Suasana kota Jakarta tidak pernah berubah sedari dulu, hari-harinya tetap ramai namun kali ini terasa sepi bagi Jungkook.
Lelaki bergigi kelinci itu mendapatkan universitas di Jakarta dan menetap di kota kelahirannya, berbeda dengan Bambam dan Mingyu yang berhasil mendapatkan salah satu universitas terbaik di Bandung. Yang tersisa di Jakarta hanya Jaehyun dan dirinya.
Walaupun berada di Jakarta, keduanya tidak menetap di rumah masing-masing karena jarak kampus yang jauh, mengharuskan keduanya untuk tinggal di tempat kost.
Seperti saat ini, pintu kamar kostnya terbuka lebar menampilkan sosok Jaehyun yang lengkap memakai almamater kampus dengan tangan kanan membawa paperbag berwarna kecoklatan dan tangan kirinya membawa totebag tinggi yang ramping, tempat minuman.
"Buset Jek, lo kayak patung hidup." Ucap Jaehyun, menaruh totebag dan paperbag di meja kecil, tempat makan.
Jaehyun tidak salah, Jungkook memang seperti patung hidup saat ini. Lelaki itu duduk di kursi yang berada di dekat kasur dengan ekspresi wajah seolah baru saja mendapatkan berita paling buruk.
"Lo kenapa si, Jek?" Tanya Jaehyun, mendekat ke arah Jungkook dan melihat meja kerja Jungkook yang berada tepat di samping tempat tidur, menatap ke arah layar laptop yang masih menyala, menampilkan isi dari skripsi milik Jungkook.
Jaehyun membasahi bibir bawahnya sebelum kembali berucap, "Lo ngape si? Ini skripsi dari seminggu lalu belom ada penambahan gini masih di bab tiga." Ucap Jaehyun, yang kemudian mematikan laptop Jungkook, lalu berjalan ke arah meja makan dan membuka makanan serta minuman yang ia bawa.
Kamar kos mereka terbilang cukup nyaman, satu ruangan yang luas dengan desain yang seolah memberikan kesan satu ruangan untuk tidur, ruangan untuk makan juga dapur dan ruangan untuk bersantai, dan lagi, kamar mandi yang berada di dalam.
Jungkook sama sekali tidak bergerak apalagi mengeluarkan suaranya, seolah jiwanya tidak berada di dunia yang sama dengan Jaehyun, membuat Jaehyun mendecak keras dan menyeret lelaki itu untuk segera duduk di hadapan meja makan.
Jaehyun menyodorkan cup tinggi ke hadapan Jungkook dan juga menyodorkan sekotak ayam pedas dengan saus keju, membuat Jungkook seolah kembali ke dunianya sekarang.
"Jae..., kok lo beliin gue vanilla latte si?" Gerutu Jungkook sembari membuka bagian kecil di tutup cup, lalu meneguknya sebentar.
Jaehyun menatap Jungkook dengan tatapan aneh, "Lo 'kan biasa nitip vanilla latte, ya gue gak tau lo maunya apa selain itu." Ucap Jaehyun sembari memasukkan potongan ayam ke dalam mulutnya.
Jungkook membuka kotak ayamnya dengan bergumam pelan, namun masih terdengar jelas oleh Jaehyun. "Gue beli vanilla latte gegara dia, lo beliin gue ini makin bikin gue inget dia." Gumamnya.
Jaehyun terdiam, menghela napas pelan dan menatap Jungkook dengan serius. "Jek, dia tu lagi sibuk skripsian, harusnya lo selesein skripsi lo juga, ngapain malah galau? Lo mau lulusnya gak bareng kita, hah?" Tanya Jaehyun, sedikit marah pada Jungkook karena bersikap seperti ini.
Jungkook masih memakan ayamnya dengan lesu, membalas ucapan Jaehyun. "Ya nggak gitu Jae, tapi ya gimana... Gue rasanya nggak hidup." Ucap Jungkook.
"Lo pernah ngerasain mati juga kagak, ni anak kadang nggak waras." Ucap Jaehyun dengan kesal, menyuapi Jungkook dengan beberapa potongan ayam sampai mulut lelaki itu penuh, bahkan terbatuk sedikit.
Tujuannya adalah agar Jungkook kembali makan dan juga nenyumpal mulut lelaki itu agar tidak berbicara hal-hal yang aneh padanya.
Jungkook memakan lambat potongan ayam yang Jaehyun suapi untuknya, matanya terfokus menatap vanilla latte yang dibelikan oleh Jaehyun. Kurang baik apa Jaehyun? Membelikannya makanan dan minuman, menjadi tempatnya curhat, bahkan saat ini seah menjadi Ibunya yang tengah menyuapinya.
Ah benar-benar kriteria lelaki idaman para wanita, pasalnya Jaehyun memiliki pembawaan dewasa dan romantis seperti ini. Siapa yang tak mau menjadi pacar Jaehyun? Aneh sekali.
Ponsel Jungkook yang berada di atas meja, bergetar pelan dan menyala, memperhatikan layar kuncinya dan notifikasi yang baru saja masuk pada ponselnya. Dengan segera, tangannya meraih ponselnya dengan tatapan harap, namun nihil. Pesan masuknya bukan berasal dari seseorang yang ia tunggu.
Jungkook menghela napas gusar, ia segera mengambil kotak berisi potongan ayamnya dan segera memakannya dengan lahap karena memang tangah lapar saat ini.
"Lo udah nanya ke Bambam?" Tanya Jaehyun, membuat Jungkook menggelengkan kepalanya tanda ia pun tak kepikiran untuk bertanya pada Bambam yang notabenenya pasti mengetahui segala hal tentang Lisa.
"Coba lo tanya Bambam dulu, kalo Bambam aja nggak tau, berarti Lisa emang lagi butuh waktu sama dirinya sendiri, Jek." Lanjut Jaehyun, menaruh kotaj ayamnya yang sudah habis.
Jungkook mengambil vanilla latte nya dan memandangnya cukup lama sampai ia mengeluarkan suaranya, "Gue khawatir Jae, gue takut anaknya kenapa-napa. Dia nggak biasa tiba-tiba begini, bahkan ampe ngilang hampir seminggu." Ucap Jungkook dengan suara pelan.
Jaehyun menghela napas pelan, "Jek, ilangin pikiran negatif lo. Lisa tuh lagi ngurusin skripsinya Jek, bukan ilang atau kemana. Dia cuma nggak sempet pegang hp, cuna itu. Dan lo harusnya percaya." Ungkap Jaehyun, sedikit merasa kasihan pada Jungkook jika melihat lelaki ini bersikap seperti ini.
"Tapi Jae, lo juga pasti khawatir kalo orang yang sering kontakan sama lo tiba-tiba ngilang tanpa kabar gitu aja, lo nggak mungkin bisa tetep kalem, Jae." Ujar Jungkook.
Jaehyun mengangguk, menyetujui ucapan Jungkook. "Gue tau Jek, gue paham. Gue juga nggak akan bisa kalem, tapi lo nggak bisa larut sama situasi lo yang begini Jek, lo gak bisa. Lo udah bukan anak SMA yang puber lagi, puber lo udah lebih dewasa dan tingkatannya udah beda. Lo harus bisa manage waktu lo sebaik mungkin untuk semua hal, lo gak bisa stuck disini nge galauin Lisa. Lo gak bisa Jek. Banyak tanggung jawab yang lo pegang saat lo udah dewasa gini." Jelas Jaehyun, berusaha keras meyakinkan Jungkook agar lelaki itu kembali pada dirinya yang biasa saja, bukan Jungkook yang pendiam dan murung seperti ini, bahkan sampai skripsi pun tak dilanjut.
Jungkook menatap vanilla latte yang cupnya tengah ia genggam, menatapnya dalam sembari memikirkan kata-kata Jaehyun.
+×÷
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fanfic- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...