🌼 Happy Reading 🌼
🌷💞🌷💞🌷💞
Wang Yibo baru saja masuk melewati pintu kaca basement setelah mereka tiba di gedung utama perusahaan Wang. Sejenak berhenti dan berpaling pada asistennya.
“Paul, nanti sore kau jemput Lusy di bandara, dia baru kembali dari Korea. Aku harus ke hotel sore ini,” ujarnya lalu masuk ke dalam elevator yang terbuka.
“Hmm, kenapa semua terasa mendadak, Bos? Mereka dua-duanya datang dari luar negeri,” gumam Paul.
Wang Yibo bergumam pelan.
“Lusy belum tahu kalau aku sekarang tinggal bersama Xiao Zhan. Dia pasti akan langsung ke rumah mencariku. Bantu aku memperhatikan mereka berdua,” ujarnya sedikit khawatir.
Paul mengangguk pasti.
Sesaat kemudian keduanya tiba di kantor Wang Yibo.
“Selamat pagi, Presdir Wang,” sapa Xiao Lin, sekretarisnya.
“Hmm, pagi..” Wang Yibo menjawab pendek.
Xiao Lin melirik penuh tanya pada Paul yang menggeleng pelan. Xiao Lin memberi tanda dengan jempol tangan ke belakang.
Paul mengernyit bingung.
Wang Yibo berpaling pada mereka.
“Ada apa?” tanyanya dingin.
“Emm – itu – di dalam ada tuan muda Wang Haoxuan menunggu Anda,” sahut Xiao Lin.
Wang Yibo mengerutkan kening. Lalu tanpa berkata lagi dia melangkah berjalan ke arah ruang kantornya diikuti Paul.
Wang Yibo membuka pintu ruangan. Di dalam terlihat duduk bersilang kaki seorang pemuda tampan dalam setelan serba hitam.
Raut muka kecil, sorot mata tajam dan licik. Bibirnya terlihat sinis. Gigi taringnya tampak imut saat dia tersenyum melihat Wang Yibo masuk.
“Yibo ge, bagaimana kabarmu?” sambutnya sambil bangkit dari duduk.
Wang Yibo mendengus pelan.
“Sejak kapan kau memanggilku gege,” ujarnya sinis.
Wang Haoxuan tersenyum lebih lebar dan merangkul Wang Yibo. Mau tidak mau Wang Yibo menerima rangkulannya sejenak.
Sementara Paul, setelah meletakkan tas kerja bosnya, dia pun segera kembali keluar ruangan.
Wang Haoxuan kembali duduk di sofa.
“Kau kesini mau minta sesuatu?”
Wang Yibo mendekati meja kerjanya. Lalu mengambil satu berkas dari dalam laci.
“Kau tahu maksud kedatanganku, Yibo ge,” jawab Wang Haoxuan terdengar dingin.
Wang Yibo duduk bersilang kaki di sofa depan Wang Haoxuan. Dia menyerahkan berkas yang tadi diambilnya.
“Dewan direksi sudah mengadakan rapat. Aku sudah berusaha mendapatkannya untukmu,” ujarnya tegas.
Wang Haoxuan menerima berkas tersebut dan membacanya. Sejenak keningnya berkerut sambil terus membuka lembaran demi lembaran. Sesaat kemudian dia melempar berkas itu ke atas meja.
“Cuma 15 persen? Kau terlalu pelit, Yibo. Apa yang kudapat dari nilai sekecil itu?” decaknya kesal.
Wang Yibo melotot.
“Apa yang kau inginkan?” desisnya kesal.
“Aku juga cuma memegang 60 persen. Aku sudah ambil dari sebagian sahamku. Apa lagi yang kurang?” lanjutnya dongkol.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝙊𝙑𝙀 𝙄𝙎 𝙄𝙈𝙋𝙇𝙄𝙀𝘿 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 1]
Любовные романыBagi Wang Yibo, ulang tahunnya sekarang adalah sesuatu yang spesial baginya. Dimana dia menemukan seseorang yang selama ini dicarinya, mengisi hatinya yang terasa hampa walau dia memiliki segalanya. Di saat itulah, dia melihat satu sosok yang memika...