Waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat duapuluh menit, namun keadaan sekolah masih sangat ramai, mengingat banyak hal yang harus benar-benar dipersiapkan karena besok merupakan hari puncak sari SHS's story.
Ditambah lagi, untuk kelas sebelas dan duabelas menunggu pengumuman dari pihak panitia tentang kelas yang masuk lima besar pentas seni terbaik dan tampil lagi pada hari puncak.
Terlebih lagi untuk Lisa dan Jungkook yang sama-sama tidak sabar menunggu pengumuman dan berharap agar taruhan mereka menjadi kenyataan.
Suara speaker dalam kelas mulai terdengar sedikit, membuat semua perhatian teralihkan ke arah speaker dan menunggu pengumuman yang akan disampaikan, pengumuman yang mereka semua tunggu-tunggu.
"Cek, cek. Sebelumnya, kami pihak panitia hendak meminta maaf karena memberikan pengumuman seputar pentas seni se-larut ini. Untuk selanjutnya, akan saya umumkan lima kelas dengan penampilan terbaik yang diharuskan untuk kembali tampil saat hari puncak. Kelas kelima, sebelas IPS 5. Kelas keempat, sebelas IPA 4. Kelas ketiga, duabelas IPS 1. Kelas kedua, duabelas IPA 5. Dan kelas kesatu, duabelas IPA 1. Selamat kepada kelas-kelas terbaik, jangan lupa untuk menampilkan penampilan terbaiknya besok! Untuk kelas yang tidak terpanggil, jangan berkecil hati. Karena semua murid SHS menampilkan pentas seni terbaik! Sukses selalu! Jangan pulang terlalu larut dan istirahat yang cukup untuk persiapan hari besar yang kita tunggu-tunggu."
Pengumuman berhenti, tidak ada lagi suara menggema yang keluar dari speaker di masing-masing kelas.
Seketika, suasana kelas duabelas IPA 5 riuh karena senang dapat tampil kembali di hari puncak. Bahkan tanpa sadar, Lisa berlari kecil menghampiri Jungkook yang sudah pasrah akan permintaan Lisa padanya.
Bukannya Jungkook tidak senang atas kelasnya yang ternyata masuk lima besar terbaik, namun ia memikirkan taruhannya dengan Lisa.
Lisa menghampiri Jungkook bukan untuk mengejek lelaki bergigi kelinci itu, namun ia datang dengan cengiran lebar khas dirinya dan dengan refleks memeluk leher Jungkook dengan erat.
Jungkook yang mendapat pelukan tiba-tiba itu sedikit terhuyung, beruntunglah ia tengah berdiri di pojok dekat dengan kursi Bobby yang dekat dengan tembok.
Dengan refleks, lengan Jungkook memeluk pinggang Lisa agar mereka berdua tidak oleng. Namun sekarang ini, ekspresi wajah Jungkook terlihat sangat terkejut, jantungnya terasa berdegup lebih cepat dan kaki juga tangannya seolah tidak dapat ia gerakkan, banyak pertanyaan yang bermunculan dalam benaknya namun suaranya seolah menghilang begitu saja.
Lisa yang sedikit berjinjit masih dengan kesenangannya itu berucap dengan riang di telinga Jungkook, "Gue bilang apa, 'kan?! Kelas kita! Pasti masuk lima besar!" Ucap Lisa.
Jungkook tak mampu memberikan respon apapun terhadap ucapan Lisa, suaranya juga tak kunjung kembali. Ia tengah terfokus pada dirinya sendiri, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Beruntunglah karena suasana kelas yang riuh dan ramai, jadi tidak ada yang memperhatikan keduanya. Semua anggota kelasnya sibuk mengekspresikan kesenangan mereka masing-masing.
Aroma bunga yang terkesan segar memasuki indra penciumannya, dan tangannya bekerja di luar nalarnya. Tangannya yang berada di pinggang Lisa, bergerak mempererat pelukan keduanya.
Sebentar aja, gue pengen gini sebentar aja. Batin Jungkook, dengan bibir yang sedikit tertarik ke atas.
'Welcome back home.'
Jungkook tersentak, entah suara darimana yang ia dengar, membuatnya tersadar dan malah merasa canggung. Canggung karena telah membalas pelukan Lisa, namun tubuhnya pun tidak dapat berbohong bahwa pelukan perempuan itu terasa nyaman, sehingga ia tidak ingin melepasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fanfiction- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...