🌼 Happy Reading 🌼
🌷💞🌷💞🌷💞
Waktu masih terbilang pagi saat Paul datang menjemput Wang Yibo di kediaman Wang. Bos muda itu sedang menikmati sarapan yang disiapkan bibi Ann, pengurus rumahnya.
Paul yang sudah akrab dengan majikannya akhirnya menemani Wang Yibo sarapan. Setelahnya dia membuka kulkas dan melihat kotak kue dengan tulisan yang cantik.
Sean Red Cake.
Paul mengernyit heran. Tidak biasanya bosnya membeli kue.
“Bos, ini kue siapa? Aku baru melihatnya,” ujar Paul terheran-heran.
Wang Yibo melirik. Lalu memberi tanda agar kue itu dikeluarkan dari kulkas.
Paul mengambil dan meletakkannya di atas meja makan.
“Kue ulang tahunku. Kau boleh coba. Sisanya bawa ke kantor,” sahut Wang Yibo tersenyum.
Paul sedikit bengong dengan ekspresi bosnya yang tersenyum manis. Lalu dia mengambil piring kecil dan memotong kue merah dibalut coklat dan krim putih. Matanya langsung terbelalak saat kue itu masuk ke mulutnya.
“Wow! Kue yang lezat. Dimana bos membelinya?”
Paul begitu semangat menyuapkan kue sepotong demi sepotong.
Wang Yibo makin tersenyum lebar saat mengingat pertemuannya dengan Xiao Zhan.
“Dari seseorang yang spesial,” ujarnya pelan.
Paul memperhatikan raut muka Wang Yibo yang terlihat senang. Dia merasa ikut bahagia. Selama ini bosnya selalu diam dan kesepian. Jangankan tersenyum semanis itu, bahkan di kantor pun dia tidak pernah menampilkan senyuman ramah kecuali pada saat bertemu rekan-rekan bisnisnya.
Wang Yibo menyelesaikan sarapan lalu memakai jas Celine hitamnya.
“Jangan lupa kuenya,” tunjuknya pada kotak kue yang masih terbuka.
Paul mengangguk dan merapikan kotak tersebut, lalu membawanya dan menyimpan kotak itu di jok depan. Sedangkan Wang Yibo sudah duduk manis di jok belakang.
Paul pun masuk ke balik kemudi dan perlahan mobil Mercedes hitam itu mulai melaju menuju perkantoran Wang Group di daerah Lujiazui, tepi sungai Huangpu.
🌷🌷🌷
Wang Yibo baru saja tiba di depan ruang kantornya lantai delapan saat sekretarisnya menyapa.
“Selamat pagi, Presdir Wang. Saya mau mengingatkan, nanti sore ada pertemuan dengan tuan Xiao dari Berlian Group,” ucap Xiao Lin, sekretaris pribadinya.
“Hmm, oke. Terima kasih, Xiao Lin. Tolong bawakan satu cangkir Espresso ke ruanganku,” ujar Wang Yibo yang lantas masuk ke dalam ruangan.
Paul mengikuti sambil membawa kotak kue dan meletakkannya di atas meja kaca persegi.
“Tidak ada jadwal lain hari ini?” tanya Wang Yibo yang langsung duduk di kursi kerja dan menyalakan komputer.
Paul tampak membuka buku jadwal pribadi bosnya.
“Nanti siang ada rapat kepemilikan saham yang menyangkut saudara bos, Wang Haoxuan. Sore ini pertemuan dengan tuan Xiao di tempat pelatihan kuda Green Court.”
Paul membacakan jadwal harian bos muda itu. Setiap harinya hampir seperti itu.
Wang Yibo menghela nafas panjang.
Paul pun kembali ke ruangannya sendiri di sebelah ruangan Wang Yibo.
Wang Yibo sesaat menatap kotak kue di meja bulat. Mendadak dia ingat sesuatu. Lalu melihat kalender meja dan membuka lembaran bulan berikutnya. Mengambil ballpoin dan membulati satu tanggal dua bulan mendatang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝙊𝙑𝙀 𝙄𝙎 𝙄𝙈𝙋𝙇𝙄𝙀𝘿 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 1]
RomanceBagi Wang Yibo, ulang tahunnya sekarang adalah sesuatu yang spesial baginya. Dimana dia menemukan seseorang yang selama ini dicarinya, mengisi hatinya yang terasa hampa walau dia memiliki segalanya. Di saat itulah, dia melihat satu sosok yang memika...