Flashdandelion
.
.
.Dito akhirnya melihat Alva keluar dari rumah setelah sepuluh menit menunggu di luar gerbang. Hari minggu ini mereka berencana mengerjakan tugas bersama. Alva sebenarnya ogah hanya saja Dito memaksa untuk mengerjakan bersama dengan dalih ia tak paham materinya.
Ini juga pertama kalinya Dito berkunjung ke rumah Alva. Biasanya hanya lewat saat berangkat ke sekolah.
"Lama banget bukanya. Sampeyan baru bangun nih pasti!" serunya ketika gerbang sudah terbuka.
Alva yang pagi ini memakai sweater hitam dan celana training putih menatap wajah Dito dengan malas. Jelas-jelas semalam ia bilang jam delapan tapi Dito malah datang satu jam lebih awal. Lihat saja, kabut bahkan masih terlihat menyelimuti dan menciptakan hawa dingin.
"Semalem kan gue bilang jam delapan."
"Ya sekalian ngantar bapak ke ladang." balas Dito sambil mendorong motornya masuk.
Rumah Alva adalah rumah pertama dari perempatan jalan menuju desa kecil di bawah lembah sana. Ada sekitar sebelas rumah termasuk rumah Alva sebelum kemudian diisi dengan hamparan perkebunan jeruk disepanjang jalan ke rumah Dito.
Setelah memarkirkan motornya, Dito mengikuti langkah Alva kedalam rumah. Ia melewati ruang tamu yang cukup besar kemudian melewati dua anak tangga hingga sampai di ruang tengah dengan deretan sofa lebih banyak dari ruang tamu tadi. Hanya dengan melihatnya Dito yakin itu barang mahal.
Ia bisa melihat dua kamar disamping ruang tengah dan satu rak buku besar melekat di sepanjang dinding tepat dibawah tangga menuju lantai atas. Dito bergumam kagum sampai tak menyadari kehadiran Maria yang tengah menikmati sarapan.
"Itu temanmu?" Maria bertanya saat melihat Alva masuk diikuti oleh cowok seumurannya.
Dito buru-buru membungkuk sopan. "Iya, Bu. Saya Dito, best friend nya Alva hehehe."
Maria tersenyum ramah. "Kenapa tidak bilang kalau temanmu mau datang? Biar ibu bisa siapkan camilan untuk kalian."
Dito melongo melihat Alva yang tak menggubris perkataan ibunya. Cowok itu tetap berjalan menaiki tangga. Maria mencoba tetap tersenyum.
"Dito sudah sarapan?"
"Sudah dong, Bu." Ia menjawab dengan senyuman lebar. Subuh tadi ibunya memang memasak banyak untuk bekal bapaknya di ladang sampai sore nanti.
"Kalau gitu kamu naik aja ke kamar Alva. Nanti ibu bawakan camilan dan minuman ke atas." ucap Maria sebelum kembali melanjutkan sarapannya.
****
"Waah! Bagus banget kalau dilihat dari sini pemandangannya."
Begitu sampai di kamar Alva, Dito asyik menikmati pemandangan hamparan kebun jeruk dan rumah rumah warga di bawah lembah yang terlihat menakjubkan dari balkon tempatnya berdiri. Rumah Alva memang satu-satunya yang berlantai dua sehingga dari atas sini bisa terlihat pemandangan dari segala penjuru arah.
"Tapi rumah saya nggak keliatan dari sini." Dito menyipitkan matanya.
Alva menggeleng melihat kelakuan temannya. Ia menghabiskan sisa jus alpukat di gelas yang sempat ia buat sendiri tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Novela Juvenil[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!