30. | You Wanna Play?

1.1K 73 3
                                    

Flashdandelion
.
.
.

Dua minggu berlalu dengan cepat. Sore menjelang malam ini gerbang rumah Maria terbuka. Jian menggeret dua kantong plastik hitam berisi sampah keluar rumah.

Perlu berjalan beberapa meter untuk meletakkan sampah yang ia bawa di sebuah tong besar. Nantinya tiap tiga hari sekali akan ada truk pengangkut sampah yang biasa mengambilnya.

Jian menggosok kedua tangannya begitu merasakan udara semakin dingin. Sedingin suasana rumah majikannya belakangan ini.

Siapa yang menyangka kalau Rahardian baru menampakkan diri beberapa hari setelah mendapat kabar tentang kejadian yang Maria alami.

"Kak Jian!"

Suara panggilan itu membuat Jian menoleh. Anak kecil berusia enam tahun berlari menghampirinya. Ara, nama gadis kecil itu, langsung memeluk Jian dan tersenyum lebar.

"Ara ngapain sendirian di luar? Udah mau malem loh." ujarnya sambil mengelus rambut anak itu.

Bibir Ara mengerucut lucu. "Ara kan nungguin kak Jian lewat. Nih lihat Ara punya apa!"

Gadis kecil itu merogoh kantong celananya. Dengan sumringah ia menunjukkan dua permen berbentuk kepala panda pada Jian.

"Satu buat kak Jian hehe." senyuman masih belum hilang dari bibirnya.

Tingkah anak kecil memang selalu terlihat lucu. Jian menerima permen itu dan mencubit pipi Ara gemas.

Ara adalah anak tetangga majikannya. Rumahnya tak jauh dari rumah Maria. Setiap keluar untuk membuang sampah, Ara pasti selalu menunggu Jian didepan rumahnya.

"Kak Jian suka?" tanyanya dengan mata berbinar.

Jian langsung mengangguk. "Tapi lain kali Ara ndak boleh keluar rumah sendirian, ya? Apalagi menjelang malam begini." ia coba memberi pengertian.

"Janji?"

"Janji." Ara mengangguk semangat.

Mereka berdua saling menautkan jari kelingking kemudian tertawa bersama.

"Kenapa belum masuk kedalam?"

Tak perlu menebak, sudah jelas siapa pemilik suara itu. Alva muncul dari balik punggung Jian.

Tadi ia berniat menutup gerbang setelah mengambil sesuatu dari mobilnya. Namun, ia melihat Jian dengan seorang anak kecil dipinggir jalan.

Ara bersembunyi dibalik tubuh Jian saat melihat Alva yang berdiri menjulang tinggi didepannya.

"Dia siapa, Kak?" kepalanya mengintip dari balik tubuh Jian.

"Oh itu namanya kak Alva. Ayo kenalan dulu, kak Alva itu tetangganya Ara loh. Itu rumahnya disebelah sana." Jian menunjuk rumah pertama setelah perempatan jalan.

Ara meremas ujung kaos Jian lalu menggeleng. "Nggak mau! Ara takut. Kakak itu mukanya nyeremin."

Duh! kalau Ara bukan anak kecil pasti sudah kena tonjok tangan Alva. Tapi, mulut anak kecil kan memang selalu jujur.

[BL] Make You Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang