Thirty One

21.7K 841 0
                                    

Sepulang sekolah tadi, aku sengaja pulang bersama Ryan. Biasanya aku menolaknya, tapi aku tidak tahu sekarang. Kenapa rasanya sangat susah jika menolaknya.

Saat sampai di depan rumah. Aku berpikir, apa aku harus pulang? Pikiranku mengatakan bahwa aku harus pulang. Tetapi, berbeda dengan kata hatiku. Hatiku mengatakan bahwa aku tak seharusnya pulang. Akhirnya aku memilih untuk pergi. Aku menitip salam pada Ryo, katakan pada siapa saja yang mencariku, bilang saja aku sedang pergi.

Aku tahu. Sebenarnya sejak tadi Ryan menatapku dengan tatapan bertanya. Tetapi, jika aku tanya mengapa, dia selalu menjawab bahwa dia tidak apa-apa.

"Kenapa gak pulang sih Vy? Ada masalah?" Tanya Ryan akhirnya. Aku menatapnya sekilas, lalu aku memandang kearah jendela lagi.

"Gak papa. Kalo kamu mau nurunin disini juga gak papa. Aku ke apartment Kak Albert." Ucapku tanpa melihat Ryan.

Aku mendengar Ryan menghela nafas. "Kenapa sih salah mengartikan? Dari dulu tetep aja gak berubah." Ucap Ryan.

"Iyadeh maaf." Aku mencubit pipi Ryan. Dia meringis kesakitan. Aku tertawa, lalu dia mengelitiku. Kami bercanda di mobil siang itu, hingga tak terasa hari mulai gelap.

"Pulang yuk Vy." Ajaknya. Aku menggeleng. Aku tidak mau pulang terlebih dahulu.

"Kenapa sih? Nginap di apartment aku aja yuk." Ucap Ryan. Aku berfikir sejenak, menginap di apartment Ryan? Tidak terlalu buruk juga.

"Ehm, bukan ide yang buruk." Ucapku. Ryan tersenyum, lalu kita pergi ke apartment Ryan.

Sesampainya di apartment Ryan, aku dan Ryan duduk di sofa. Kita melihat tv dalam kesunyian. Tidak ada yang ingin berbicara terlebih dahulu.

Handphoneku bedering. Dengan segera aku merogohnya di tasku. Ternyata ada notifikasi line dari Chelsea.

Chelsea : Kamu dimana? Ryo kamu tinggal sendirian?

Shilvy : Kamu dirumah? Tolong jaga Ryo ya, sepertinya malam ini aku gak pulang.

Chelsea : Kamu dimana? Gak biasanya kamu mau menginap di rumah orang!

Shilvy : Chelsea, please.

Chelsea : Semua ini ada sangkut pautnya dengan Bagas?

Shilvy : Kamu gak perlu tahu dulu. Aku hanya ingin sendiri saat ini.

Chelsea : It's okay. Jaga diri baik-baik!

Shilvy : Ya. Thank's

Aku menaruh handphone di sofa. Untung saja mama dan papa sedang pergi. Jadi aku bisa bebas. Tapi, aku kasihan juga dengan Ryo. Ya Tuhan, tolong jaga Ryo.

Aku terbangun. Sepertinya aku tertidur di sofa semalaman. Tetapi, rasanya ada yang menopang kepalaku. Aku bangkit dari tidurku. Aku terkejut, ternyata aku tertidur di paha Ryan.

"Sudah bangun Vy?" Tanya Ryan dengan suara seraknya. Aku mengangguk.

"Maaf ya Yan. Aku gak tahu kalo aku tertidur." Ucapku.

"It's okay." Ucapnya.

Aku melirik jam yang berada di handphoneku. Masih jam setengah enam rupanya. Apa aku harus pamit untuk pulang kepada Ryan?

"Mau pulang? Aku ke kamar mandi dulu ya. Sebentar." Ucapnya. Mengapa dia bisa tahu apa yang sedang aku pikirkan? Apa dia cenayang? Entahlah.

Ryan memgantarkanku pulang. Beberapa menit yang lalu, dia harus pulang. Katanya ada hal penting yang harus ia kerjakan.

Rumah terlihat sepi. Ryo menginap di rumah Chelsea? Apa Chelsea menginap di rumah? Sepertinya Ryo menginap di rumah Chelsea.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur. Sejak tadi aku belum minum. Tenggorokanku terasa sangat kering.

Setelah minum, aku menuju kamar. Tak ada yang harus di kerjakan lagi. Lebih baik menonton film dan bergelut dengan selimut.

Aku terkejut. Siapa dia? Dia Ryo atau siapa? Seenaknya saja tidur di ranjang kesayanganku.

Aku berjalan menuju lelaki yang sedang tertidur pulas di ranjangku. Semakin mendekat, rasanya aku mengenal orang ini. Apa jangan-jangan orang ini itu dia? Lalu, ngapain dia kesini?

Orang itu membalikkan badannya. Tubuhnya kini menghadap kearahku. Aku benar-benar terkejut saat ini. Apa yang dia lakukan di kamarku?

Dia membuka matanya. Dia terkejut. Tapi, tak lama kemudian, senyumnya mengembang.

"Shilvy"

"Bagas"

Ucapku dan dia bersamaan. Tuhan, aku ingin kabur saat ini. Aku tidak mau melihat dia saat ini. Tuhan, tolong hamba.

----

Maaf lama updatenya. Minggu ini kayaknya bakalan jarang update deh. Soalnya aku ada ulangan harian. Minggu depannya, UTS datang. And, i'm so lazy! Hpku disita selama seminggu karna UTS. Harap maklum ya;)

Semoga kalian suka ya sama ceritanya. Sorry kalau tambah lama, tambah ancur. Bye!

My Arrogant BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang