drive me crazy

9.2K 1.4K 94
                                    

Aku menatap diriku di cermin—menatap mataku sendiri yang menyimpan begitu banyak perasaan di dalamnya.

Setiap ada di posisi ini semua kenangan itu selalu kembali menjubeli kepala. Aku ingat saat kedua mata itu menatap penuh kebencian pada diriku sendiri. Lalu aku akan melukai diri karena benci dengan bentuk tubuhku sendiri.

Aku ingat saat aku bolak-balik ke kamar mandi untuk memasukkan dua jari ke dalam mulut, sehingga aku dapat memuntahkan semua makanan yang sudah masuk ke perut.

Aku mengingat saat aku diet super ketat sehingga membuat lambungku terluka hingga harus dioperasi, dan aku ingat saat aku overdosis obat penurun berat badan sampai harus diopname satu minggu full.

Pada saat itu semua orang berpikir aku menyiksa diri sampai seperti itu karena ingin memperbaiki diri. Tapi kenyataanya saat itu aku benar-benar merasa puas saat tubuhku terluka dan kurus dengan instan. Mungkin setelah kurus aku akan cantik seperti kata mereka. Mungkin setelah kurus aku akan diterima di mana saja.

Pada saat itu aku benar-benar terkurung di kegelapan. Aku tenggelam di lautan tanpa dasar yang membuat aku sesak luar biasa dan ingin mati saja. Hingga akhirnya aku bertemu Reza.

Aku jatuh cinta, dan pria itu menerimaku yang rusak parah dan babak belur.

Reza adalah orang yang ada di saat aku ada di titik terendahku. Reza adalah orang yang selalu menyemangatiku saat aku jatuh dan tidak tahu bagaimana cara berdiri lagi. Reza adalah orang yang tahu bagaimana perubahan yang aku lakukan, setiap pengorbanan, setiap up and down. Reza selalu ada di sana. Reza membantuku jadi lebih baik. Oleh karena itu, sudah pasti pria itu yang terbaik untukku.

Aku menghela napas panjang setelah mengingat kalau aku sudah berjuang sejauh ini. Dan hasil yang aku terima sekarang, aku benar-benar pantas mendapatkannya. Tapi benar kata Wina, heal takes time and past is past. Sembuh selalu butuh waktu, dan menangisi masa lalu adalah hal yang sia-sia. Jadi, mari nikmati momen yang terjadi saat ini. Karena nggak bakalan terulang kembali.

“Kamu suka dengan hiasannya?” tanya Mbak Astri seraya memutari gaunku untuk merapikan sisi yang mengkerut.

“Iya, saya suka, Mbak. Terima kasih.”

Astri Soedjono mengangguk mengerti. Lalu ia dan asistennya mulai membereskan semua peralatan yang mereka bawa dan memasukkan ke dalam koper raksasa yang sudah dipersiakan.

Tak lama kemudian Bayu juga berdiri di depan cermin. Tubuh raksasanya tampak begitu pas dan gagah terbalut tuxedo berwarna hitam putih itu.

Lewat cermin mata pria itu menilai penampilanku.

“Wow ... You still the same.”

Aku menatap Bayu sini seraya melepaskan gaunku. Untungnya jarum yang tadi ditusuk sana sini di dress sudah dicabuti, jadi mudah bagiku untuk melucuti gaun ini.

“Oh, maksudnya gue masih kayak babi gitu?”

What? No! Udah gue bilang berhenti mikir diri lo sendiri begitu Dewi. You're beautiful. Dan sejak lo dateng ke pesta ulang tahun sekolah pun, lo tetap sama, Wi. Perfect.”

Bayu mengatakan itu seraya melihat mataku. Hingga aku tahu kalau ia tidak sedang berbohong. Dan aku benci saat aku menyelami mata itu semakin dalam, karena hal itu membuat jantungku berdebar dengan kencang seolah ingin keluar dari rongganya.

Sial, seorang Bayu Dirga Seoharjanto benar-benar membuat gila.

Dan pasti aku juga sudah gila karena merasakan perasaan ini.

Aku balik menatap mata Bayu.

You're crazy.”

“Yes, because of you.”

Saat ini kami masih bertatapan, sehingga hawa panas menyelimuti ujung kaki sampai kepala. Dengan jarak sedekat ini aku dapat merasakan kehangatan Bayu, aroma tubuhnya yang khas dan membuat kepala pening. 

Demi Tuhan aku mengutuki semua pikiran yang ada di kepala.

Pikiran untuk—menyambar bibir pria itu, lalu terbang melayang menembus bintang-bintang.

fortnight.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang