flashdandelion
.
.
.Hal pertama yang Jian lihat saat matanya terbuka adalah sebuah lukisan perempuan yang tengah tersenyum lebar. Ada bunga lily berwarna putih yang terselip di telinga kirinya.
Jian mengamati wajah perempuan itu, saat tiba pada matanya entah kenapa ia merasa seperti tengah menatap mata seseorang.
Kedua mata itu mengingatkannya pada Alva. Air mata mulai menggenang dipelupuk matanya hingga sedetik kemudian ia meringis saat tak sengaja menggerakan kakinya. Rasanya begitu nyeri.
Jian memiringkan badan, satu tangannya ia gunakan sebagai tumpuan untuk bisa bangun. Setelah berhasil duduk ia baru sadar kalau kedua kakinya tak terbungkus apapun.
Alva pasti langsung meninggalkanya begitu saja setelah menyetubuhinya dengan kasar semalam. Begitu pikir Jian. Ia mencoba untuk bangkit berdiri. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi, tenggorokannya juga terasa sangat kering.
Dengan susah payah Jian berjalan mengambil celananya yang tergeletak di lantai kemudian memakainya perlahan.
Tidak ada tanda-tanda kehadiran Alva saat kaki Jian sampai di dapur apartemen ini.
Cowok kecil itu bernafas lega, setidaknya tidak ada seseorang yang akan membuatnya menangis lagi seperti semalam.
Tangannya membuka pintu kulkas, mencari sesuatu yang bisa membasahi tenggorokannya. Sayangnya alat pendingin itu hanya berisi beberapa kaleng soda dan dua buah apel yang tampak tak segar lagi.
Jian mendesah kecewa. Terpaksa ia mengambil jenis minuman yang tidak ia sukai itu dan meneguknya.
"Ugh... rasanya aneh." dahinya mengernyit. Rasanya ingin memutahkan kembali cairan yang terlanjur ia minum itu.
Namun, suara pintu yang terbuka berhasil mengalihkan perhatian Jian dari posisinya. Bak pencuri yang takut ketahuan, cowok kecil itu mengedarkan pandangannya waspada.
"Mas Jaya?"
Jian lagi-lagi menghela nafas lega saat mengetahui bahwa yang muncul bukanlah Alva. Jian tidak ingin kembali menatap mata tajam cowok itu.
Belum, ia belum siap melakukannya.
"KAMU KENAPA DEK?!" Jaya sontak menjatuhkan dua kantong plastik di tangannya begitu melihat kondisi Jian.
Cowok yang belasan tahun lebih muda darinya itu terlihat memprihatinkan.
Mata indah yang biasa berbinar ceria itu tampak merah dan sembab, bibirnya juga tidak kalah merah dan sedikit bengkak, namun yang membuatnya syok adalah leher cowok itu yang hampir dipenuhi tanda ungu dan bekas gigitan. Jaya menatapnya ngeri.
"Hiks... Mas Jaya." Jian mulai terisak. Mendengar pertanyaan Jaya membuatnya kembali teringat kejadian semalam.
Jaya menuntunnya perlahan untuk duduk di sofa. Jian langsung memeluk Jaya begitu cowok yang lebih tua itu ikut duduk di sampingnya.
Hal itu membuat Jaya semakin prihatin. Diusapnya punggung kecil itu dengan pelan, berusaha menenangkan Jian yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
"Kamu pasti belum sarapan kan, Dek?" ujarnya yang dibalas gelengan kepala.
"Mas Jaya tadi beli bubur. Kamu sarapan dulu ya, sebentar mas Jaya siapin."
![](https://img.wattpad.com/cover/237056980-288-k536734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Dla nastolatków[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!