elang saat aku dan dirinya telah berada di taman gedung ini.
"Gak papa." Ucapku.
"Oh iya, kamu udah taken atau masih single?"
"Kenapa tanya kayak gitu sih?"
"Gak papa, tanya aja."
"Gak usah bahas itu deh, aku lagi males."
"Okay, oh iya. Sorry ya Vy."
"Sorry? For what?"
"Kamu pernah kecelakaan ya 9 tahun yang lalu?"
"K-kok kamu tahu?"
"Sebenarnya aku yang nabrak kamu."
"Astagaa"
Flashback
"Sayang, naik sepedanya jangan jauh-jauh, kamu baru bisa." Teriak Mama Shilvy.
"Gak papa Ma. Shilvy kan sudah jago." Ucap Shilvy. Lalu dia mengayuh sepedanya dengan sangat kencang tanpa memperdulikan kendaraan yang berada di sekitarnya.
--"Sayang, mama mau kamu tabrak anak perempuan itu!" Ucap seorang wanita dengan tatapan tajam kearah seorang gadis yang asyik bermain sepeda.
"Tapi kenapa Ma? Dia kan Shilvy, sahabat aku?" Ucap seorang lelaki yang sedang berada di samping wanita tadi.
"Tabrak atau Mama yang tabrak kamu!" Ucap wanita itu geram.
"I-iya Ma, Elang akan tabrak Shilvy."
--"Sayang, di sekitar rumah sini aja." Teriak Mama Shilvy ketika melihat Shilvy sudah berada jauh dari dirinya.
"Gak mau Ma. Shilvy mau keliling kompleks!" Teriak Shilvy.
Tanpa Shilvy sadari, ada seorang motorcross sedang menghampirinya dengan kecepatan penuh.
"Shilvy, awass!" Teriak Mama Shilvy, ketika melihat Motorcross itu berjalan menuju arah Shilvy.
"Ap---" Shilvy tertabrak. Dia terpental jauh dari sepedanya. Kepalanya menatap pohon mangga yang berada di pinggir jalan.
"Shilvy!" Teriak Mama Shilvy sambil menangis. Dia menangis melihat Shilvy telah tergeletak dengan darah yang bercucuran.
"Tante." Ucap seorang lelaki yang tengah berdiri di samping Mama Shilvy.
"Elang? Kamu bisa bantu tante gak? Bawain sepeda Shilvy ya."
"Iya tante. Tapi, Elang mau minta maaf sebelumnya."
"Minta maaf? Buat apa?"
"Maaf, yang tadi nabrak Shilvy itu Elang."
"Apa? Dasar anak kurang ajar! Siapa orang tuamu? Kenapa kamu melakukan ini semua?"
"Aku orang tuanya. Kenapa? Memang aku yang menyuruh Elang melakukan semua ini." Ucap seorang wanita yang sebaya dengan Mama Shilvy.
"Cinthya? Kenapa kamu melakukan ini semua? Apa salahku? Apa hah?" Teriak Mama Shilvy.
"Salahmu? Banyak! Kamu telah merebut Calum dari hidupku!"
"Tapi aku, dia yang memilihku."
"Kenapa kamu kembali ke Indonesia?"
"Karna disini tempat tinggalku."
"Alah, males tahu gak denger alasanmu."
"Yaudah terserah!"
Mama Shilvy berlari menuju rumahnya, untuk segera mengobati Shilvy. Karna Shilvy, hanya Shilvy yang dia sayang.
Flashback off
"Dan aku benar-benar menyesal telah melakukan itu semua." Ucap Elang di akhir ceritanya.
"K-kamu kenapa melakukan ini semua?" K-kamu jahat!" Aku memukul keras lengan Elang. Dia jahat, dia telah melukaiku.
"M-maafkan aku." Ucap Elang menggenggam tanganku.
"Lepas. Aku benci kamu." Aku berlaei meninggalkan Elang. Kenapa? Ternyata luka di kepalaku ini disebabkan olehnya? Kenapa? Kenapa Mamanya membenciku? Ada apa dengan Mama dan Mama Elang dahulu? Kenapa aku yang menjadi korban?
Aku berlari, terus berlari. Dan tanpa sadar aku telah pergi dari gedung itu tanpa pamit orang tuaku.
"Shilvy awas!" Teriak seorang lelaki? Dan aku tahu itu suara Bagas.
Ada cahaya yang semakin lama, semakin menerangi tubuhku.
Tiiiiin
"Aaaa" Aku berteriak, dan aku merasa ada yang memelukku. Lalu, aku tak sadarkan diri. Yang aku lihat hanyalah kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boyfriend
Teen FictionWARNING!! [CERITA ABSURD. KALIAN BISA BACA CERITAKU YANG LAIN] Mempunyai pacar adalah keinginan setiap manusia. Menurut beberapa orang, mempunyai pacar itu tak memandang apapun. Dia gak ganteng, dia gak kaya, dia gak pinter, yang penting rasa sayang...