Suasana kelas 12 IPA 5 sedikit ramai lantaran guru fisika mereka mengajak semua anggota kelas IPA 5 untuk menjawab soal bersama dan membahasnya bersama.
Seperti saat ini, Donghyuk tengah maju ke depan kelas sembari menuliskan jawaban penyelesaian dari sebuah soal mengenai materi inti atom. Setelah selesai menulis jawaban, maka ia harus menjelaskannya kepada semua teman kelasnya bagaimana ia mendapatkan jawaban dan hasil akhir seperti itu, dibukanya sesi diskusi jikalau ada yang masih tidak mengerti atau bahkan melakukan cara yang sama namun memiliki hasil akhir yang berbeda.
Riuhnya suasana kelas itu tak mampu membuat Jungkook mengalihkan perhatian dan pikirannya saat ini, bukannya terfokus pada pelajaran tetapi pikirannya berkelana ke luar kelas.
Lelaki bergigi kelinci itu tak dapat menyembunyikan ekspresi cemas nan khawatirnya yang terpampang jelas dari wajahnya bahwa ia mengharapkan agar bel istirahat kedua segera berbunyi.
Tepat setelah beberapa menit bel masuk berbunyi tadi, Jungkook mendapatkan pesan singkat yang mampu membuatnya cemas tak karuan sampai-sampai fokusnya hilang entah kemana.
Entahlah, padahal kalau dipikir dengan logika, Jungkook sendiri tak punya hubungan apapun lantas mengapa ia harus merasakan hal seperti saat ini? Yang dirinya dilanda oleh kekhawatiran.
Pikirannya semakin berkecamuk, tangannya mulai bergerak gelisah karena tak sabar untuk segera keluar dari ruangan kelas.
Sebenarnya ia bisa saja meminta izin untuk keluar dari kelas sekarang dengan alasan pergi ke toilet, namun orang yang hendak ia temui menolak untuk bertemu pada jam pelajaran dan memilih nanti saja saat waktunya istirahat. Bahkan saat sudah dipaksa beberapa kalipun hasil akhirnya tetap sama.
Suara bel yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi keras ke seluruh penjuru sekolah, membuat Jungkook terdiam sebentar menunggu guru fisika mereka keluar dari kelas.
Setelah guru fisika mereka keluar dari ruangan kelas, ia segera membawa jaketnya yang berwarna hitam sembari berlari menuju keluar kelas. Ia sama sekali tidak berucap apapun pada teman-temannya yang sempat bertanya kenapa Jungkook begitu terburu-buru.
Kali ini fokusnya hanya satu, untuk menjangkau orang tersebut.
Jungkook sampai pada pintu kelas 12 IPS 1, matanya mencari-cari sosok perempuan tinggi yang mempunyai senyuman manis.
Saat netra kopinya menangkap sosok perempuan yang ia cari, ia segera memanggilnya untuk keluar sebentar dan menemuinya saat ini.
Ya, perempuan itu Tzuyu. Perempuan yang mengirimkan Jungkook pesan singkat tapi mampu membuat Jungkook cemas tak karuan selama dua jam pelajaran fisika.
Pesannya hanya seperti ini,
(roomchat — Tzuyu)
Tzuyu: Jung, bawa jaket gak? Kalo bawa gue boleh pinjem sampe pulang sekolah? Anak kelas gak ada yang bawa hari ini
Jeka: lo kenapa?
Tzuyu: Biasa masalah perempuan, tembus, hehe
Jeka: bawa, mau gue anterin kesana sekarang?
Tzuyu: Istirahat aja
Hanya pesan seperti itu, Jungkook pun tidak mengerti dengan dirinya sendiri.
Tzuyu berjalan pelan keluar kelas sembari tersenyum tipis melihat Jungkook berdiri di depan pintu kelas perempuan itu.
Jungkook segera menyodorkan jaketnya ke hadapan Tzuyu, "Nih cepet lo pake. Ada yang sakit, gak? Perut lo sakit, gak? Puyeng? Apa kurang enak gitu?" Tanyanya dengan beberapa pertanyaan sekaligus yang mampu membuat semburat merah kecil di pipi Tzuyu tertangkap oleh matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Crush! [Local AU] | END ✓
Fanfic- "Dih, Wibu!" -Jungkook. "Brisik lo, Penboy." -Lisa. - Tentang Lisa, si cewek yang dunianya dipenuhi oleh lelaki dua dimensi, terjebak oleh masa lalunya sendiri. Juga tentang Jungkook, lelaki bergigi kelinci yang selalu saja mengibarkan bendera pe...