Love is Implied 24

978 142 19
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

🌷💞🌷💞🌷💞

Mansion Wang.

Hari menjelang malam, Wang Yibo baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe saat melihat Xiao Zhan berdiri di ambang pintu kamar.

Sesaat keduanya saling menatap.

Wang Yibo menggerakkan handuk kecil mengeringkan rambutnya yang basah dan mendekati tempat tidur.

“Kau masih ingat pulang?” tanyanya dengan nada menyindir.

Xiao Zhan menarik nafas dalam. Setelah berpikir selama dua minggu lebih, dia akhirnya memutuskan kembali ke rumah kekasihnya. Dia pun mendapat kabar dari Paul tentang kondisinya.

Zhan melirik tempat tidur baru berukuran besar berwarna coklat muda keemasan dengan sandaran tinggi dan empuk. Lalu berjalan menghampiri.

“Aku merindukanmu,” gumamnya dan memeluk Wang Yibo yang tertegun.

Xiao Zhan mengendus leher Wang Yibo yang mengeluarkan aroma sabun mandi, mengecupnya pelan.

Perlahan Wang Yibo melepaskan diri. Tapi Xiao Zhan tetap melingkarkan kedua lengannya.

“Kau masih marah?” tanyanya berbisik.

“Aku tidak bisa marah padamu.”

“Yah – kau tidak marah tapi kesal. Bukankah itu sama saja?”

“Jadi apa maumu?” Wang Yibo bertanya pelan.

“Kau tidak merindukanku?” Xiao Zhan merengut.

“Kau tahu sendiri jawabannya, Zhan. Aku selalu merindukanmu. Bukankah kau sendiri yang tidak pulang kesini,” Wang Yibo mengusap pipi mulus di depannya.

“Kau sudah melakukan therapy? Aku dengar kepalamu sedikit bermasalah,” Zhan mempermainkan surai yang basah.

“Baru therapy pertama, masih harus beberapa kali lagi sampai benar-benar hilang,” Yibo melepaskan kedua lengan yang melingkari lehernya.

“Kau tidak pernah mencariku,” keluh Xiao Zhan. Dia masuk ke ruangan ganti.

“Aku hanya ingin kau kembali dengan sendirinya. Buat apa memaksakanmu disini kalau kau sendiri tidak merasa nyaman.”

“Kau hanya tidak setuju aku berperan terus di dunia akting. Aku sudah bilang kalau semuanya hanya sandiwara di dalam drama,” Zhan berseru dari dalam ruang ganti.

“Aku dengar kau sekarang justru sangat dekat dengan lawan mainmu. Apa itu tidak cukup bagiku merasa kesal padamu?”

Xiao Zhan keluar setelah berganti pakaian santai dan melihat Wang Yibo yang duduk berselonjor di tempat tidur. Mengganjal punggung memakai bantal besar.

“Cobalah mengerti, Yibo. Kau hanya tidak cukup mempercayaiku. Aku bahkan tidak keberatan kau selalu membayangi langkahku dengan anak buah Paul yang selalu mengikuti,” sedikit kesal Zhan memasuki kamar mandi.

Wang Yibo menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Kadang saling egois dan keras kepala tidak pernah mempertemukan keduanya dalam situasi damai. Dirinya juga selalu saja dikuasai cemburu yang kadang berlebihan.

Xiao Zhan terlihat keluar dan sedikit segar setelah mencuci mukanya. Dia menghela nafas menyaksikan kekasihnya yang terpejam dengan wajah masam.

Dia pun menaiki tempat tidur, berbaring telentang di sebelah Wang Yibo yang perlahan membuka mata. Sejenak keduanya hanya berdiam diri tanpa bicara.

𝙇𝙊𝙑𝙀 𝙄𝙎 𝙄𝙈𝙋𝙇𝙄𝙀𝘿 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang