Flashdandelion
.
.
.Oke, Jian tak mau merasa terlalu percaya diri saat ini. Tapi, kenapa ia merasa kalau Alva sering sekali menatapnya intens.
Seperti sekarang contohnya, ia duduk berjauhan dari cowok tinggi itu, namun rasanya gugup sekali karena mata Alva selalu berlari padanya. Tatapan mata itu seolah ingin menelanjanginya.
"M-mas Alva kenapa lihatnya kesini terus?"
"Nggak boleh?" Alva mengangkat satu alisnya.
Jian menggigit bibir bawahnya gugup. "Bukan begitu. Katanya tadi mau ngerjain soal, tapi kenapa liatin Jian terus?"
Laptop Alva sudah menyala dari tadi dengan beberapa lembar soal disampingnya. Sedangkan Jian melipat bajunya yang sempat ia ambil dari bawah.
Mata Jian adalah salah satu hal yang tak pernah bosan Alva perhatikan. Ia jatuh cinta setiap kedua bola mata itu bergerak, berkedip indah, memberikan tatapan yang mampu membuat jantungnya berdegup kencang.
Seumur hidupnya Alva hanya merasakan tatapan seindah itu dari dua orang. Ibunya dan Jian.
Dan ketika mata mereka beradu, kaki Alva bergerak mendekati Jian. Ia duduk menyamping menghadap cowok kecil itu. Tubuh Jian yang hanya sebatas dadanya membuat Alva selalu ingin mendekapnya erat.
"Kenapa? Capek ya, Mas?" tanyanya saat kepala Alva terjatuh di pundaknya.
Alva mengangguk. "Capek liat lo yang manis tiap hari."
"Jangan bercanda ih!" ia memukul lengan Alva. Cowok itu selalu saja berhasil membuatnya bersemu.
"Gue serius."
Hal lain yang Alva suka adalah aroma tubuh Jian. Manis sekaligus menggairahkan.
Membuatnya ingin mencium, mencecap, menghisap, memasuki, dan stop it! Kotor sekali isi otaknya ini.
"Mas Alva suka gombal jangan-jangan mantannya banyak, ya?"
Kepala Alva terangkat. "Dulu gue nggak ada waktu buat pacaran, Jian."
"Cuma sibuk menghabiskan waktu sama ibu gue. Sisanya melukis."
Jian mengangguk lucu mendengar kata-kata Alva. Berbanding terbalik dengan dirinya yang dari dulu sudah sibuk bekerja dan sesekali bermain dengan teman-temannya di desa.
"Lo pacar pertama gue, Jian dan bisa dipastikan juga jadi yang terakhir." Alva berucap di telinga Jian.
Ia tersenyum kala melihat ekspresi yang Jian tunjukkan. "Nggak usah ditahan kalau mau senyum."
Tangan Jian langsung mendorong tubuh Alva. "Udah ah! Jian mau taruh baju dulu."
Ia harus segera menghindar sebelum Alva sadar jika jantungnya sedang menggila.
"Eh Jian mau taruh baju sebentar, Mas. Bangun dulu... ini Mas Alva berat tau!"
Tampaknya Alva sedang dalam mode manja. Semoga Jian kuat menghadapi bayi besarnya.
****
"Bukannya dia itu anak tiri kakak lo, kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/237056980-288-k536734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Roman pour Adolescents[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!