not a Cinderella

12.8K 2K 35
                                    

SMA Pemuda, 2014

Hari ini adalah ulang tahun sekolah. Seperti pengumuman OSIS seminggu yang lalu, para murid pun mengenakan baju bertema prince and princess, karena para pengurus organisasi intra sekolah memutuskan mengusung tema fairytale untuk perayaan berdirinya sekolah tahun ini.

Setiap tahun sekolah memang selalu merayakan hari ulang tahun dengan tema berbeda-beda. Biasanya diadakan di lapangan outdoor yang ada di gedung C. Dengan persetujuan kepala sekolah tentunya dan tanpa alkohol apalagi narkoba. Ini aturan mutlak. Oleh karena itu acara ini dijaga dengan ketat.

Tema tahun lalu adalah retro sehingga kami semua berdandan ala tahun 70-an sampai 90-an. Lalu entah apa yang merasuki para anggota OSIS yang kini menjabat, karena bisa memilih fairytale sebagai tema ulang tahun sekolah tahun ini.

Hell yeah! Jangan bilang para anggota organisasi intra sekolah yang rata-rata perempuan itu berharap ada pangeran tampan yang entah datang dari mana nyasar ke sini! Seriously, itu cuma mimpi para bocah lima tahun yang masih pada ngempeng pada ibunya!

Sebenarnya aku tidak ingin datang ke pesta hari ini. Tapi Ibu panti menyiapkan gaunku dengan antusias—katanya ini dulu adalah gaunnya saat ia merayakan natal di biara, dan dengan senang hati ia memberikan baju ini padaku. Ia juga mendandaniku dan banyak memujiku, sehingga aku sedikit percaya diri dan merasa sangat cantik. Walau gaun ini sedikit kepanjangan, karena perbedaan tinggi badanku dengan Ibu panti sekitar 10 cm. Bahkan memakai heels pun hanya sedikit membantu.

Aku menjinjing gaunku yang menyapu lantai seperti orang kebanjiran, sedangkan sepatu kaca yang aku pakai kian menyiksa hingga aku berulang kali hampir jatuh. Untungnya aku tidak betulan nyungsep ke lantai.

Awalnya aku memasuki gedung sekolah dengan percaya diri dan senyuman kecil yang menghiasi bibirku, tapi kepercayaan diriku langsung luruh begitu aku dicegat  oleh Tatyana dan gengnya.

"Ulu~ulu~ cantiknya Cinderella kita malem ini. Tapi mau secantik apa pun lo dandan, Cinderella nyatanya cuma babu. Nggak usah mimpi bakal dansa sama pangeran, karena cowok-cowok di sekolah ini jelas nggak buta. Mendingan lo ambilin gue minum sana!" perintah Tata yang berdandan ala Snow White. Tetapi gadis itu lebih terlihat seperti penyihir yang memberikan apel beracun di cerita putri salju dan tujuh kurcaci itu. Mulut gadis itu benar-benar penuh dengan racun!

“Gila, nggak cocok banget gaunnya. Jadi kayak babi didandanin.”

“Pfttt, babi pun berhak ikut pesta. Lumayan buat hiburan HAHAHA.”

“Lagian sadar diri, kek. Kalo jelek mau dandan kayak apa juga bakal jelek.”

“Tapi gue kagum sama kepercayaan dirinya yang selangit itu. Gue jadi dia sih nggak bakal berani nampakin hidung.”

“PD sama nggak tau malu kan beda tipis.”

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.

Aku menunduk lalu mengepalkan tanganku keras-keras. Walau mereka mengatakannya bisik-bisik, tetap saja aku dengan jelas mendengar semuanya. Kepercayaan diriku pun langsung hancur berkeping-keping.

“Heh, (ba) Bi! Ups sorry typo, maksudnya Wi, sana ambilin kita minum. Ngapain sih masih di sini!”

Lalu dengan menunduk akupun berjalan ke arah tempat minum yang ada di pojok kanan. Aku mengambil nampan dengan 5 gelas orange juice lalu kembali ke tempat Tatyana berada. Saat aku hendak membagikan gelas kepada Tata and the geng, tiba-tiba seseorang dengan sengaja menginjak belakang gaunku yang kepanjangan, akhirnya aku pun terjatuh menghantam lantai.

Bukannya bantuan yang aku dapatkan tapi suara tawa yang menggema. Aku menahan tangis karena rasa malu dan rasa sakit akibat tanganku berdarah terkena pecahan beling. Belum lagi rasa dingin karena jus jeruk yang menumpahi separuh gaunku.

Lalu tiba-tiba seseorang membantuku berdiri dari belakang dan menuntunku ke luar pesta. Saat ini aku dan Bayu duduk di bangku taman yang tidak jauh dari sekolah. Sehingga untuk sesaat aku berpikir Bayu benar-benar pangeran berkuda putihku malam ini. Dan untuk pertama kalinya, aku merasakan perut melilit seperti diserang badai kupu-kupu. Ah, inikah yang dinamakan jatuh cinta?

Setelah memeriksa lukaku, Bayu meninggalkanku sendirian untuk kembali masuk ke gedung sekolah.

Lalu tak lama kemudian ia kembali seraya membawa kotak P3K di tangan kirinya.

Ia berlutut di depanku dan mengobati tanganku yang terluka. "Ck, gue nggak tahu kenapa lo jadi Cinderella dan pake gaun kedodoran. Lo kayak lemper gagal tau! Mana pendek pula. Pesta ini temanya bukan kebanjiran! Dan, meh ... Lo pake sepatu apaan sih? Jelek banget tau nggak!" komentar cowok itu yang sontak membuatku kembali bernafsu untuk menempeleng kepalanya.

Gila, aku pasti gila karena sempat berpikir ia pangeran berkuda putih dan sempet deg-degan tadi! Ayo bertahan sebentar lagi Dewi. Hanya sebentar lagi.

fortnight.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang