flashdandelion
.
.
.Sepertinya pilihan untuk pulang lebih cepat adalah sebuah kesalahan besar. Alva tidak pernah menduga akan mendapat sambutan semacam ini saat ia sampai dirumah.
Sesuatu yang baru didengarnya itu tak ayal membuat Alva seketika merasa hancur.
Kinan tidak pernah menyinggung hal ini dihadapannya. Ibunya itu terlalu hebat untuk menyembunyikan hal ini selama bertahun-tahun darinya.
Tangannya terkepal erat. Sesuatu yang tajam telah menusuk dadanya.
Apa ada hal lain yang belum ia tahu tentang masa lalu hidup Ibunya?
Tentang menderitanya hidup Kinan dan bagaimana bisa perempuan itu masih mampu tersenyum seolah ia baik-baik saja.
Mengetahui keberadaan Alva di belakangnya membuat Rahardian dengan segera melepaskan Maria lalu berjalan mendekat. Alva tidak boleh salah paham.
"Ayah bisa menjelaskannya ini hanya...."
Bugh!
"Perempuan yang kau sebut cacat itu adalah Ibuku!"
Tubuh Rahardian terhuyung kebelakang saat Alva memukul rahangnya dengan keras. Maria menjerit kemudian memeluk tubuh suaminya. Ia tidak menyangka Alva akan melakukan ini.
Rahardian meringis begitu mendapati sudut bibirnya berdarah. Tapi, sepertinya itu tidak membuat Alva kasihan, cowok tinggi itu kembali mendekati Rahardian. Berniat kembali memberikan pukulan.
"Katakan sekali lagi." ucapnya tajam. Tangannya menarik kasar baju Rahardian.
Jaya yang ikut melihat kejadian itu langsung menarik Maria, menjauhkannya dari kedua orang itu. Ia terlalu takut untuk menghentikan Alva.
"KATAKAN SEKALI LAGI KALAU KAU TIDAK PERNAH MENCINTAI IBUKU!"
Bugh!
Kali ini perut Rahardian menjadi sasarannya. Alva menendangnya cukup kuat membuat Rahardian terjatuh kesakitan.
Maria menangis histeris begitu juga dengan Larasati. Hal yang selama ini ia tutup rapat-rapat sudah membuat Alva begitu kacau. Kilatan marah bercampur benci tampak jelas dimata Alva.
Cowok itu semakin marah saat Rahardian hanya diam tak melawan. Seolah semua yang ia dengar adalah sebuah kebenaran.
Tubuh Rahardian dipaksa berdiri. Ia meringis lagi, tendangan anaknya tidak main-main. Alva menatapnya penuh amarah dan satu pukulan kembali menghantam wajahnya.
"Itu untukmu yang sudah berani membawa perempuan lain kedalam rumah!"
Bugh!
"Itu untukmu yang sudah berani menghancurkan hidupnya bahkan saat dia terus berfikir bagaimana caranya membuatmu bahagia, sialan!"
Rahardian memejamkan matanya. Istrinya terus berteriak menyuruh Alva untuk berhenti. Rasanya ia akan pingsan kalau saja teriakan dari Ayahnya tak berhasil menghentikan kemarahan Alva.
"Alva hentikan! Sudah cukup, Nak!"
Wira dengan sedikit berlari menahan tangan cucunya agar berhenti memukul wajah Rahardian.
Emosi Ayah dan anak ini benar-benar mirip. Ia seperti tengah melihat Rahardian saat masih muda dulu.
"Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan menggunakan otot, Nak!" suami Larasati itu menarik tubuh Alva untuk menjauh dari Rahardian.
"Aku hanya ingin memberi tahu kalau perempuan yang ia sebut cacat tadi jauh lebih banyak merasakan sakit daripada ini."
Tentu saja apa yang Rahardian rasakan sekarang juga tidak ada apa-apanya ketimbang rasa kecewa yang Alva rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Teen Fiction[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!