Aku tidur di ranjang king sizeku. Selama di sekolah tadi, aku tak melihat Bagas sedikitpun. Apa dia marah padaku? Tapi kenapa? Karna aku duduk bersama Ryan? Astaga.
"Kak Vy." Pasti itu suara Ryo, tapi ada apa dia ke kamarku? Ada urusan yang penying kah?
"Apa?"
"Boleh masuk gak?"
"Masuk aja."
Dan akhirnya Ryo masuk ke kamarku. Wajahnya terlihat sangat frustasi, dan ini kali pertama aku melihatnya seperti ini. Ryo duduk di sebelahku.
"Ada apa?" Tanyaku sambil memperhatikan wajahnya itu.
"Rianna mutusin aku kak." Ryo menyenderkan kepalanya di bahuku.
"Sudah kuduga." Ucapku. Siapa yang tak kenal Rianna? Anak bandel dan playgirl itu sudah sangat terkenal di Jeyung School, karna dia adik dari Cecil si cewek centil itu.
"Iya kak. Ryo udah nyesel gak dengerin kakak." Ryo memelukke dari samping. Semenjak mencintai wanita, Ryo selalu manja padaku, aku tak tahu apa alasannya.
"Yaudah, kan banyak cewek yang ngejar kamu. Ngapain sedih juga?" Aku membalas pelukan adek kesayanganku ini.
"Kak, Ryo tidur sama kakak ya?" Tanyanya yang membuatku kaget? Tidur? Bareng Ryo?
"Oke, tapi jangan nendang kakak ya." Ryo mengangguk lalu tak lama kemudian, dia sudah terlelap disebelahku.
**
Aku baru terbangun ketika jam wekerku bersering dengan kerasnya. Aku menengok ke sebelah ranjangku, Ryo masih tertidur dengan pulas. Kalo dilihat-lihat, Ryo ganteng juga ya, mukanya lebih persis sama Mama ketimbang sama Papa.
Aku bangkit dari ranjangku dan menuju kamar mandi. Setelah mandi, aku masih melihat Ryo tertidur sangat lelap. Aku berjalan ke arahnya.
"Yo bangun, udah pagi. Sekolah!" Ucapku sambil menggoyangkan tubuhnya. Tak lama kemudian dia terduduk di ranjang. Matanya masih terpejam, dan itu membuatnya lucu.
Krek
Pintu terbuka, dan Mama berdiri disana. "Rupanya Ryo tidur disini, Mama pikir dia kabur." Mama menghampiriku dan Ryo.
"Tumben tidur sama kakak?" Mama membelai lembut rambut Ryo. Ryo perlahan membuka kelopak matanya.
"Lagi pengen tidur sama Kakak." Suaranya terdengar serak.
"Okay, sekarang Ryo mandi. Terus berangkat sekolah." Mama mencium pipi Ryo sebentar lalu pergi meninggalkan kamar.
Aku dan keluargaku sedang menikmati sarapan pagi buatan Mama yang sangat lezat. Muka Ryo tidak seperti tadi malam lagi, kini dia terlihat sangat gembira.
Setelah makan, aku berjalan menuju halte. Di halte aku melihat Bagas sedang asyik mengobrol bersama wanita kecil yang sangat lucu. Aku menghampirinya. Bagas tak merasa jika kini aku ada disebelahnya. Tetapi wanita kecil itu meraskannya, dia tersenyum sangat manis ke arahku.
"Kamu temukan dia dimana?" Tanyaku yang membuat Bagas kaget. Ekspresinya sangat lucu.
"Dia Leyli. Anak komplek sebelah." Ucap Bagas tanpa menoleh kearahku.
"Hay Leyli. Bagaimana kamu kesini? Rumahmu sangat jauh dari halte ini." Ucapku lembut.
"Acu cuman mau kecemu cama Kakak Bagas. Acu cangen sama Kakak Bagas." Ucapnya yang berhasil membuatku gemas.
"Wah, kamu punya banyak penggemar ya Bagas. Leyli salah satu penggemarmu ya?"
"Diamlah." Ucapnya. Aku terkekeh melihat ekspresi Bagas.
Bus Jeyung School berhenti di depan halte. Aku berpamitan ke Leyli, menciumnya, lalu pergi ke arah bus. Bagas sudah pergi terlebih dahulu.
Saat berada di dalam bus, aku melihat anak-anak sedang meng-gosip. Tapi aku tak tahu mereka sedang asyik gosip tentang apa, dan aku pun tak peduli.
Hari ini, aku tak melihat Ryan naik bus. Bagas juga memilih duduk bersama Ben teman basketnya ketimbang duduk denganku. Emang nasib ya punya cowok yang gak pernah peduli sama pacarnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boyfriend
Teen FictionWARNING!! [CERITA ABSURD. KALIAN BISA BACA CERITAKU YANG LAIN] Mempunyai pacar adalah keinginan setiap manusia. Menurut beberapa orang, mempunyai pacar itu tak memandang apapun. Dia gak ganteng, dia gak kaya, dia gak pinter, yang penting rasa sayang...