Semenjak Lisa mendapatkan penjelasan yang sebenarnya dan himbauan dari Chae Rin, Lisa sadar bahwa ia memang sedari awal tak dapat terlalu dekat dengan Ian. Terlebih lagi, konteks dekat mereka bukan sebagai teman antara senior dan junior, tetapi lebih dari hal itu.
Namun, ia merasa sedikit sedih setelah mendengar fakta yang sebenarnya dari Chae Rin. Perasaannya jadi campur aduk antara sedih, bersalah dan juga kecewa.
Hal yang ia rasakan, ia tak tahu menahu sebenarnya ke arah mana dan pada siapa perasaan tersebut ditujukan. Apakah dirinya? Chae Rin? Atau... Jungkook?
Ia jadi menghela napas pelan, kehidupan kuliahnya dibuka dengan masalah yang rumit.
Sejak saat itu pula, ia jadi benar-benar menghindar dari Ian tanpa memberikan penjelasan apapun. Sebenarnya memang tak perlu memberikan penjelasan apapun, 'kan? Toh mereka juga hanya sebatas dekat, dan mungkin Ian sendiri pun mengungkapkan rasa suka pada Lisa hanya karena ketertarikan semata, tidak benar-benar bermaksud ke arah yang lebih jauh.
Entah sudah berapa banyak pesan yang ia abaikan, juga ia meminta pada teman-teman kelasnya untuk membantunya menghindar dari Ian jika lelaki itu terlihat akan mencarinya.
Mungkin siklus ini sudah berlangsung selama hampir dua minggu, dan Ian pun sudah jarang memberinya pesan, tak seperti saat awal-awal kemarin.
Sekarang ini, Lisa sehabis dari laboratorium karena ada jadwal praktikum untuk kelasnya. Ia berjalan sendiri menuju ke luar kampus untuk pulang ke kostnya, sebab sudah sore dan ia masih mempunyai banyak tugas yang perlu dikerjakan.
Sebagian besar teman-temannya memilih untuk pergi ke kantin dan mengisi perut mereka, ada pula yang langsung ke tempat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) masing-masing, ada juga yang langsung pulang.
Ponselnya bergetar sebentar, membuat ia merogohnya untuk melihat pesan dari siapa yang masuk ke dalam ponselnya.
Ternyata pesan tersebut dari Jungkook, Lisa dengannya tidak terlalu sering bertukar pesan akhir-akhir ini dikarenakan kondisi yang sama-sama digempur dengan tugas.
Tetapi Lisa akui bahwa sesibuk apapun Jungkook, lelaki itu setidaknya memberitahu bahwa ia akan sibuk atau sedang sibuk, berbeda dengan Lisa yang saat sudah sibuk benar-benar tak dapat mengalihkan perhatiannya dari layar laptop ataupun layar tabletnya.
Kenapa, ya kok Jungkook bisa menyempatkan waktu selama lima sampai sepuluh menit untuk memberitahukan kesibukannya?
Lisa tak habis pikir dengan perilaku lelaki bergigi kelinci itu, namun ia merasa senang diperlakukan seperti itu.
Buktinya, saat ini ia sedang menggerakkan jemarinya dengan cepat pada ponselnya dengan bibir yang menyunggingkan sedikit senyum kecil.
Belum sempat mengirim pesan yang sudah ia ketik, tangannya diputar sampai ia berbalik 180 derajat dan menatap orang yang membuatnya berbalik dengan tatapan kaget, kaget karena ditarik secara tiba-tiba dan juga kaget setelah melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Lagi chatting sama siapa?" Tanya Ian, suaranya sedikit lebih dingin dibandingkan beberapa waktu lalu sebelum Lisa menghindari lelaki tersebut.
Lisa terdiam, sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Ian karena ia berpikir tidak penting untuk memberitahu lelaki itu.
Ian menatap dalam ke mata bulat Lisa, kemudian mengambil ponsel Lisa dan melihat roomchat yang tengah terbuka dan membaca display namenya.
Penboy.
Lisa belum mengganti display name tersebut karena malas dan menurut Lisa nama panggilan tersebut tak perlu diganti juga.
"Why are you being like this all of sudden?" Tanya Ian, intonasi suaranya terdengar lebih pelan, matanya menatap Lisa dengan penuh tanya dan kebingungan.
Lisa masih enggan membuka suaranya untuk menejelaskan hal yang sudah sebenarnya terjadi dua minggu lalu, ia hanya membalas tatapan Ian dengan tatapan rumit yang tak dapat diartikan.
"Just don't... Abandon me." ujar Ian, suaranya terdengar lirih dan sangat pelan, bahkan ia membuang wajahnya ke arah lain agar tidak saling tatap dengan Lisa barusan.
Lisa menatap Ian yang tidak menatapnya dengan wajah tanpa ekspersi, "Lo udah punya pacar, Kak. I don't want to be with you like a trash." ungkap Lisa, mampu membuat Ian kembali menoleh dan menatapnya dengan mata melebar.
Lisa segera melepaskan genggaman tangan Ian pada pergelangan tangannya, ia merebut kembali ponselnya yang masih ada pada tangan Ian yang lain, lalu segera berbalik dan berjalan menuju ke kostannya.
"If you like me too, just say that you like me Lisa!" ujar Ian dengan suara yang keras.
Lisa tidak perduli, seolah tidak mendengar ucapan Ian yang jelas-jelas ditujukan padanya.
Merasa Lisa benar-benar akan menjauh darinya, Ian segera mengejar Lisa dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah Lisa yang cepat.
"Confess kemaren nggak lo jawab, apa itu kurang buat ngasih tau lo kalo gue suka sama lo?" Tanya Ian, terdengar frustasi.
Lisa memberhentikan langkahnya tepat di depan gerbang kampus, ia menatap Ian dengan tatapan nyalang karena marah. "Lo punya cewek dan lo confess ke orang laen, pikirin perasaan cewek lo dong, Kak! Kalo lo mau mulai lembaran baru sama orang yang beda, lo harusnya selesein dulu, Kak! Gak gini caranya." jelas Lisa dengan kesal, namun ia tak berhak memberi sumpah serapahnya pada Ian.
Ian menatap Lisa dengan tatapan nanar, "Chae Rin?" Tanya Ian, mendengar pertanyaan Ian membuat Lisa terdiam dan menutup mulutnya rapat-rapat.
"Hubungan gue sama dia udah gak baik-baik aja dari lima bulan lalu, gue butuh atensi lebih tapi dia nggak pernah ngasih gue hal itu. Kenapa posisinya harus selalu gue yang ngertiin?" Lanjut Ian, kali ini tatapannya berubah menjadi sendu, bahkan suaranya terdengar dengan intonasi pelan yang memilukan.
Lisa dibuat terdiam karena ungkapan singkat dari Ian, ia merasa bahwa ia tidak tahu menahu mengenai Ian dan Chae Rin, ia juga tidak dapat sepenuhnya menyalahkan Ian ataupun Chae Rin.
Namun kenapa posisinya seolah-olah ia berada diantara kedua orang yang tidak menyelesaikan masalah mereka secara pribadi? Kenapa Lisa harus dibawa-bawa untuk masalah ini?
Jadi, cerita siapa yang harus Lisa percaya?
Side Story: College's Life to be continue...
(Un)comfortable Things, is You. Chapter 08 (35,08 Attention ‼️) completed.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fanfic- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...