Dengan tenangnya, Lisa membaca novel ber genre fiksi-fantasi di kursinya tanpa memperdulikan keadaan kelas yang berisik karena baru saja pengumuman dari Donghyuk bahwa guru yang seharusnya masuk saat ini, mengambil cuti karena memgandung.
Namun dengan suasana yang begitu berisik, tidak menganggunya sama sekali seolah ia sudah memasuki dunia fantasi dalam buku bacaannya.
Novel fantasi terjemahan yang ia baca memiliki judul Time Quake: Trilogy Gideon, buku tentang perjalanan dua orang anak yang diharuskan pergi ke abad 18 karena sebuah mesin waktu.
Alur cerita dari novel tersebut mampu membuat Lisa seolah tengah menyelam ke laut dan terus dibawa untuk menyelam semakin dalam ke dasar laut, sampai menemukan titik temu.
Samar-samar, Lisa mendengar Donghyuk berbicara di depan kelas membuatnya mengalihkan pandangannya ke depan kelas dan mendengarkan ucapan dari Donghyuk untuk sejenak.
"Kalian boleh keluar kelas, tapi mentok perpus. Nggak ada yang ngantin, nongkrong gazebo atau keluar gerbang, gak ada ya. Gue catet bolos kalo ngelanggar." Ujar Donghyuk membuat sorakan kecil tak setuju.
Namun kemudian sebagian besar dari anak kelasnya pergi keluar dari kelas.
"Lis, lo mau ikut ke perpus gak?" Tanya Minnie yang sudah bangkit dari duduknya.
Lisa menggeleng pelan, "Nanti gue nyusul, mau di kelas dulu bentaran."
Minnie mengangguk pelan dan pergi menuju ke perpustakaan bersama dengan anggota kelas yang lain.
Lisa kembali mengalihkan fokusnya pada novel di tangannya, kembali menyelam ke pemikiran-pemikiran yang rumit.
Setelah tigapuluh menit kurang berdiam di kelas dengan suasana yang sepi dan tenang, Lisa melihat sekelilingnya yang benar-benar tidak ada seorangpun selain dirinya, semua anggota kelasnya benar-benar pergi ke perpustakaan.
Sepertinya bukan untuk membaca atau belajar, namun hanya untuk mencari wifi dan tidur. Karena memang, suasana perpustakaan adalah suasana gedung paling nyaman dan sejuk, sangat cocok untuk tidur.
Lisa menguap sebentar, pandangannya menatap jam dinding di depan kelasnya yang menunjukkan pukul satu kurang duapuluh menit. Membuatnya menghela napas pelan, merogoh ke dalam isi tasnya untuk mencari earphone, yang kemudian ia pasang untuk menyumpal kedua telinganya dan menyalakan musik.
Rompi sekolahnya ia lipat dan ia jadikan alas di atas mejanya, tangannya terlipat di atas rompinya lalu kepalanya berada di atas tangan dengan pandangan ke arah kiri.
Karena ia sudah bosan dan tidak dapat fokus membaca, membuatnya suntuk dan akhirnya memilih untuk tidur siang yang dapat menghemat energi nya untuk latihan dance sore nanti.
Belum terhitung sepuluh menit dari Lisa memejamkan matanya, terlihat bahwa perempaun itu sudah terlelap dengan nyamannya di atas mejanya.
+×÷
Jungkook berjalan dalam diamnya sembari memegang kunci Ruang Musik, ia tengah kesal pada teman-temannya karena selalu sibuk dan mengharuskan Jungkook untuk meminjam dan bertanggung jawab atas Ruang Musik.
Maka dari itu, hari ini ia meminjam kunci Ruang Musik lebih awal dibanding hari biasanya, ia akan meminjam saat pulang sekolah namun hari ini ia meminjamnya saat pukul satu siang.
Jungkook pergi ke kantin kejujuran dan membeli Coca Cola kaleng yang terasa segar saat melaju di tenggorokannya.
Ia berjalan melewati kelasnya dan tak sengaja melihat presensi Lisa yang tengah tertidur sendiri di dalam kelas, membuat langkahnya membawa dirinya ke dalam kelas dan mendudukkan dirinya di samping Lisa, tepatnya di samping kiri Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fanfiction- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...