Semenjak hari dimana aku dirawat di UKS, dan Bagas menemaniku, Bagas seperti lebih dekat denganku. Yang biasanya aku harus memperhatikannya dari jauh, malah sekarang aku bisa duduk satu bangku dengannya. Jika aku bertemu Kak Albert, Bagas mengikuti. Jika aku dekat dengan Ryan, Bagas lebih memilih pergi meninggalkanku, ini yang bikin aku gak suka. Padahal aku menganggap Ryan cuman sebagai sahabatku sendiri. Tapi, Bagas malah menyuruhku untuk menjauhinya, bagaimana bisa aku menjauhi Ryan?
Walaupun Bagas merubah sifatnya sedikit lebih possesive menurutku. Tapi dia tetap saja memandangku, Chelsea atau pun yang lainnya dengan tatapan datarnya itu.
Sekarang aku dan Bagas beriringan berjalan menuju kelas Fisika. Sebenarnya Bagas tidak ada jadwal kelas Fisika, namun dia hanya mengantarkanku menuju kelas. Selama perjalanan, dia tak memandangku, mengajakku bicara, pokoknya dia bikin aku ilfeel setengah mati. Sesampainya di pintu kelas, aku langsung nyelonong masuk tanpa pamitan kepada Bagas. Suruh siapa bikin aku ilfeel? Ya terima saja aku cuekin seharian ini.
"Hay Vy." Ucap Chelsea. Aku dan Chelsea telah kembali bersama. Semua orang yang dulu sering ngejek aku sebagai seorang PEMBUNUH, malah sering senyum manis terhadapku. Ya, pelakunya sudah didapatkan, semua orang melihat rekaman CCTV dimana Cecil dengan sendirinya menjatuhkan tubuhnya di kolam. Aku tidak tahu siapa yang menyebarkan hasil rekaman CCTV itu, tapi aku bersyukur karna sekarang tak ada yang menjauhiku. Cecil sendiri di skors seminggu. Aku sih merasa kasian, tapi tak apalah salah dia sendiri.
"Hay Chel. Ryan belum dateng?"
"Ryan mulu loe. Gue bilangin Bagas baru tahu rasa!" Dasar Chelsea. Sepertinya Bagas menyuruh Chelsea memata-mataiku, agar aku tak bisa dekat dengan Ryan.
**
Sekarang aku duduk di bangku kantin bersama Chelsea, menunggu siapa lagi kalau bukan Bagas? Aku dan Kak Albert jarang ke kantin bareng, soalnya Kak Albert memiliki tugas yang sangat banyak.
Aku terduduk sambil meminum Jus Jambu kesukaanku. Chelsea sedang asyik memainkan iPhonenya. Mungkin sedang berkomunikasi sama Kak Calvin dari kelas XI.
Akhirnya Bagas datang. Dengan muka datarnya dia duduk dihadapanku. Dia sudah membawa Jus Jambu yang aku tidak tahu asalnya darimana. Aku dan Bagas memang suka Jus Jambu, mungkin jodoh hihihi.
"Kok lama Gas?" Tanyaku.
"Gak papa" ucapnya singkat, padat, jelas. Aku hanya menganggukan kepalaku mengerti.
"Vy, gue pulang duluan, Kak Calvin mau nganterin gue pulang. Bye Vy." Ucap Chelsea mencium pipi dan puncak kepalaku sekilas.
Kini aku seperti patung. Bagas sedang membaca buku, yang pastinya buku pelajaran.
"Bagas." Ucapku merengek.
"Hm?"
"Ayok pulang. Mau ngapain lama-lama disini?"
"Oh ya Vy. Aku ikut ekskul basket hari ini. Maaf ya gak bisa pulang bareng." Ucapnya, lalu ngacir pergi ninggalin aku sendiri duduk di bangku kantin. Nasib emang!
---------
Besok masuk yes?
Kayaknya bakal jarang next partnya, cause sekarang udah semester 2.Pulang yang siang, belum lagi kalo ada kumpul osis.
Maaf pendek.
Bye;*
![](https://img.wattpad.com/cover/29256520-288-k691655.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boyfriend
Teen FictionWARNING!! [CERITA ABSURD. KALIAN BISA BACA CERITAKU YANG LAIN] Mempunyai pacar adalah keinginan setiap manusia. Menurut beberapa orang, mempunyai pacar itu tak memandang apapun. Dia gak ganteng, dia gak kaya, dia gak pinter, yang penting rasa sayang...