🌼 Happy Reading 🌼
🌷💞🌷💞🌷💞
Wang Yibo membawa Xiao Zhan ke ruang kerjanya. Lalu mengambil obat dari kotak obat kaca yang menempel di dinding.
“Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya. Salahkan bibirmu yang lembut dan menggemaskan,” ujar Wang Yibo sambil menekan-nekan bagian yang luka memakai cotton bud yang diolesi obat.
Xiao Zhan mendelikkan mata.
“Obat ini cepat bereaksi. Sebentar lagi lukanya akan mengering,” Wang Yibo berkata sambil mencubit hidung Xiao Zhan. Lalu kembali menyimpan obat pada tempatnya.
“Aku berangkat lebih dulu. Kita bertemu lagi saat makan siang,” kata Wang Yibo lalu mengecup pipi Xiao Zhan sekilas.
Xiao Zhan tersenyum kecil, masih tidak bisa melebarkan senyum dengan luka di bibir.
Keduanya kemudian keluar dari ruangan kerja.
Paul baru saja selesai menghabiskan jus jeruk saat melihat bayangan bosnya yang keluar dari arah ruang tamu.
“Aku duluan, Kawan,” Paul berkata pelan pada Wang Zhuocheng yang mengangguk.
Xiao Zhan sendiri kembali ke ruang makan. Melihat Wang Zhuocheng yang meliriknya dengan senyum jahil.
“Sepertinya kalian sudah kembali mesra. Bos Wang memperlakukanmu penuh sayang. Luar biasa,” ujar Wang Zhuocheng menggeleng-gelengkan kepala.
“Kau sendiri sudah datang sepagi ini, bilang saja mau numpang makan disini. Lagipula masih ada waktu, lebih baik aku santai sebentar,” Xiao Zhan menyesap air putih perlahan.
“Bilang pada bibi Ann untuk membuatkan aku kopi. Aku menunggu di ruang tamu,” ujar Xiao Zhan lalu melangkah menuju sofa ruang tamu. Melepas blazer dan duduk menyandarkan punggung sambil menyilangkan kaki.
Wang Zhuocheng memutar mata. Dia pun beranjak dan mencari bibi Ann di taman samping. Setelah menyampaikan pesanan Xiao Zhan, dia pun menghampiri artis tampan itu dan duduk di hadapannya.
“Kau sudah dandan setampan ini kenapa masih mau bersantai? Atau kau sengaja membuat suamimu cemburu dengan gayamu yang selangit?” ujar Wang Zhuocheng sembari membawa gelas jus yang isinya dia tambah kembali menjadi penuh.
“Hmm,” Xiao Zhan menggumam pendek.
Tanpa sadar jarinya menyentuh sudut bibir yang lukanya mulai mengering.
Wang Zhuocheng membelalak. Sesaat kemudian tawanya terdengar berderai dengan keras.
“Aku lihat bos Wang memberimu hadiah yang spesial. Dan kau membayarnya dengan luka di bibir,” ujarnya sambil kembali terbahak.
Xiao Zhan melotot. Tangannya bergerak melempar bantal sofa pada Wang Zhuocheng.
“Tutup mulutmu, sialan,” rutuk Xiao Zhan. Sesaat kemudian dia meringis.
Wang Zhuocheng memeluk bantal yang dilemparkan Xiao Zhan.
“Apa itu gelang yang bos Wang beli kemarin?” tanyanya penasaran seraya melirik gelang yang berkilau di pergelangan tangan Xiao Zhan.
Xiao Zhan tersenyum manis sambil memandangi nama yang tertera di dalam gelang.
Tak lama kemudian bibi Ann menghampiri dan meletakkan secangkir kopi buat Xiao Zhan. Setelah mengucapkan terima kasih, Xiao Zhan mulai menyeruput perlahan.
“Aku salut padamu. Bisa menarik perhatian seorang bos dingin seperti dia. Aku dengar sebelum bersamamu dia tidak pernah dekat dengan siapapun. Bahkan para wanita yang berkeliaran di sekitarnya menyerah menghadapi sikapnya yang dingin,” ujar Wang Zhuocheng kembali meneguk jusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝙊𝙑𝙀 𝙄𝙎 𝙄𝙈𝙋𝙇𝙄𝙀𝘿 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 1]
RomanceBagi Wang Yibo, ulang tahunnya sekarang adalah sesuatu yang spesial baginya. Dimana dia menemukan seseorang yang selama ini dicarinya, mengisi hatinya yang terasa hampa walau dia memiliki segalanya. Di saat itulah, dia melihat satu sosok yang memika...