10 years later
Aku memandang lelaki kecil di hadapanku dengan senyum. Kebahagiannya, adalah kebahagiaanku. Rangga Adikara Robinson, namanya. Lelaki kecil berumur 5 tahun itu datang dengan berlari kearahku.
"Momma." Ucapnya. Aku menundukkan tubuhku, lalu memeluknya.
"Rangga." Ucapku. Aku merindukannya. Merindukan pangeran kecil yang telah menghiasi rumah tanggaku bersama Bagas.
"Langga main dulu momma. Bye!" Rangga menciumku, lalu pergi kembali kearah mainannya. Aku bahagia memiliki pangeran sepertinya.
"Sayang." Bagas memelukku dari belakang. Rajaku ini, sangat manja sekali. Jadi, jangan heran jika setiap malam, Bagas akan bertengkar dengan Rangga demi merebutkanku.
"Datang kok gak bilang?" Bagas menciumi seluruh wajahku. Aku hanya bisa tersenyum dengan perlakuannya ini.
"Aku baru datang sayang." Ucapku. Dia berhenti menciumi wajahku. Dia tersenyum lalu menarikku kearah sofa.
"Kamu tahu? Pangeranmu itu selalu saja memarahiku." Bagas memeluk lenganku. Tuh kan, dia sangat manja.
"Kamu sih gak bisa jaga dia." Ucapku sambil mengelus lengannya.
"Tuh kan kamu selalu bela dia. Bela aku nya kapan?" Dia memproudkan bibirnya. Hey, dia Bagas. Dia Bagas yang dulu sangat dingin itu, kini sekarang bersifat seperti anak kecil.
"Poppa, this is my mommy!" Rangga datang menghampiriku. Dia menghempaskan tangan Bagas, lalu dia memelukku.
"Rangga, gak boleh gitu sama poppa. Minta maaf dulu sayang." Aku membelai rambutnya itu. Aku jadi heran, kenapa sih pangeranku ini membenci ayahnya?
"Rangga, Poppa kangen sama Momma. Kamu main aja sana." Bagas mendorong tubuh mungil Rangga perlahan.
"Sayang. Udah biarin gini aja." Aku menarik Bagas dalam pelukanku juga.
"Aku gak mau tahu, pokoknya nanti malem kamu tidur di kamar." Ucap Bagas. Ya ampun, dia seperti apa saja.
"Kan momma memang tidur di kamar Poppa? Tapi di kamar Langga." Rangga memeletkan lidahnya kepada Bagas. Aduh, kenapa mereka berdua bertengkar lagi? Apa mereka tidak tahu aku baru datang dari Bali? Apa mereka tidak tahu capeknya aku?
"Tuh kan yang, pangeranmu memang nakal." Bagas menarik hidung mungil Rangga.
"Poppa, sakit!" Rangga melepas pelukannya, lalu mengelus hidungnya yang terlihat merah karna ulah Poppanya.
"Sst, Momma mau tidur dulu." Aku memejamkan mataku. Kehidupanku terasa begitu sempurna. Menikah dengan Bagas, menjadi pemegang saham, dan mempunyai pangeran lucu seperti Rangga.
"I love you." Bagas mencium kedua pipiku lalu mengangkat tubuhku.
"Poppa, Rangga mau cium Momma." Teriak Rangga yang terdengar sangat lucu.
Bagas menurunkanku, lalu Rangga mencium pipi, mata dan hidungku. Lalu, aku merasa semuanya gelap. Sepertinya, bunga tidurku sudah datang. Bye kalian semua. Terima kasih telah membaca ceritaku. Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boyfriend
Teen FictionWARNING!! [CERITA ABSURD. KALIAN BISA BACA CERITAKU YANG LAIN] Mempunyai pacar adalah keinginan setiap manusia. Menurut beberapa orang, mempunyai pacar itu tak memandang apapun. Dia gak ganteng, dia gak kaya, dia gak pinter, yang penting rasa sayang...