<flashdandelion>
.
.
.
"Udah dulu ya Bude, nanti Jian telfon lagi."
Panggilan video selama lima belas menit itu Jian tutup dengan sebuah senyuman. Ia kemudian beranjak dari sofa untuk mencari remote AC.
Tiga puluh menit berada di sana mampu membuat tubuhnya bergetar karena suhu ruangan yang cukup dingin. Jian mendesah saat tak menemukan benda yang ia cari.
Jika saja tadi ia membawa jaket atau apapun untuk membungkus kedua bahunya yang terbuka, mungkin tak akan sedingin ini.
Jam menunjukkan hampir pukul sembilan. Sebentar lagi acara dimulai, Jian kembali memperhatikan penampilannya. Ia memakai gaun dari bahan tulle berwarna peach sebatas lutut dengan lengan panjang dari bahan yang sama.
Sebenarnya ia sedikit tidak nyaman karena gaun itu memperlihatkan kedua bahu dan sebagian punggungnya.
Tapi apa boleh buat, ia sudah berjanji untuk membantu Maria. Ia akan langsung berganti pakaian begitu acaranya selesai.
Ceklek
Jian menoleh begitu pintu terbuka. Seorang cowok tersenyum padanya. "Lo Jian kan?" tanya cowok itu ramah.
Ia jawab dengan anggukan. Satu pertanyaan muncul di kepalanya. Darimana cowok itu tau namanya?
Cowok itu duduk disampingnya dan mengulurkan tangan. "Gue Daren. Diluar rame banget makanya gue kesini." cowok bernama Daren itu menjatuhkan punggungnya ke sofa.
"Mas tamu disini?" tanya Jian. Ia sedikit heran kenapa cowok itu bisa masuk kesini.
Maria bilang kalau ia tidak mengijinkan siapapun masuk ruangan itu selain dirinya dan Jian.
"Bisa dibilang begitu. Bokap maksa gue buat dateng dan ngasih ucapan selamat langsung ke kak Maria. Gue adiknya." jawabnya menjelaskan.
Jian menganggukkan kepalanya mengerti. Ia baru menyadari kalau wajah mereka terlihat mirip. Daren tersenyum tipis melihat Jian yang terlihat sangat cocok memakai gaun itu.
Ternyata benar apa kata Maria, ia bisa saja mengenali Jian sebagai cewek jika kakaknya itu tak memberi tahu sebelumnya. Seumur hidupnya baru kali ini ada cowok yang menarik perhatiannya. He's so beautiful.
"Lo kedinginan?" tanyanya saat melihat Jian terus menggosokkan kedua tangannya. Daren langsung melepaskan jas miliknya. "Pakai jas gue."
"Eh... ndak usah." Jian menolak halus namun Daren tetap memakaikan jas itu pada tubuhnya.
Daren memperhatikan sekitarnya. Jian yang tau maksud cowok itu langsung membuka mulut. "Jian udah nyari remotenya tapi ndak ketemu."
"Tunggu disini sebentar." ucapnya sebelum beranjak pergi.
Punggung Daren menghilang dibalik pintu. Jian menghela nafas melihat jas biru tua yang ada ditubuhnya.
Cowok manis itu merasa tidak enak sudah merepotkan orang yang baru ia kenal. Maria juga sudah begitu baik dengan memberikan gaji yang terlalu banyak padanya bulan ini.
Ia berencana menggunakan uang hasil kerjanya itu untuk melunasi hutang ayahnya. Beruntung hal yang seharusnya tidak menjadi bebannya itu akan segera berakhir karena bantuan Maria.
Setelah ini Jian akan kembali bekerja dengan giat dan membelikan sesuatu untuk Budenya. Jian berharap kedepannya ia bisa menyimpan uang hasil kerja kerasnya untuk keperluan Budenya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Genç Kurgu[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!