Hari ini adalah hari senin, semuanya sudah kembali normal dari acara besar-besaran kemarin. Saat upacara tadi pagi, pihak panitia SHS's story memberikan pengumuman mengenai kelas-kelas yang menjadi juara di perlombaan akademik maupun non-akademik, juga untuk bazaar dan pentas seni yang masuk kategori lima terbaik mendapatkan hadiah.
Walaupun SHS's story ke enampuluh satu sudah benar-benar berakhir, namun suasana meriahnya masih terasa. Dimana semua orang seolah menghilangkan beban pikiran serta penat yang dialami, dan menikmati semua penampilan yang dibawakan di depan mereka saat itu.
Ah, acara yang meriah seperti ini harus kembali disukseskan untuk tahun depan dan tahun-tahun berikutnya. Karena sepertinya menjadi hiburan tersendiri untuk baik dari murid dan alumi SHS, serta orang lain.
Tetapi ada satu hal yang terjadi saat benar-benar berada di pertengahan konser, keadaan bising dan penuh dengan manusia, Lisa—perempuan berambut sebahu itu—mendapatkan pengakuan dari seseorang yang ia kenal.
Tentu saja ia sedikit terkejut, terlebih lagi mengetahui siapa yang memberikannya pengakuan.
Kala itu, posisinya Lisa tengah di pojok lapangan bersama dengan teman-temannya yang sudah lama tak bertemu, yaitu Jennie, Jisoo dan juga Rose. Teman kelasnya berada sedikit lebih depan dibandingkan dengannya, Bambam bergabung juga dengan teman-temannya yang sebagian sudah menjadi alumni SHS.
Lisa ingat jelas, saat Pamungkas tengah menyanyikan lagunya yang berjudul I Love You But I'm Letting Go pada lirik,
Little did I know, love is easy
But why was it so hard?
It was like never enough
I gave you all still you want moreBahunya ditepuk pelan dari arah belakangnya, membuat ia menoleh dan mendapati lelaki berkulit putih yang sudah berada tepat di belakangnya kala itu.
Lelaki itu sendiri, seolah tidak ada siapa-siapa di sampingnya yang Lisa kenal, membuat Lisa menatapnya dengan tatapan tanya seraya mengeluarkan suaranya dengan sedikit keras. "Kenapa? Lo tersesat?" Tanya Lisa dengan nada gurau.
Namun, lelaki yang menjadi lawan bicaranya sama sekali tidak menghiraukan gurauan Lisa, yang Lisa lihat malah wajah lelaki itu yang sangat serius sore itu.
Dengan tiba-tiba lelaki itu mendekat ke arah Lisa dan sedikit membungkuk untuk mensejajarkan mulutnya dengan telinga Lisa, lalu berucap dengan suara pelan yang terdengar jelas oleh Lisa.
"Lisa, gue mau ngomong tentang sesuatu. Maaf, tapi gue gak bisa lupa sama rasa gue ke lo. Gue suka sama lo, gue cuma mau lo tau kalo gue masih ada rasa sama lo walaupun keadannya kayak gini. Mau sejauh apapun, mau sampe manapun gue ngelak, hati gue tetep ada di lo, Lis. Setelah ini, gue harap lo bisa ngobrol biasa ke gue. Gue pengen lo cuma denger ini dan selanjutnya lo lupain semuanya seakan gue gak pernah bilang gini, tapi di sisi lain gue pengen lo terus inget sama pengakuan gue. Lo bisa claim gue egois, tapi gue jujur tentang ini. Gue pergi." Ucap lelaki berkulit putih itu yang setelahnya langsung pergi ke barisan belakang tanpa menunggu respon dari Lisa terlebih dahulu.
Lisa yang mendengar pengakuan dari lelaki itu sontak mematung di tempatnya untuk beberapa detik karena merasa terkejut dan tidak membayangkan akan mendapatkan pengakuan yang detail di tengah konser seperti ini, apalagi lagunya terdengar sangat mendukung.
Atau mungkin... Sudah direncanakan? Entahlah.
Jiwa Lisa seolah kembali pada dunianya setelah mendengar panggilan dari Rose yang tentu saja tahu apa yang sudah terjadi pada Lisa barusan.
"Dia beneran confess ke lo ya kayaknya?" Tanya Rose dengan suara sedikit kencang dikarenakan suara bising disekitar mereka.
Lisa yang sejenak tidak mendengar apapun seolah ia berada di tempat yang sunyi, sekarang kembali dapat mendengar bisingnya dari sekitarnya. Ia menoleh ke arah Rose yang bertanya, menganggukkan pelan kepalanya. "Lo tau 'kan—" Ucapan Lisa dipotong oleh Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fanfic- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...