Lisa memandang ke arah tabletnya dengan hati yang tak karuan, sudah terhitung 5 hari sejak ia memutuskan untuk menyudahi komitmennya dengan Jungkook dan beberapa hari lalu Jungkook menghubunginya lewat sambungan telfon biasa di tabletnya, karena Lisa lupa belum memblokir nomor Jungkook pada tabletnya.
Dan semalam, Jaehyun bahkan Bambam yang berada di Bandung menghubunginya dan menyuruhnya untuk setidaknya mencoba berbicara pada Jungkook karena lelaki itu tidak makan sama sekali.
Ah, Lisa jadi sedikit kepikiran.
Ringtone ponselnya kembali berbunyi nyaring membuatnya segera berdecak keras karena tahu siapa yang menghubunginya dan akan membicarakan apa.
Benar saja, yang menghubunginya adalah Bambam. Jaehyun sudah memohon pada Lisa semalam untuk sekedar menyuruh Jungkook makan, hanya sekedar itu. Tapi Lisa masih belum bisa berdamai dengan kejadian 5 hari lalu, sakit hatinya masih belum reda.
Lisa mengangkat telfon Bambam dengan langsung berkata ketus, "Apalagi sih Bam? Telfon Jungkook? Lo aja, gue gak mau."
[Lis, lo nelfon dia bukan buat apa-apa, cuma nyuruh makan aja.]
Lisa menghela napas sejenak, "Bambam, cabat gue yang ngerti gue at my fucking worst, just listen carefully. Gue masih butuh waktu buat berdamai, so please, gimme more time with my self." ujar Lisa.
[Lis, lo sama dia sama-sama hurting each other, jadi stop it and go talk to him. Lurusin semuanya, jangan gini.]
"Kalo gue sama dia hurting each other, better for us to end the relatinship 'kan Bams?" Tanya Lisa, suaranya terdengar melemah.
[Gak semua harus lo pilih pake jalan udahan Lis.]
Saat Lisa hendak memberikan respon lain kepada Bambam, suara lain terdengar pada sambungan telfon.
[Lis, Jungkook nggak makan 5 hari, bocahnya juga kurang tidur. Tolong banget buat bujuk makan.] suara Jaehyun.
Lisa terdiam sejenak, ada rasa sedih, marah, kecewa, dan juga ingin bertemu Jungkook menjadi satu padu pada dirinya.
[Lis, gue tau lo marah, kecewa, gegara Jeka. Tapi tolong, bicara dulu. Gue nggak maksud mihak, tapi gue bisa tau di posisi Jeka gimana. Gue juga ngerti di posisi lo gimana, tapi Lis, cuma lo yang bisa berentiin anaknya buat nyakitin dirinya sendiri.] ujar Bambam.
Lisa menarik napas panjang, "Bams, gue tau lo ngerti posisi gue atau Jungkook. Tapi disini kenapa harus gue yang ngalah biar dia berenti nyakitin dirinya, Bams? Lo mikir nggak, dengan gue nelfon Jungkook dan bicara sama anaknya, gue juga nyakitin diri gue sendiri?" Tanya Lisa, ia sudah lelah menangis walaupun air matanya tetap meronta keluar lagi saat ini.
Suasana dalam telfon sejenak hening setelah mendengar tuturan dari Lisa secara langsung, namun tiba-tiba saja suara kegaduhan dari Jaehyun membuat telinga Lisa seolah memfokuskan untuk mendengar lebih detail lagi.
[Lo mau kemana?!] suara Jaehyun yang meninggi dari seberang sana.
[Soetta.] ujar Jungkook, tak salah lagi ini suara Jungkook.
[Lo mau ngapain, Jek?!]
[Lo tau urusan gue ngapain kalo gue ke—]
Sambungan telfon terputus dari Jaehyun, menyisakan Lisa dan Bambam yang masih ada dalam sambungan telfon saat ini yang dilanda oleh keheningan.
[Sorry karena force lo buat telfon Jeka, gue nggak mikir kesana. Gue juga kecewa sama tindakan Jeka, tapi gue tau kalau dia ada di kondisi nggak sadar. But that's your choice kalo lo emang mau udahan sama anaknya, gue harap lo jangan sakit hati karena cowok lagi. Gue gak rela liat cabat gue galau gegara cowok.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fiksi Penggemar- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...