lonely

8.9K 1.2K 54
                                    

Suara seksi Lauv dan Anne Marie yang menyanyikan lagu Fuck, I'm Lonely seolah mengejekku sedari tadi lewat headset yang menggantung di kedua telinga. Walau lagu ini sudah aku putar ulang sejak tiga puluh menit lalu, aku sama sekali tidak merasa bosan. Karena lagu ini benar-benar mendeskripsikan bagaimana keadaanku sekarang.

Aku kesepian dengan perasaan super berantakan. Semakin aku memikirkan tentang perasaanku sendiri, rasanya aku semakin gila saja.

Apalagi Reza nggak membantu sama sekali. Di saat perasaanku tak menentu begini seharusnya pria itu ada di sampingku. Tidak, aku tidak berharap jadi prioritas atau memaksa Reza harus selalu ada untukku. Aku tahu kalau semua orang punya kesibukan dan prioritas masing-masing.

Saat ini Reza sedang dinas di Bali selama seminggu. Aku juga tahu kalau sedang bekerja pria itu sama sekali tidak mau diganggu. Tetapi keadaan saat ini berbeda. Aku begitu bingung akan perasaanku sendiri. Aku hanya ingin Reza ada sedikit waktu untukku. Agar aku bisa meyakinkan diriku sendiri jika perasaanku pada pria itu tidak berubah sama sekali.

Aku memejamkan mata saat mengingat kejadian kemarin. Aku memutar kembali memori saat Bayu mencium pipiku dan saat Reza mencium pipiku. Bagaimana bisa kejadian yang sama tapi memberi efek yang berbeda? Yang satu memberi efek meledak seperti kembang api yang meledak-ledak di udara. Sedangkan yang satu membuatku mati rasa.

Tentu saja aku tidak tolol hingga tak menyadari apa yang tengah terjadi. Namun sungguh, aku mau denial sampai mati. Aku meyakini jika semua ini hanya ilusi.

Ada getaran di telingaku di antara suara Anne Marie yang sejak tadi menggema di indra pendengaran. Dengan segera aku menyambar gawai yang tergeletak di samping kepala, aku berharap jika Reza membalas pesanku, tapi senyum kecut sontak terbit di bibirku saat mengetahui jika pesan yang baru saja masuk ternyata adalah sebuah pesan dari operator yang menawari diskon kuota 50%.

Dengan kecewa aku kembali menjatuhkan ponsel di kasur. Aku tersenyum pahit saat mengingat pesan-pesanku sejak dua hari lalu sama sekali tidak dibalas oleh Reza. Teleponku juga selalu dimatikan, hanya dijawab dengan beberapa kata yang mengatakan jika pria itu sibuk dan sama sekali tidak bisa diganggu. Tetapi ia berjanji akan menghubungi saat ada waktu luang.

Selama dua hari ini aku sungguh menunggu waktu lenggang Reza. Bahkan, sampai begadang hingga tengah malam. Tetapi pacarku itu sama sekali tak menelepon. Sungguh saat ini perasaanku sedang terombang-ambing. Tidak bisakah sebentar saja pria itu meyakinkanku jika semua ketakutanku ini tidak berdasar?

Andai saja aku yang tidak ada kabar begini selama dua hari. Pasti Reza sudah uring-uringan dan memarahiku habis-habisan. Tetapi pria itu seolah begitu santai saat tidak memberikan kabar sama sekali. Padahal saat ini aku sangat membutuhkannya.

Tiba-tiba perkataan Bayu kembali terlintas di benakku. Lo nggak ngerasa sesak napas, Wi?

Dengan kasar aku menyabut kedua headset yang menggantung di telinga. Lalu aku menyambar handuk dan segera keluar dari kamar. Mungkin mengguyur kepalaku dengan air akan membuat pikiranku yang kusut sedikit tercerahkan.

***

Lalu daripada gabut akhirnya aku memutuskan untuk lanjut menonton Robert Langdon series. Ya, itu adalah film misteri yang diangkat dari novel laris Dan Brown. Selain Sherlock Holmes aku memang jatuh cinta dengan Robert Langdon karena kecerdasannya dalam mengungkap setiap kasus pembunuhan yang ada. Irene Adler bilang cowok cerdas itu seksi. Dan aku sangat setuju dengan pendapat wanita itu. Makanya aku selalu terkagum-kagum saat menonton film yang dibintangi oleh Tom Hanks itu.

fortnight.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang