<flashdandelion>
.
.
.
Alva serasa melihat acara piknik saat ia turun untuk mengambil air minum.Maria, Jaya serta Jian sedang duduk di atas karpet yang digelar di teras yang menghadap taman belakang rumah. Disitu rupanya pacar manisnya melarikan diri.
Ada cobek berisi sambal rujak dan satu piring besar berisi berbagai macam buah-buahan. Tidak perlu ditebak lagi, Alva sudah tau kalau itu pasti keinginan ibu tirinya.
Maria dan Jian tampak tertawa karena candaan Jaya. Alva melirik perut perempuan itu yang mulai terlihat membesar.
Akhir-akhir ini Rahardian lebih sering berada di kantor, itu membuat Maria sedikit kesal dan berakhir ayahnya menyuruh Karin menginap di rumah untuk menemani Maria.
Alva sama sekali tidak ambil pusing selama tidak ada yang mengganggu waktunya dengan Jian.
"Aden! Sini makan rujak." Jaya berteriak mengacungkan buah nanas. Alva menggeleng sambil menenggak habis segelas air putih.
"Payah! Masa dari dulu takut makan sambal." Alva melotot mendengarnya. Sialan! Mulut Jaya ember sekali.
"Gue nggak takut!"
Alva berjalan cepat menuju tiga orang itu. Ia mengambil potongan jambu air dan mencoleknya dengan sambal rujak yang cukup banyak.
Ia melirik Jian sebelum memasukkan buah berbalut sambal itu kedalam mulutnya. Harga dirinya sebagai seorang seme tidak boleh jatuh hanya karena sambal!
"Uhukk! Uhukk!" Ia tersedak. Rasa pedas serta panas langsung menyerang tenggorokannya.
Jaya tertawa jahat melihat majikannya sengsara. Dari dulu Alva memang tidak pernah suka dengan makanan pedas terutama sambal.
"Mas Alva ndak papa?" Jian segera menyusul Alva saat melihat cowok itu kembali meneguk air dengan tergesa-gesa.
Tangannya membuka pintu kulkas dan mencari coklat yang sempat ia simpan kemarin. Setelah mendapatkannya Jian segera menyodorkan coklat itu pada Alva.
Di tempat duduknya, Maria tersenyum melihat betapa perhatiannya Jian pada Alva. Anak tirinya itu tidak salah memilih pacar.
"Makan ini Mas biar pedasnya hilang." Alva memasang wajah datar. Rasa pedas perlahan mulai menghilang dari mulutnya.
"Mas Alva?"
Jian meneguk ludahnya saat melihat mata tajam cowok tinggi di depannya. Apakah ia baru saja melakukan kesalahan?
Beberapa saat kemudian Jian reflek melingkarkan kedua tangannya pada leher Alva saat cowok itu tanpa aba-aba meraih kedua pahanya dan membuatnya berada dalam gendongan Alva. Tubuhnya di dudukan dengan kasar di atas meja makan.
"Siapa yang nyuruh lo keluar dari kamar?"
Alva memiringkan kepalanya memberi jeda sebelum wajahnya mendekat untuk melumat bibir tipis menggoda itu dengan kasar.
Lidahnya melesak masuk ke dalam mulut Jian, menjilat dan mencecap apapun yang bisa di gapai lidahnya hingga membuat tubuh dalam pelukannya mengeluh kehabisan nafas.
Masih dengan wajah datarnya, Alva mengangkat tubuh Jian layaknya karung beras. Jaya menatap dua orang itu dengan bola mata yang hampir menggelinding keluar.
Ya Tuhan! Mata sucinya sudah ternodai oleh perilaku majikannya.
"Mas Alva ngapain?! Turunin Jian!" Ia meronta dipundak Alva, namun tak disangka pacarnya itu malah dengan santai meremas pantatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Подростковая литература[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!