puding stroberi

10.1K 1.6K 25
                                    

Hari ini adalah jatahku untuk memasak. Oleh karena itu aku bangun lebih pagi. Setelah mandi aku pun langsung berjalan ke dapur untuk memasak berbagai bahan makanan yang sudah aku siapkan kemarin.

Selain jatah bersih-bersih, kami para penghuni Twogether juga menjadwal jatah memasak. Jadi, kami semua pasti selalu sarapan. Hitung-hitung untuk meminimalisir penyakit mag. Lagipula kami semua sepakat jika sarapan itu penting sebelum memulai hari.

Jatah masakku ada di hari Senin—yups, si monster day—oleh karena itu hari ini aku bangun lebih pagi agar tidak telat ke butik. Percayalah Jakarta di Senin pagi sangat suka berkencan dengan kemacetan.

Hari ini aku memasak berbagai aneka sea food. Mulai dari udang asam manis, cumi asin pedas, kerang cabe hijau, dan untuk sayurnya aku memasak sayur bayam.

"Morning, Dewi!" sapa Wina sebelum menutup mulutnya yang menguap.

“Morning, Wina! Udah selesai packing?”

Hari ini Wina dan Alexandre memang berniat untuk pindahan. Oleh karena itu, sejak dua hari lalu gadis itu sudah mulai beres-beres. Dan aku sudah dapat merasakan betapa sepinya Twogether nanti tanpa mereka berdua yang selalu ribut tapi sebenarnya saling cinta itu.

“Iya, udah beres. Paling nanti udah mulai diambilin barangnya sama sopir. By the way, masak apa lo hari ini?”

“Seafood spesial ala Dewi! Makan yang banyak, Win. Setelah pindah gue pastiin lo bakal kangen setengah mati sama masakan gue!” seruku seraya mengedipkan satu mata yang sontak membuat Wina tertawa kecil.

"Lo sekarang bisa masak, Wi? Inget nggak di kelas 12 pas ujian praktek masak kita satu kelompok? Dan lo hampir bikin meja kita kebakaran,” kekehnya yang sontak membuat wajahku memerah karena malu.

“Heh! Diem, Bay!” seruku sambil melotot.

Bayu tersenyum jahil. “Udah gue bilang, gue buruk dalam menjaga rahasia.”

Lalu cowok itu mencomot udang asam manis yang ada di piring dan memasukannya ke mulut.

“Hmm ... Ini enak,” pujinya sebelum kembali menyuapkan udang ke mulutnya.

“Tentu aja dong, Bay, masakan Dewi enak. Dia kan sengaja private ke Bang Jo biar jadi istri yang baik buat Reza. Soalnya Reza suka cewek yang suka masak. The power of bucin,” sahut Debby seraya duduk di samping Bayu. Lalu Jonathan duduk di samping gadis itu.

“Sebagai kelinci percobaan yang nyicip makanan lo dari rasa racun tikus—sampai seenak ini, Bapak amat bangga, Nak,” ujar Alexandre seraya duduk di meja makan lalu menyendokkan nasi ke piringnya. Dan tentu saja hal itu langsung membuat aku cemberut sebal, tapi setelah Alexandre pindah nanti, pasti aku akan sangat merindukan julitan dan komentarnya yang super pedas itu.

Lalu setelah itu kami makan bersama. Dan tentu saja, meja makan Twogether selalu saja ramai. Entah rebutan lauk, bercerita tentang mimpi nggak masuk akal yang kami alami semalam, atau bacotan Debby soal aneh-nya cowok-cowok di aplikasi kencan yang baru saja ia pakai seminggu ini untuk distraksi karena habis putus.

Jonathan berangkat lebih dulu karena harus membuka restoran pagi-pagi. Setelah itu Wina dan Alexandre berangkat bersama. Debby kembali ke kamar untuk menggambar karena ada deadline Webtoon. Gadis itu memang tampak seperti zombie hari ini, aku yakin ia baru tidur sebentar karena harus ngebut menggambar dan revisian.

Kini hanya aku dan Bayu yang tertinggal di dapur. Ada waktu sekitar dua jam lagi sebelum aku pergi ke butik, oleh karena itu aku pun memutuskan untuk langsung beres-beres.

Let me help you,” ujar Bayu seraya menggulung cardigannya sampai siku.

Karena malas mendebat pria itu, akhirnya aku membiarkan Bayu membantuku mencuci piring.

“Gue adain pameran akhir bulan nanti. Gue harap lo mau dateng.”

“Lo nggak perlu repot-repot undang gue, karena gue nggak bakal dateng.”

“Lo segitu nggak sukanya sama gue? Tenang aja gue juga bakal undang Wina dan yang lainnya.”

Sorry, gue tetep nggak bakal dateng.”

Setelah itu aku membuka kulkas dan memberikan puding stroberi kesukaan Bayu.

“Buat lo. Dan please, nggak usah tanya dalam rangka apa!”

Bayu tersenyum lebar, lalu meraih lenganku hingga kini aku berhadapan dengan pria itu. “You're welcome, Dewi. Jangan sakit lagi oke? Dan jujur aja ... Sebenarnya lo nggak benci sama gue sama sekali kan?”

fortnight.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang